19~ Tetanggaan.

89 4 0
                                    

Vino mengangguk.

"Lo inget waktu gue ngenalin lo sama om gue yang namanya Aldi?"

"Hari itu?"

"Ya"

"Kok bisa?"

"Dia tiba-tiba chat gue minta ketemuan di kafe. Karena itu gue nggak jadi jemput lo di Rumah sakit"

"Jadi lo bohong soal ada kerjaan?"

"Kalau itu nggak"

"Vin.." ucap Sarah lirih.

"Ini semua terserah lo Ra, kalau lo nggak kuat. Lo bisa batalin semua ini"

Sarah menegakkan kepalanya.

"Lo gila ya? Kita udah bayar semuanya. Udah tinggal akad nikah kita Vin"

"Jadi?"

"Ya lanjut lah. Gue nggak tahu laki-laki mana yang bakal disetujuin sama ayah kalau nggak lo"

"Kenapa?"

"Karena cuman lo yang tahan sama sifat gue selain dia"

"Gue juga mau cerita seseorang, namanya Reki"

"Cowok yang bilang mau nikahin lo pas SMA? Udah jadi tentara dia?" potong Vino

"Kok lo inget?!" Sarah terkejut.

"Inget aja" Vino asal.

"Sebenarnya gue bohong sama kalian semua, tiga tahun lalu waktu gue izin ke Nusa tenggara sebenarnya gue nyeberang lagi ke Mianggas."

"Lo mau pindah warga negara?"

"Bukan. Gue mastiin Reki masih hidup atau nggak"

"Kenapa?"

"Sebelum dia berangkat dinas. Kita naik gunung papandayan, Gue dilamar disana"

Vino masih diam, wajahnya menatap Sarah dingin

"Karena nggak ada kepastian gue samperin aja langsung, di telfon nggak bisa apalagi di SMS sedangkan orang tua gue udah nanya mulu kenapa dia nggak datang-datang lagi"

"Dia selalu bilang nunggu, gue capek. Yaudah gue bilang kalo emang jodoh balik lagi. Sampai hari ini gue nggak tahu kabar dia."

"Dan disinilah gue. 3 hari lagi bakal jadi istri lo"

Vino masih diam. Dia juga bingung ingin merespon apa.

"Kerumah gue juga lah, masa cuman rumah lo" ajak Sarah

"Oke"

Mereka pun beranjak dan berpindah kerumah Sarah.

"Vin, pas banget kan. Ada pohon mangga, ada hammock, ada kursi taman"

"Ya"

"Yuk masuk" ajak Sarah.

Ia memasukkan kuncinya dan memutar knop kunci dengan semangat.

"Ini semua hasil bayangan lo kan?" Mata Vino memutar, melihat isi rumah Sarah yang sama Absurdnya dengan Sarah.

Vino melihat arsitektur rumah Sarah yang ia ingat memang ini yang Sarah impikan sedari mereka masih SMA

"Yuk kedapur gue, tuh liat langsung menghadap sawah dan ladang. Asri banget kan kalau gue masak ngeliat kebun sama sawah"

"Sebentar, maksudnya kalau lo masak? Emang lo mau tinggal disini habis kita nikah?"

"Iyalah, ogah gue tinggal sama lo"

Vino diam.

Cold And Bedu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang