🌌(69) High School [part 1]

1.3K 232 102
                                    

Haii?!?! Gimana puasa hari pertamanya?? Hehehe

Inii ada sedikit update dari aku, semoga suka yaaa.. dan kalo bisa dibacanya malem-malem ajaa wkwkwkwk

Okeey.. enjoy the ride!!
P.s. ini lumayan panjang tp isinya campur-campur🍧😅

And sorry for some typos✌🏻😁






================================

Manhattan, New York City

Hangyul memarkirkan mobilnya di basement sebuah gedung apartement mewah di kawasan Manhattan. Mobil mahal hitam metalik itu bukan miliknya pribadi, melainkan milik Lee Corp yang selalu setia menemaninya jika ia menginjakkan kaki di New York. Mobil lamanya sudah ia jual ketika memutuskan kembali ke Seoul untuk mengejar Sihoon, dulu--sampai sekarang juga sih. Hehe.

Setelahnya ia segera turun dan masuk ke lift menuju lantai tempat tujuannya. Yaa apa lagi kalau bukan kediaman tempat tinggal Seungyoun dan Sejin.

Tidak butuh waktu lama, kini lelaki itu sudah sampai di depan pintu unit apartement Seungyoun. Bel di samping ia tekan, lalu menunggu si empunya membukakan pintu.

"Akhirnya sampe juga lu, Gyul." Sapa Seungyoun dari balik pintu dan segera menyuruh tamu jauhnya masuk.

Hangyul disuguhi pemandangan tumpukan kardus-kardus berbagai ukuran ketika memasuki ruang tengah, juga beberapa koper ukuran besar yang diletakkan sembarang.

"Adeeeekk, baju-bajunya udah dimasukin ke koper semua belum??" Tanya Sejin setengah berteriak dari ruang tengah.

"Wait for a second Bibuuu!!! The suitcase cannot--IH ABANG JANGAN ISENG!!" Balas Dohyon dari dalam kamar.

"Abaaanggg, adeknya jangan digangguin dong ini biar Bibu cepet packingnya!!"

"Abang gak iseng kok, Adek aja lebay!"

Seungyoun meringis melihat anggota keluarganya yang saling berteriak, tidak enak dilihat Hangyul. Tapi lelaki itu justru tersenyum geli, dan menepuk pundak Seungyoun menenangkan.

"Santai aja elah Bang, kayak sama siapa aja." Ucap Hangyul.

"Loh Hangyul udah sampe." Sejin tersenyum seraya menghampiri Hangyul dan Seungyoun. Ia memeluk Hangyul sebentar sebagai greetings. "Apa kabar Gyul? Eh? Ini Jeongwoo kan? Yaampuun udah gede. Halo sayang, apa kabar? Udah makan belum?" Tanya Sejin berturut-turut sambil memeluk anak remaja yang sedari tadi tidak banyak bicara di samping Hangyul.

Jeongwoo ikut tersenyum mendapat perlakuan seperti itu dari Sejin. "Aku baik, Uncle.. tadi udah makan burger kok di jalan."

"Ih dibilangin panggil Bibu aja Woo--oiya kalo laper langsung bilang aja yaa nanti Bibu siapin."

"Hehehe iya B-bibu, makasih.."

"Bibuuu, Adek tinggal masukin ini--JEONGWOOOOO!!!" Dohyon berlari tanpa mempedulikan koper yang ia bawa dari kamarnya jadi teronggok di lantai.

Bontot Cho itu menghampiri Jeongwoo dan memeluk teman sebayanya erat, yang dibalas tak kalah erat oleh Park Jeongwoo. Keduanya saling menyampaikan perasaan rindu, karena sudah dua tahun lebih tidak bersua. Dua tahun terakhir jika Hangyul ada pekerjaan ke New York, Jeongwoo tidak pernah ikut lagi--walau bertepatan dengan hari libur.

"Bibuu, Adek boleh ajak Uwu ke kamar gak?"

Sejin mengusak rambut si Bontot. "Ya boleh dong, sana ajak main Jeongwoonya. Nanti Bibu anterin cemilan ya ke kamar." Ujar Sejin yang lalu beranjak menuju dapur.

MIKROKOSMOS | PRODUCE X 101 and Others (Sequel From Catch Me If You Can)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang