43~ Hadir

96 3 0
                                    

Pagi hari dijalani dengan santai untuk pasangan Sarah dan Vino. Keduanya sedang duduk santai diruang tengah setelah memakan sarapan, dan mendapatkan update berita terbaru bahwa semua klien Sarah pada hari itu mengatur jadwal kembali. Hal tersebut disambut riang hangat untuk Vino, karena dapat bermalas-malasan bersama istrinya.

Membuat Sarah tidak perlu datang ke rumah sakit untuk bekerja.

"Lo kenal sama direktur rumah sakit tempat gue kerja gak, Vin" tanya Sarah duduk disebelah Vino yang setia menonton serial anime one piece dengan menggenggam segelas teh hangat.

"Kenapa?" Tanya Vino tanpa menoleh.

"Kok akhir-akhir ini kerjaan gue banyak kosong. Lo atur, ya?" Selidik Sarah dengan menatap sok tajam membuat wajah Vino mundur beberapa centi, takut dijahili.

"Gue gak sekurang kerjaan itu, ya." ucapnya "Syukur dong, bisa quality time sama suami. Kok malah nuduh, aneh" jawab Vino sewot tapi memeluk erat pinggang Sarah dari belakang.

"Basi tau gak, quality time mulu alesannya. Gak kreatif" ejek Sarah, lagi.

"Sampai mati kalau sama lo, Ra" gombal Vino mencium puncak kepalanya.

Sarah hanya bersungut-sungut kesal karena tak kerja. Vino senang-senang saja karena itu. Sarah sama workholicnya dengan Vino.

Ruang tengah menjadi tempat favorit mereka berdua. Sarah menggenggam novel tebal yang tak kunjung usai. Vino asyik menonton serial anime yang baru tayang.

Tanpa diundang. Timbul suara dari smartlock dari rumah mereka. "Vin, siapa?" Tanya Sarah panik.

Masalahnya, kecuali Zidane dan dirinya. Tidak ada yang tahu kata sandi rumah Vino.

"Zidane paling" jawab Vino enteng.

"ZIDANE?!" Seru Sarah dengan suara lantangnya.

"Kenapa manisss? Sobat kesayangan mu sudah pulang" balas seseorang dibalik tubuh Sarah, lalu memeluk lehernya.

Vino yang melihatnya langsung menatap tajam. "Kenapa lo?!" Tanya Zidane tak suka dengan tatapan Vino.

Sarah masih diam ditempat. Merasa hawa cemburu Vino hadir. Ia langsung melepas pelukan Zidane.

Sarah berbalik. Melihat senyum riang sahabat lamanya yang tak pulang-pulang dari Eropa. Ia ingin sekali memeluknya erat hingga sesak nafas.

Sarah menatap Vino. Menyadarkan dirinya bahwa ia tidak sendiri lagi.

Namun salah, Vino memberi isyarat memperbolehkan memeluk sahabat lamanya. Sarah yang paham, mengangguk, lalu memeluk Zidane tanpa ampun.

"GUE KANGEN BANGET SAMA LO!" Seru Sarah tak tahan. Zidane tertawa keras, Vino hanya memperhatikan. Namun, tak begitu lama, Sarah melepasnya. Baginya, tiada yang senyaman pelukan Vino tentu saja.

"Kok lama banget, sih!" Ucap Sarah seraya memukul dada Zidane.

"Seru banget Austria, tapi mau gimanapun kalau di Indonesia ada lo, Ra. Gue bakal tetap balik juga" jawabnya.

Mereka duduk bertiga, namun Vino ditengah. Sedang Sarah berada di sisi kanan, Zidane sisi kiri.

"Ya, kan! Lo dulu gak percaya sama gue!" Ejek Sarah tak mau kalah.

"HEHEHE" lagi, tawa Zidane mengisi ruangan.

Vino memilih diam saja. "Ngapain kesini?" Tanya Vino to the point.

"Mau nemuin Sarah, dong. Ngapain lagi"

Vino langsung menatapnya tajam. "Kok lo udah tahu pasti dia disini?"

Cold And Bedu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang