"Kamu makin lucu deh makin hari" terang Sarah jujur. Tak disangka, Vino malah salting menggelepar seperti ikan kehabisan air. "Mau coba ikut stand up comedy, gak?" Tambahnya lagi. Vino langsung terdiam.
"Gak lucu!" Rajuk Vino tak suka.
"Hehe, lucu-lucu, suami Sarah soalnya" rayunya.
"Iya dong!" balas Vino semangat.
Vino membalik tubuh Sarah agar hanya menghadapnya "Besok agenda lo apa, Ra?" Tanyanya penasaran.
Sarah diam sejenak. Mengingat aktivitasnya esok hari.
"Ada klien sih dari pagi sampai sore. Terus malamnya lanjut isi workshop, tapi dari zoom" terangnya.
"Besok sempat gak makan siang bareng? Besok gue meeting bareng anak-anak yang lain" tawar Vino formal.
"Apasi! Basa-basi banget. Mau dong, siapa yang gak mau maksi sama suami" jawabnya diiringi dengan pelukan hangat seperti biasa.
"OH, HEHE"
Vino hanya tertawa ringan seraya membalas pelukan Sarah. Tapi tetap saja ada yang mengganjal dalam hatinya. Nantilah, esok ia tanyakan.
***
Menyambut pagi tidak seperti biasa. Vino sudah nangkring dimeja kerja Sarah. Melihat beberapa buku koleksi istrinya.
"Bangun, Yang?" Pertanyaan rutinitas Vino saat melihat Sarah membuka mata.
"Gue telat, gak?"
Vino melirik jam "Gak, masih ada waktu dua jam sebelum lo berangkat kerja" jelasnya.
Vino berjalan mendekati Sarah. Duduk dipinggir kasur, lalu memijat pelan tubuh Sarah. "Bangun yuk, kalau lanjut tidur, badan lo sakit semua" ucapnya sambil terus memijat.
Sarah hanya tersenyum senang mendapat perlakuan seperti itu.
Vino sudah turun duluan, dan pergi kerumahnya. Si geblek, Zidane jika tidak dibangunkan, ia takkan bangun.
Sarah ikut menyusul, sudah rapi dengan baju kerja. Hendak membuatkan sarapan, lalu pergi kerja.
"Udah siap aja nih, cuy" sapa Zidane melihat Sarah sudah di dapur.
"Kerja, 30 menit lagi gue berangkat. Lo mau sarapan apa?" Tawar Sarah.
Zidane masih menatap Sarah dari balik sofa. "Gue sih bebas, terserah lo aja" ucapnya.
"Biasanya aja ngelihatinnya!" Seru Vino sewot membuat Zidane menoleh aneh, Sarah juga ikut menatapnya aneh.
"Vin, mau makan apa?"
Vino ikut nimbrung ke dapur. Berdiri sambil menyilangkan tangan, bersama Zidane ikut menatap Sarah.
"Kalian kenapa sih natap gue! Nanti gue kena Ain" semprot Sarah tak suka.
"Gapapa. Kenapa sih, cuman ngelihatin aja, sewot" jawab Zidane tak mau terlihat salah tingkah.
Vino diam saja.
"Risih tau gak" seru Sarah tak senang
"Songong amat!" Balas Zidane tak mau kalah. Sarah keluar dari dapur dengan membawa tiga mangkuk sereal yang ia taruh diatas meja di ruang tengah.
Sarah duduk, diiringi Vino dibelakangnya.
Dengan tenang Sarah memasukkan beberapa sendok sereal ke mulutnya. Disertai sahutan guyonan Zidane yang sedang heboh mengutak-atik tablet Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold And Bedu [END]
RomanceBerat jika ditanya pasti apakah Sarah memiliki perasaan lebih dari teman untuk Vino, begitu juga sebaliknya. Hingga tiba di usia dewasa, diusia yang sudah seharusnya mereka memikirkan bagaimana langkah selanjutnya dalam hidup mereka. Benarkah Sarah...