🌌(22) Sorry

5.4K 696 130
                                    


Seungyoun menutup pintu penghubung antara kamarnya dengan kamar kembar. Tanpa disuruh, Younjinae tau kemana Ayahnya akan membawa mereka. Ya. Kursi hukuman. Kedua anak berusia 5 tahun itu langsung menduduki kursi mereka masing-masing dengan kepala mereka yang masih menunduk takut.

"Renungin apa kesalahan kalian pagi ini selama 20 menit."

"Hiks.." satu isakan terdengar.

"You guys remember the rules, right?"

Keduanya mengangguk lemah. Salah satu aturannya adalah mereka tidak boleh menangis selama proses hukuman berlangsung. Tapi entah mengapa Jinae justru semakin terisak. Bahkan anak itu terlihat berusaha menahan isakannya, atau waktu hukuman mereka akan ditambah.

"Jangan nangis Jinae." cicit Younjin pelan. Tangannya terulur untuk mengusap lengan kembarannya.

Seungyoun menghela nafas. Ia sebenarnya tidak tega. Tapi ini peringatan untuk mereka agar tidak melakukan hal berbahaya seperti ini lagi. "Pipu tinggal ya? Kalian diem disini, nanti Pipu kesini lagi. Oke?"

Setelah sang Ayah pergi meninggalkan mereka. Jinae menatap lirih kembarannya, dengan airmata yang masih mengalir, ia berucap, "Abang, jangan tinggalin Jinae.."

"No! Kita kan kembar, kata Ayah Jinhyuk kita harus sama-sama. Kaya Ayah Jinhyuk sama Bibu. Jinae jangan takut oke? Abang gak akan tinggalin Jinae, Dodo juga."

Jinae mengangguk. "Jinae sayang Abang!!"

"Abang juga sayang Jinae!!"

Melupakan aturan lainnya, mereka kini tidak duduk lagi di kursinya, melainkan saling berpelukan satu sama lain. Menenangkan Jinae yang entah mengapa tiba-tiba merasa sedih.

***

"Sekarang udah tau apa kesalahan kalian?"

Dua puluh menit telah berlalu, Seungyoun kembali ke dalam kamar anaknya. Ia tersenyum tipis ketika mendapati kedua anaknya masih pada posisi masing-masing. Younjinae menegadahkan kepalanya untuk melihat sang Ayah, lalu mengangguk. Tanda bahwa mereka sudah tau alasan mengapa harus mendapat hukuman. Seungyoun langsung mengambil tempat di depan mereka tepat di tengah dua kursi itu.

"Jelasin sama Pipu, kalian kenapa nyulik adik-adik?" Tanyanya.

"Cuma mau senam pagi bareng-bareng. Seru kalo rame, Pipu." Jawab Younjin. Diikuti anggukan Jinae.

"Terus cara kalian ambil adik-adik gimana? Digendong satu-satu sama kalian?" Tanya Seungyoun lagi.

Younjin mengangguk, namun Jinae justru menggeleng.

"Dodo sama Yujin ngerangkak keluar sendiri dipancing sama makanan, terus Yunseong ngikut Yujin ngerangkak juga. Dongpyo.. diputerin musik kenceng udah langsung nyamperin sendiri pas pintu kamarnya kita buka."

"Kalo Minhee sama Donghyun, Jinae gendong.. mereka gak seberat Dodo. Jinae kuat gendongnya. Kalo adek Jinwoo, gabisa diculik gara-gara Ayah Jinhyuk kunci pintu."

Jelas saja Jinwoo tidak bisa mereka culik. Jinhyuk sudah tau keisengan dua ponakan kembarnya yang sering menyelinap ke dalam kamar untuk mengganggu Jinwoo yang sedang tidur. Hingga bayi 3 bulan itu akan menangis keras, dan berakhir membuat Jinhyuk kualahan mengurus 2 bayinya.

Seungyoun menghela nafas lagi. "Kalian tau gak kalo itu bahaya? Pipu gak marah kalian ngadain senam pagi bareng adik-adik, atau muter musik keras-keras. Pipu marah karena kalian gak izin dulu, dan buat panik seisi rumah. Kalo adik-adik jatuh pas kalian gendong gimana? Kalo ternyata mereka malah nyasar terus merangkak ke halaman belakang dan nyemplung ke kolam renang gimana? Kalian gamau kan kalo adik-adik kenapa-kenapa?"

MIKROKOSMOS | PRODUCE X 101 and Others (Sequel From Catch Me If You Can)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang