🌌(44) Turning Back

3.3K 615 419
                                    


Setengah jam kemudian, Seungyoun baru keluar dari kamarnya. Ia sudah berpakaian rapih dengan kemeja biru muda yang lengannya digulung sampai siku, celana abu-abu tua dan dasi serta jas senada dengan celananya yang tersampir asal di bahu kirinya. Sedangkan di bahu kanan ada tas kecil berwarna merah muda dengan gambar my little poni yang dihiasi glitter hampir di semua bagian tasnya. Tangan kanannya menggandeng seorang gadis cilik dengan rambut dicepol dua menggunakan terusan kaos berwarna kuning.

"Oh, Bapak sudah siap? Silahkan Pak, ini sudah saya rapihkan untuk Bapak. Dan-- a-anak Bapak." Pemuda itu memberikan senyuman pada Seungyoun dan Jinae yang mendekat menuju meja makan.

Merasa ada kehadiran sosok yang asing. Mata sipit Jinae tidak berhenti menatap si pemuda. Namun Seungyoun cepat mendudukkan Jinae di atas kursinya. Pandangan gadis kecil itu berpaling pada makanan yang ada di atas meja.

Tidak lama wajahnya menyiratkan kebingungan. Begitu juga dengan Seungyoun, yang baru menyadari jika masakan di atas meja rata-rata tidak bisa dimakan oleh putrinya. Kecuali sup ayam.

"Maaf Pak, saya tidak menyiapkan sarapan untuk anak-anak. Saya pikir Bapak masih bujangan."

Seungyoun tersenyum maklum. "Gapapa. Saya udah seneng kamu kirimin makanan buat saya."

"Jinae? Makan pake sup ayam mau? Nanti Pipu beliin hamburger di jalan deh sekalian anter Jinae ke sekolah ya? Sekarang makan ini dulu.."

Wajah cemberut Jinae berubah ceria ketika Ayahnya menjanjikan makanan cepat saji favoritnya dan Younjin--oh juga Bibu.

"Oiya, kenalin ini anak perempuan saya. Namanya Cho Jinae."

"Jinae kasih salam sama Uncle nya dulu."

Jinae menatap pemuda itu lekat. Sebelum akhirnya memberikan senyuman manis yang membuat kedua matanya menyipit lucu. "Annyeonghaseyo! Cho Jinae imnida!" Katanya sambil membungkukkan badannya sedikit--karena terhalang meja makan.

"Ha-halo Jinae! Kenalin, saya Wira--eh maksud saya, saya Lee Hangyul. Saya asisten yang akan membantu kalian. Tolong bantuannya!!" Ucap Hangyul sambil membungkuk 90 derajat.

Jinae tertawa. Pasalnya ia baru kali ini mendengar perkenalan formal menggunakan bahasa ibu-nya. Dan lucunya ucapan itu ditunjukkan padanya, padahal sosok itu jauh lebih dewasa daripada Jinae.

"Ngomong-ngomong, memangnya Wira siapa sih? Kamu tadi awal perkenalan sama saya juga sebut-sebut nama Wira."

Hangyul menggaruk pelipisnya. Entah mengapa ia merasa gugup dengan situasi ini. Ia bahkan sempat mempertanyakan lisensinya sebagai asisten berpengalaman. Mengapa segala jenis profesionalitasnya mendadak menguap?

"Eh itu a-anu.. saya lama tinggal di Indonesia. Di sana saya dipanggil Wira, dan ternyata masih sering terbawa jika berkenalan. Saya minta maaf atas ketidakprofesionalitasan saya."

Ohh.

Seungyoun mengangguk paham. Sedangkan Hangyul masih betah menundukkan kepala karena ia merasa malu. Sumpah. Ini bisa gak sih dia resign sekarang juga?

"Nama belakang Uncle Hangyul sama kayak nama belakang Bibunya Jinae." Celetuk Jinae sambil tersenyum lebar.

Yang kemudian dibalas senyuman kikuk oleh Hangyul. Tapi senyuman manis Jinae justru membuat jantung Seungyoun berdebar. Tanpa mendengar namanya pun, debaran jantungnya masih selalu sama.

'Oke Seungyoun tenang, baru hari kedua. Wajar kalo lo masih inget sama dia.' Ucapnya dalam hati.

"Sekarang kita makan dulu ya Jinae? Oh! Hangyul-ssi, saya akan merasa senang jika anda mau sarapan bersama dengan saya dan anak saya."

MIKROKOSMOS | PRODUCE X 101 and Others (Sequel From Catch Me If You Can)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang