Vino tak pernah tahu rasanya pelukan hangat selepas aktivitas penat. Rasanya seperti anak kecil mendapatkan mainan, atau seolah melihat orang tua mampu membelikan anaknya makanan paling enak di seluruh dunia?
Tapi kehadiran Sarah disetiap matanya membuka dunia, atau bersendernya Sarah dikala Vino dan sang dunia menonton anime yang terus-terusan diceritakan.
Apakah sebegitu indahnya dunia Vino, hingga masuk ke dalam dunia fantasi yang ia buat sendiri. Seperti sekarang contohnya. "Vin, udahan dong kerjanya" rengek Sarah yang sudah lelah menunggu suaminya terus menggambar sketsa.
Vino tidak menjawab. Semuanya. Hati, pikiran, serta perasaannya melebur dalam pen tablet yang sudah hampir satu harian ini ia kuliti tak bersisa.
"Masih lama banget, kah?" Kata-kata Sarah agaknya sudah sedikit meninggi tatkala sang suami masih tak sedikitpun mengalihkan pandangannya pada Sarah yang sudah habis menonton satu season drakor.
"Gak, gossip time with the girls aja" ucap Vino akhirnya.
"MEREKA PADA KELONAN TAU SAMA SUAMINYA" rengekk Sarah seolah lengan Vino adalah satu-satunya pegangan saat ia mendaki gunung.
Vino hanya berdehem singkat.
"Gue udah ada Suami, masih aja dianggurin. Terus katanya mau ngurangin begadang biar gaya hidup sehat, cih mana" rengek Sarah, lagi.
Vino diam saja, mungkin akan memasuki PMS sehingga perilaku Clingy Sarah benar-benar diluar jangkauan.
"Gue udah habis nonton satu season, makan rengginang, terus dengerin Taylor Swift tiga album lo masih belum selesai" tambahnya, masih dalam agenda mendistraksi Vino dari pen tablet dan beberapa perintilannya.
Vino diam. Sarah diam. Ia melepaskan lengan Vino dalam pelukannya. Membereskan kekacauan di ruang keluarga. Beranjak dari tempat yang hampir setengah hari ia tempati.
"Masih lama, kan?" Tanya Sarah terakhir kali.
"Ini, tinggal detailing doang, Ra"
"Gue cuman tanya, masih lama atau gak? Bukan tinggal apa" ucap Sarah cukup mendominasi.
Vino langsung merasa atmosfer rumahnya mendadak se-seram film horor yang baru mendapatkan piala citra dan di menangkan oleh aktris Christine Hakim.
"Gue tidur!" Ucap Sarah final. Mengakhiri segala drama yang ia buat, dan meninggalkan Vino di bawah sedang dirinya berangkat menuju kamar diatas.
Knop pintu berputar, padahal Sarah baru mendudukin dirinya di depan meja rias, sambil menaruh beberapa perawatan wajah rutin yang ia gunakan.
"Ngambekan banget, sih" protes Vino sambil memeluk Sarah dari belakang.
Sarah diam saja.
"Gue tuh sengaja selesain malam ini, biar besok bisa leha-leha bareng lo. Sori, ya kalau jadi badmood" terang Vino tak lupa mencium puncak kepala Sarah.
"MAS! KANGEN TAU GAK!" Sarah lantas berdiri, membalas pelukan suaminya, dan membenamkan kepalanya di ceruk leher Vino.
"Kita semingguan ini sibuk. Gak sempet ngobrol yang lebih intens, kangen tau gak" rengek Sarah yang meloncat kedalam pelukan Vino. Membuat sang cinta harus menggendongnya bak koala.
"Iya, sama. Gue juga, yuk tidur. Sambil di kelonin nih, biar lo gak mintak kelon sama cowok lain" ejek Vino.
Sarah tertawa, oh ternyata masih cemburu dengan Zidane. Padahal sudah hampir 4 tahun pernikahan.
"Makasih udah selalu sehat sentosa dan gembira, Ra" ucap Vino seraya mengusap pelan rambut Sarah. Sarah hanya diam merasakannya.
Yang diucapkan syukur sudah sedari tadi berada dalam gelombang Beta. Dan memetakan mimpinya untuk di datangi malam yang rasa-rasa sama dinginnya namun menjadi lebih hangat berkat dekapan sang fajar, Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold And Bedu [END]
RomanceBerat jika ditanya pasti apakah Sarah memiliki perasaan lebih dari teman untuk Vino, begitu juga sebaliknya. Hingga tiba di usia dewasa, diusia yang sudah seharusnya mereka memikirkan bagaimana langkah selanjutnya dalam hidup mereka. Benarkah Sarah...