🌌(46) Should We?

3.1K 606 210
                                    


Tau apa yang paling menyebalkan dalam hidup si kecil Han Dongpyo?

Ya, saat ia harus berebut perhatian dengan Mamanya dari sang Papa. Sialnya kali ini Mama Byungchan sedang tidak enak badan, jadi secara otomatis, perhatian Papa Seungwoo juga lebih banyak pada induknya itu. Yang mau tak mau membuat Dongpyo harus berusaha lebih keras agar Papanya juga memberikan perhatian pada si kecil.

"Papa! Tuuww! Maw tuuuuww!!" Si kecil mengarahkan telunjuknya pada televisi yang tidak menyala. Sepertinya Dongpyo sudah hapal jika sekarang sudah masuk waktunya untuk berjoget bersama rubah pink favoritnya yang bernama Pinkfong.

Namun Seungwoo tidak menggubris keinginan si kecil, karena terlalu sibuk mondar-mandir antara kamarnya dan dapur, sambil membawa baskom dan lap karena Byungchan muntah di dalam kamar. Dongpyo menatap sendu pergerakan sang Papa yang berlari tergesa ketika mendengar suara Mama yang kembali muntah. Bahkan kepala kecil Dongpyo ikut bergerak kemana tubuh Papanya bergerak.

Merasa tidak diperhatikan, bibir tebalnya melengkung kebawah dengan sudut-sudut matanya yang mulai berair. Sebelum airmatanya benar-benar jatuh, Dongpyo mengambil remot TV yang tergeletak di atas sofa, lalu melemparkan remot itu sekuat tenaga untuk melampiaskan kekesalannya.

Braaakkk

"HUWEEEEEEEEE.."

Barulah Han Dongpyo mengeluarkan jurus terakhirnya, yaitu menangis kencang agar Papanya membagi perhatian padanya.

Suara tangisan Dongpyo yang cukup keras tentunya membuat Seungwoo semakin kalang kabut. Di satu sisi ia masih mengurusi bekas muntahan Byungchan, tapi ia juga panik mendengar putra semata wayangnya menangis.

"Tinggal aja Woo, coba liat dulu itu Pyopyo minta apa." Ucap Byungchan yang tidak tega dengan raut wajah bingung suaminya.

"Bentar ya Chan, aku nanti balik lagi. Kamu tunggu sini duduk yang anteng." Seungwoo langsung berdiri kemudian keluar dari kamar untuk melihat keadaan Dongpyo. Byungchan mengangguk dan tersenyum hangat memandangi punggung Seungwoo yang hanya dibalut kaos putih tipis tanpa lengan yang berjalan menjauh.

Tidak sampai lima menit, lelaki tinggi itu sudah kembali ke dalam kamar dengan Dongpyo yang menyandarkan kepalanya manja pada dada Seungwoo. Kedua tangan bayi itu memegang buah jeruk yang belum dikupas, namun sudah menjadi sasaran lidah dan gigi-gigi kecil Dongpyo. Dengan wajah yang masih memerah karena habis menangis.

"Pyo duduk sini sama Mama, Papa mau beresin ini dulu bentar." Bayi itu tidak protes ketika Seungwoo meletakkannya berdekatan dengan sang Mama. Televisi di dalam kamar utama segera dinyalakan dan tampaklah rubah pink yang sudah dinanti Dongpyo sejak tadi.

Namun pandangan Dongpyo tidak pada acara favoritnya, melainkan pada Byungchan yang duduk bersandar pada headboard dengan wajah pucat. Sadar akan pandangan Dongpyo, Byungchan yang tadinya menikmati suara lagu anak-anak dari TV, memalingkan wajahnya dan mereka beradu pandang.

Byungchan mencoba tersenyum pada si semata wayang yang menatapnya heran. Mungkin dalam pikiran bocah kecil itu 'Kenapa Mamanya jadi aneh?'.

"Mama jadi jelek ya?"

Dongpyo mengerjapkan matanya polos. Lalu telunjuknya dengan cepat menunjuk ke arah samping meja rias yang terdapat rak-rak gantung yang penuh dengan skincare milik sang Mama. Byungchan tertawa gemas. Mungkin kalau kepala dan tubuhnya tidak sakit, ia akan tertawa lebar sambil mendusel atau menggigiti pipi bulat Dongpyo, si saingan kecilnya.

"Mama lagi sakit, Pyo. Jangankan jalan kesana pake skincare, mau duduk aja Mama keleyengan."

"Hngg?? Ma! Awuh??"

MIKROKOSMOS | PRODUCE X 101 and Others (Sequel From Catch Me If You Can)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang