Vino mencoba menyusuri ranjang dengan tangannya. Biasanya ada sesuatu yang menimpa lengannya, guling hidupnya.
Tapi entah kenapa pagi ini, yang di maksud hilang tanpa suara. "Ra" serunya mengisi keheningan rumah.
Hening.
Vino berjalan gontai keluar kamar, mendapati Sarah bercengkrama dengan ibu-ibu komplek.
Vino turun, menuangkan susu coklatnya sendiri. Menghidupkan televisi, dan menjatuhkan diri di sofa sambil menunggu Sarah pulang.
"PAGI MAS!" sapa Sarah melihat suaminya sudah nangkring dengan segelas susu ditangan.
"Udah buat sarapan?" Tanya Sarah membuka sepatu kets yang ia kenakan.
"Gak, cuman minum susu"
"Oh, good. Tadi gue jalan santai ke depan, lihat ada lontong tahu. Jadi menu sarapannya lontong tahu" terang Sarah melewati Vino yang setia melihatnya.
"Kok diam aja? Kenapa?" Sarah menduduki dirinya disamping Vino dan memberi piring sarapan bersama lontong tahu di dalamnya.
"Aneh aja, bangun pagi gak ada lo. Tumben bangun duluan" terang Vino mulai melahap sarapannya.
"Aduh, Haha. Sori-sori, tadi mau cari udara segar, eh malah ada ibu-ibu di depan. Nyariin, ya?" Sarah mengusap pelan rambut Vino tanda permintaan maaf.
"Iyalah, masa gak nyariin"
"Makan-makan. Dibeli pakai cinta itu" canda Sarah.
"Cuih" balas Vino sewot. "Lain kali jangan gitu lagi, ya" peringat Vino.
"Iya-iya bayik! Maaf, ya?"
Vino mengangguk ringan. Sarah tersenyum "Oke, good boy" ucapnya kembali mengusap kepala Vino.
Sarah lekas mandi, langsung menduduki diri di ruang keluarga dengan laptop, tablet, dan beberapa kertas dan buku yang tak Vino mengerti.
"Maaf banget, ya. Weekend ini gue harus sibuk nugas" Sarah melihat Vino sudah mondar mandir akan pergi.
"Gak apa, cuman main ketemu Ezi, Sakha, sama Zidane" jelas Vino berada di sebelah Sarah.
"Gak apa, kan ditinggal? Atau mau gue temenin?" Tawar Vino sekali lagi.
"Gak usah, main aja deh Mas. Biar bisa sekalian me time" bujuk Sarah.
"Oke, pergi dulu, ya. Kalau ada apa-apa kabarin. I will come as soon like flash" ucap Vino bangga.
"IYA! UDAH SANA" usir Sarah kembali menaruh fokusnya pada tugas yang sudah berhari-hari cukup menyita fokus perhatiannya.
Vino berangkat menuju cafe yang mereka janjikan. Karena terlalu sering bertemu, Ezi, Sakha, dan Vino mulai sering kumpul bersama diluar tanpa istri mereka.
Member grup bertambah oleh Zidane yang sekarang sedang tidak mengerjakan projek apapun. Filmnya baru tayang, jadi masalah promosi tidak ia indahkan.
Suara gaduh milik Zidane sudah Vino dengar begitu masuk dan memesan minuman.
"Oi!" Seru Zidane. Mereka langsung bersamalaman, Vino mulai masuk ke dalam obrolan.
"Gue lihat-lihat bini kita udah jarang ngumpul" Sakha memulai pembicaraan.
"Yoi, Vony emang sibuk, ya emang dari dulu sibuk. Tapi biasanya masih bisa main, Annes gimana, Kha?" Sahut Ezi.
"Gue gak ada bini" potong Zidane tiba-tiba.
"Ye--Bukan lu, ege" Sakha melempar sisa kentang goreng yang ia makan kearah Zidane.
"Annes ya gitu-gitu aja. Sibuk ngurus anak kayak biasa" Jelas Sakha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold And Bedu [END]
RomansBerat jika ditanya pasti apakah Sarah memiliki perasaan lebih dari teman untuk Vino, begitu juga sebaliknya. Hingga tiba di usia dewasa, diusia yang sudah seharusnya mereka memikirkan bagaimana langkah selanjutnya dalam hidup mereka. Benarkah Sarah...