14~ Si perhatian

95 3 0
                                    

Masih diam.

"Stop" Vino menghentikan drama Sarah.

"Iya! Gue mau tidur. Besok jangan lupa"

"Lo jangan telat"

"Iya lo juga"

"Tadi yang telat aja lo"

"Vino, jangan ngajak ribut."

"Nggak ada yang ngajak ribut"

Tutt..tutt..

Telepon dimatikan sepihak oleh Vino, sudah pasti ia mau main game.

Selesai dengan segala kenangan yang tiba-tiba datang saat malam lamaranya, Sarah tergerak untuk merehatkan tubuhnya. Baiklah, masih ada hari esok untuk memikirkan masalah rumit ini.

Pagi ini, seperti kebanyakan pagi yang dingin. Sarah membantu ibunya membereskan rumah. Setidaknya meringankan beban wanita paruh baya itu.

"Kalau sudah nikah rumah kamu gimana?" tanya Tika di sela kegiatannya.

"Belum tahu Bu, masih sibuk beresin ini itu. Nanti ada waktu senggang Sarah bicarain sama Vino"

"Kalian nikah beneran kan? Bukan main-main, bukan karena cuman untuk status?"

Deg, pernyataan yang begitu menohok.

"Ibu kenapa ngomong gitu?"

Karena memang tidak biasanya Ibu Sarah menebak-nebak seperti itu.

"Kalian keliatan nya nggak serius"

"Serius Bu" Sarah kali ini memohon ampun dalam hati karena telah membohongi ibunya

"Baik" Tika menyudahi pembicaraan itu dan pergi dari dapur.

Dilirik sebentar waktu sudah berlalu menunjuka jam 7 pagi, Sarah langsung bergegas mandi dan sarapan dengan menu kesukaanya, roti tawar selai coklat yang di dampingin susu hangat. Itu nikmat, terlebih kalian makan di pagi hari yang hujan.

"Assalamualaikum"

Suara cempreng itu sudah tidak asing di telinga Sarah, terlebih bila yang mempunyai suara membesarkan volume suaranya.

"Masuk aja Vin" seru Gandi--Ayah Sarah yang masih mencuci mobilnya. Namun Vino menghampiri Gandi dulu sebentar untuk sekadar mengobrol ringan. Lalu benar-benar masuk kedalam rumah.

Ada sarah yang sedang menonton televisi sambil sarapan. Sarah menoleh mendapati Vino berdiri di belakangnya sambil ikut menonton.

"Lo nggak tidur ya" tanya Sarah melihat mata Vino yang kemerahan

"Ya"

"Kebiasaan"

"Kopi Vin?" tawar Tika

"Ng-"

"Vino sakit perut Bu kalau minum kopi. Nih minum teh aja"

Vino langsung menyeruput teh yang tersedia.

"Mau makan roti juga kayak Sarah Vin?" tawar Tika lagi.

"Makannya pasti nggak abis Bu, nih yang gue aja kita bagi dua" potong Sarah. Vino mengambilnya dengan lapang dada

"Sarah! Biarin Vino makan yang bukan bekas kamu" seru Tika kesal

"Udah bu nggak apa-apa, lagian yang Sarah omongin juga bener semua. Kita langsung berangkat aja yuk Ra. Nanti kesiangan"

Untunglah mengerti Vino hubungan Ibu dan Anak yang ada didepannya ini agak unik, dengan cepat ia lerai perdebatan di pagi hari itu.

"Haduh, yaudah hati-hati"

Tika repot sendiri dengan urusan anak perempuannya.

Vino dan Sarah pun menyalimi Tika.

Cold And Bedu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang