5~ Gelisah

129 5 0
                                    

Sesuai dengan rencana awal, Sarah dan Vino sendiri yang akan menyiapkan pernikahan mereka. Vino sudah mengabari akan menjemput Sarah selesai bekerja agar mereka dapat mulai mengurusi hal untuk pernikahannya.

Hal itu membuat Sarah pergi bekerja menggunakan transportasi umum. Karena perbedaan jam kerja Sarah dan Vino, Sarah juga tidak ingin menuntut Vino jika ia masih bisa pergi sendiri.

Sesampainya Sarah diruangan kerjanya. Wanita mengenakan setelan jas berwarna coklat itu hanya diam sambil menatap kosong lurus kedepan. Ana, asisten Sarah sedikit bingung melihat tingkahnya.

Biasanya, bahkan sebelum masuk kedalam ruangan Sarah sudah tertawa riang bersama perawat yang ada disekitarnya. Namun pagi ini, sedari ia membuka pintu ruangan, Sarah hanya menyapa formal Ana.

"Ra" tegur Ana

Hening. Tidak ada tanggapan darinya.

"Ra" tegurnya sekali lagi.

Tetap hening tidak ada reaksi. Aneh bukan? Sosok periang seperti Sarah diam seribu bahasa. Jika bukan karena masalah hebat, ia tidak akan menjadi seperti ini.

"Ra" kali ini Ana mengguncang bahu Sarah agar wanita itu dapat sadar dari lamunannya sendiri.

Mata Sarah mengerjap-ngerjap bingung "Kenapa, An. Klien udah datang?"

"Dari tadi, ayo cepat!" Ana mengingatkan segera. Ia menahan pertanyaan miliknya sejenak. Tidak enak merusak mood Sarah.

"Oh iya lupa, maaf-maaf" Sarah berdiri lalu setengah berlari. Tapi bukan berjalan menuju tempat kliennya, ia malah kearah sebaliknya, WC.

"Ra! itu WC. Klien tuh disana" tunjuk Ana pada seorang perempuan muda yang tengah duduk disofa sambil menunduk. Klien Sarah baru masuk sekitar dua menit lalu

"Astaga" Sarah menepuk jidatnya sambil sedikit tersenyum kecil.

"Kurang kenceng nepuk jidat lo" ujar Ana, lalu mengekori Sarah agar wanita itu kembali menuju jalan yang benar.

Bersyukurnya, karena jam terbang profesionalnya cukup. Sarah dapat segera mengembalikan konsentrasi miliknya dan fokus bekerja.

***

Begitu menyelesaikan pekerjaannya. Sarah kembali ke meja kerjanya, membereskan beberapa dokumen dan catatan.

"Gue keluar" pamitnya tanpa menjelaskan panjang lebar. Biasanya, tanpa ditanya ia sudah menjelaskan dengan detail apa yang akan dilakukannya.

"Mau kemana, Ra" suara Ana tertahan karena Sarah sudah pergi duluan tanpa melihat kebelakang.

Ana tidak diam saja melihat tingkah laku Sarah barusan. Ana mengerjarnya cepat "Lo mau kemana?" Tanyanya tetap namjn mengekori Sarah.

Beberapa saat mengikuti langkah Sarah, ini mengarah ke lobi rumah sakit. Akhirnya Ana memberanikan diri untuk bertanya. "Lo mau pulang?" Ia memastikan

Sarah hanya mengangguk pelan.

Ana masih mengikuti Sarah sampai ke lobi yang berhasil membuat beberapa perawat yang mengenal mereka keheranan.

Tahu menjadi perhatian dari beberapa perawat yang mereka kenal Sarah buka suara akhirnya.

"Lo ngapain ngikutin gue? diliatin orang tau gak" ucap Sarah tak nyaman sambil melihat sekeliling.

"Ya lo lagian." Ucap Ana kesal.

"Kenapa?"

"Aneh! pergi gitu aja, gue kan bingung. Gue kira lo abis ngelihat hantu, kalau mau pulang ngomong aja kali" seru Ana kesal. Akhirnya ia mengungkapkan isi hatinya sejak pagi.

Cold And Bedu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang