Sehari sebelum pelelangan.================================
Watanabe Haruto
Je, lo baca grup
sekolah ttg Dongpyo?Baca..
Haru, kamu tau
sesuatu kah?Je..
Gue gak bisa kasih
info banyak
Sorry..
Yg jelas bukan
temen2 gue
Lo percaya gue kan?Kasih Jeje hint!
Sedikittt ajaaa
Haru, please🥺Pelabuhan,
auction, revenge
Gak perlu kamu kasih
tau siapapun,
they're already knewHaru..
Kalo kamu ikut
turun,
Hati-hati ya..Ayahmu..
Bilang sama dia
gak usah turun
Gue takut, karena gue
gak akan ada di sanaTapi Haru..
Ayah harus tetep
turun
Kalo memang itu
tugasnyaJe...
================================
Jeongwoo tidak membalas pesan dari temannya lagi. Selain tidak tau harus membalas apa, ia tidak bisa berbohong jika rasa khawatir terhadap 'calon ayahnya' itu otomatis memenuhi ruang dadanya. Jeongwoo terlalu cerdas untuk mengerti posisi sang Ayah—juga keluarga Lee dalam percakapan singkatnya dengan Haruto barusan. Dongpyo pasti masih ada hubungannya dengan keluarga Lee, jika tidak.. kenapa Ayahnya ikut sibuk setelah kabar Dongpyo menghilang ramai dibicarakan di grup sekolahnya? Ponselnya digenggam begitu erat hingga buku jarinya memutih. Jeongwoo tidak bisa berbuat banyak—mencegah agar sang ayah tidak pergi pun rasanya mustahil.
"Ayah.. Ayah Sunho.. boleh tolong bilang sama Tuhan untuk jaga Ayah Hangyul buat Jeje dan Ibu? Jeje gak mau Ayahnya Jeje pergi lagi. Tolong lindungi Ayah Hangyul, Ya Tuhan.. Jangan ambil Ayahnya Jeje untuk yang kedua kalinya.." bisiknya lirih sambil menatap figura mendiang Ayah kandungnya di dinding kamar.
Semoga Ayahnya nanti kembali dalam keadaan tidak kurang suatu apapun.
"Wu! Mau ikut Ayah ke rumah Dohyon gak?"
"Hah? Kenapa Yah?" Hangyul tertawa melihat ekspresi Jeongwoo yang bingung. Calon Ayah sambungnya itu entah sejak kapan berdiri di ambang pintu kamarnya.
"Ngelamunin apa sih? Sampe Ayahnya dateng gak nyadar gitu? Hmm? Udah mulai suka-sukaan kamu ya?" Goda Hangyul sambil melangkah masuk.
Jeongwoo tersenyum pahit. Justru ia paling mengkhawatirkan lelaki di depannya ini.
"Jeje boleh peluk Ayah gak?"
Dahi Hangyul mengernyit bingung. Tumben. "Boleh.. tapi kenapa—"
Bruukkk
"Jeje sayang Ayah! Sayaaaaaangg banget!!"
"Ayah juga sayang Jeongwoo.. sayaaang banget. Tapi masih banyakan sayang ke Ibu sih."
Jeongwoo melepas pelukannya. "Okedeh, emang manusia bucin mah susah."
Lelaki yang lebih tua tertawa. Aduh calon anaknya cemburu.. "Hahahaha, becandaaa Wuuu.. yaampunn.. Jeongwoo tetep kesayangan Ayah pokonyaa!!" Tubuh Jeongwoo kembali didekap oleh Hangyul dan digoyang-goyangkan agar serigala kecilnya tidak merajuk lagi.
"Be safe ya Ayah.." Bisik Jeongwoo dalam hati.
"Jadi ikut ke rumah Dohyon gak?"
Jeongwoo menggangguk. "Ikuutt!! Tapi peluknya tambah 5 menit dulu ya Ayah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
MIKROKOSMOS | PRODUCE X 101 and Others (Sequel From Catch Me If You Can)
Fanfic[On going] ➡️ very very slow update🙏🏻 (Update suka-suka lilo, jd plis jgn ditungguin😅) Sequel from "Catch Me If You Can" "Kini mereka tidak hanya memiliki dunia, namun alam semesta." WARNING!!!!⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ This story contain bxb, mpreg con...