"Hai" Sapa Vino mendahului.
Rangkaian kehidupan yang baru. Kali ini, Vino benar-benar selalu disamping Sarah saat wanita itu membuka mata pertama kali.
"Eugh!" Lenguh Sarah pelan. Vino diam mengamati Sarah.
"Gimana, nyenyak tidurnya?" Vino memastikan dengan mengeratkan pelukannya.
Sarah mengangguk ringan sambil tersenyum. Dekapan Suami memang candu, ya?
"Habis acara mau jalan-jalan? Kita cobain sate langganan gue, ya?" Ajak Sarah semangat.
"Masih pagi, udah semangat aja" Vino mengusap pipi Sarah pelan. Sarah sendiri diperlakukan seperti itu langsung panas.
"Panas banget ini pipi" ejek Vino jahil.
Sarah mengulum senyum malu "Sori, gue belum terbiasa" jujurnya.
Vino tersenyum "Makasih, udah buat gue laki-laki pertama yang bisa gini sama lo. Buka bungkus nih gue" tambahnya.
"Buset, bisa-bisanya samain gue sama barang. Setan lo" semprot Sarah tanpa ampun.
Vino tertawa mendengarnya.
"Yuk siap-siap. Acara lo cukup penting" ajak Vino yang sudah membantu Sarah bangun. Jika hari ini tidak ada seminar. Sarah dengan lapang dada merebahkan diri dalam rengkuhan Vino.
***
Vino duduk di kursi spesial. Khusus, Sarah sendiri yang meminta pada pihak penyelenggara. Biarkan suaminya melihat performa Sarah untuk pertama kalinya.
Vino duduk di kursi depan, namun paling ujung. Ia tidak suka menjadi pusat perhatian.
"Lo mantep hari ini, Vin" puji Sarah saat langkah kali mereka masuk ke dalam lift venue acara.
"Bilang tampan rupawan sama suami sendiri itu pahala loh" sindir Vino. Sarah hanya berdecih.
"Hai mbak, ayo kita briefing dan touch up dulu" ajak salah satu panitia melihat kedatangan Sarah dan Vino.
Vino sendiri sudah diberi kalung khusus yang menandakan ia memiliki bangku sendiri.
Vino diam mematung melihat Sarah diajak pergi. Sarah sesekali melihat kebelakang tak rela. "Duh, laki gue ganteng banget. Bisa gak fokus ini, mana bakal dilihatin orang" racau Sarah sendiri.
"Ya? Kenapa, Mbak?" Sahut panitia. Antisipasi dipanggil.
"Gak, hehe" jawab Sarah kikuk karenanya.
Acara dimulai. Vino duduk tenang memperhatikan setiap segmen. Apalagi saat istrinya menjadi pembicara. Padahal, ia selalu menghindar mati-matian acara-acara seminar seperti sekarang.
"Saya berterima kasih kepada suami saya, yang hadir hari ini. Aduh maaf ibu-ibu, gak bisa lagi jodohin saya sama anak bujangnya" gurau Sarah yang disambut riuh tepuk tangan dan tawa riang para peserta. Ucap Sarah sebagai penutup darinya.
Vino tersenyum karena namanya disebut dengan lantang sebagai suami kepada para audience.
Acara selesai, Sarah masih sibuk menyambung tali silahturahmi pada para panitia. Vino yang tidak memiliki skill bersosialisasi yang baik, hanya menunggu di lobi.
Vino menunggu Sarah di lobi, ya sambil main game tentunya.
"BA!" seru Sarah sambil memeluk Vino dari belakang. Sayangnya laki-laki itu tidak terkejut apalagi menggubrisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold And Bedu [END]
RomanceBerat jika ditanya pasti apakah Sarah memiliki perasaan lebih dari teman untuk Vino, begitu juga sebaliknya. Hingga tiba di usia dewasa, diusia yang sudah seharusnya mereka memikirkan bagaimana langkah selanjutnya dalam hidup mereka. Benarkah Sarah...