🌌(54) The Truth

2.2K 378 125
                                    

⚠️Penempatan semua karakter di sini sama sekali gaada hubungannya sama mereka di dunia nyata ya!

⚠️Part ini juga mengandung unsur 18+ (berupa kekerasan fisik dan seksual)

Jadilah pembaca yang bijak!

Anyway ini masih konfilk Ynjn yg tak kunjung usai. Hehe skip aja lagi kalo bosen😊

================================

"Lu aja gih sana yang ngomong ke Om Dongwook." Seobin mendorong tubuh Kookheon hingga tubuh lelaki itu hampir menabrak pintu ruang kerja Dongwook.

Iya, saat ini mereka ada di rumah mewah keluarga Lee. Tentunya atas permintaan Jinhyuk. Agar jika ada sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, akan lebih mudah untuk saling memberi kabar, juga diharapkan lebih mudah untuk mengatasinya.

Kookheon mendengus sebal. Tidak terima atas perlakuan Seobin terhadapnya.
"Lu aja anjir Bin, hidup gue mah masih panjang."

"Si anjing! Jadi menurut lo idup gue pendek gitu? Amit-amit ye Kun!! Lo gak nyadar apa kata-kata lo wangi? Ntar kalo gue mati beneran gimana? Anak gue tiga, brengsek!!" Omel Seobin.

Yang diomeli justru tertawa. "Hahaha, ya justru itu. Kalo lo gaada kan biar Midam bisa cari lagi suami yang bener."

Tangan Seobin refleks menoyor kepala Kookheon. "Emang dakjal lu jadi temen, Kun! Muka doang alim tapi omongan lu lebih pedes dari netijen."

Kookheon tidak menggubris, ia sekarang sibuk mendorong-dorong tubuh Seobin agar segera masuk ke dalam ruangan Ayah dari sahabat mereka.

Seobin mendelik. "Liatin aja ya, Kun. Gue spill nanti aib lo ke Hyeop sama nyokap lo! Tau rasa lo!" Ancam Seobin sambil mendorong pintu kayu di depannya.

***

"Om Dongwook, Jinhyuk baru ngabarin Seobin kalo Sejin sama Rowoon gaada di tempat. Kayanya sinyal SOS dari Sejin tadi kebaca sama Rowoon."

Rahang Dongwook otomatis mengeras, mendengar informasi terbaru dari Seobin. Jemari lelaki itu mengepal, hingga urat-urat di tangannya menonjol.

Seobin meringis ngeri. Dongwook dan Jinhyuk jika sedang emosi adalah orang yang sangat berbahaya. Bahkan bisa melukai siapapun yang dianggap menghalangi langkah mereka. Sialan memang Kookheon!

Makanya, sebisa mungkin Seobin menjaga jarak dari Ayah sahabatnya itu, atau ia yang akan menjadi sasaran kemarahan Dongwook.

"Kamu bisa tutup akses keluar Seoul kan?" Tanya Dongwook dengan nada datar.

"Bi-bisa, Om. Om mau saya tutupin jalur mana aja? Tanah? Udara? Air? Sampe api juga saya usahain bisa kalo buat Om."

"Semuanya. Yang memungkinkan si brengsek itu bawa kabur anak saya. Dan perketat penjagaan di semua Bandara, Pelabuhan, juga perbatasan jalur darat antar kota."

Seobin mengangguk, menyanggupi permintaan Dongwook. Karena itu adalah sesuatu yang mudah bagi keluarga Yoon.

"Siap laksanakan, Om!"

Lelaki paruh baya itu tersenyum miring.

"Kim Rowoon, kamu salah kalau mau main-main dengan saya."

================================

Hangyul tersenyum geli melihat dua anak atasannya kini sudah tertidur. Perjalanan dari New York menuju Seoul yang cukup panjang sepertinya membuat dua bocah ini kelelahan. Mereka tidak menangis, atau merengek pada Ayah mereka. Melainkan terus bertanya, kapan mereka akan sampai dengan penuh antusias.

MIKROKOSMOS | PRODUCE X 101 and Others (Sequel From Catch Me If You Can)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang