"Tuan Choi Byungchan hanya kelelahan. Sepertinya ia sedang banyak pikiran, ditambah tubuhnya mengalami hipotermia ringan. Tapi untungnya ia cepat dibawa ke rumah sakit, sehingga kami bisa memberikan pertolongan pertama untuknya.""Tuan Choi Byungchan harus banyak istirahat untuk memulihkan kondisinya. Saya akan menyarankan Tuan Choi Byungchan untuk bedrest selama beberapa hari. Semoga kondisinya cepat pulih."
Kookheon mengangguk paham. "Baik Dokter, terimakasih."
Dokter Jung menepuk pundak Kookheon, memberikan senyuman sekaligus mengucapkan salam karena ada banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.
Detakan jantungnya dirasa sudah mulai normal. Setelah setengah jam yang lalu, Kookheon seperti berada di ujung tanduk. Kaget mendengar teriakan Hyeop pada dini hari, serta melihat Byungchan yang tiba-tiba ada di apartemennya dengan keadaan pingsan dan mimisan banyak.
Kini ia memandangi layar ponsel yang menunjukkan sebuah nomor, dengan kontak yang sebenarnya berhak tau kondisi sosok manis yang tengah berbaring di dalam salah satu bangsal rumah sakit.
'Han Seungwoo'
Telepon nggak ya?
Seungwoo berhak mendapatkan informasi terkini soal Byungchan. Tapi, Kookheon justru takut jika Byungchan yang masih enggan bertemu dengan suaminya.
Ini bukan perkara mudah, kalau sudah menyangkut kesalahpahaman. Dan Kookheon tidak mau ini berbuntut panjang--yaa walaupun kenyataannya ini semua sudah jadi panjang sih. Tapi setidaknya Kookheon ingin menenangkan keadaan Byungchan lebih dulu, sebelum ia membiarkan Seungchan bertatap muka kembali.
Tapi ia jelas tidak akan pernah setuju akan asas menjauhi Seungwoo dari Byungchan untuk kebaikan bersama. Seungwoo tetap berhak tau keadaan istrinya.
Maka tanpa ragu lagi, Kookheon men-dial nomor tersebut.
"Halo Woo?"
================================
Midam menarik paksa tangan Wooseok keluar ruang perawatan Byungchan, dengan embel-embel alasan lapar--dan pergi ke kantin.
Walaupun sebenarnya memang Midam benar merasa lapar. Efek sedang berbadan dua, Midam memang jadi lebih banyak makan.
"Midam ngajak Wooseok ke kantin bukan karena suasana di kamar Byungchan panas kan?" Celetuk Wooseok sambil menusukkan sedotan ke botol susu perisa pisang kesukaannya.
Hampir saja Midam tersedak tulang ayam. "Lo ngerasa juga kalo suasana kamar rawat Uchan panas?"
Wooseok mengangguk dengan sedotan susu yang masih menempel di bilah bibirnya.
"Uchan lagi marahan ya sama Sejin?"
Midam menggedikkan bahunya, tanda tak tahu. Selama beberapa hari ini ia sibuk mengurusi Donghyun yang demam pasca imunisasi. Jadi Midam jarang mengecek ponselnya.
"Terus pas tadi Yohan dateng, suasananya makin panas. Aku nanya baik-baik malah dijawab jutek sama Yoyo. Seingetku aku gak punya salah apa-apa. Yoyo pms kali ya?"
"Yakali Seok." Midam menyeruput jajangmyeon miliknya, kemudian lanjut berbicara. "Lo ngerasa gak sih ada yang mereka tutupin? Si Hyeop juga kayanya tau sesuatu deh. Kita berdua doang Seok yang kentang gatau apa-apa."
"Midam, Wooseok gak ngerti."
Untung Wooseok gemes. Kalau tidak? Mungkin wajah lucunya itu sudah Midam acak-acak karena kesal.
"Intinya ada sesuatu yang mereka tutupin dari kita berdua. Kalo di rumah si Sejin gimana? Ada yang janggal gak?"
Wooseok tampak berfikir sebentar. Adik iparnya itu tidak melakukan hal-hal aneh. Semuanya berjalan seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIKROKOSMOS | PRODUCE X 101 and Others (Sequel From Catch Me If You Can)
Fanfiction[On going] ➡️ very very slow update🙏🏻 (Update suka-suka lilo, jd plis jgn ditungguin😅) Sequel from "Catch Me If You Can" "Kini mereka tidak hanya memiliki dunia, namun alam semesta." WARNING!!!!⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ This story contain bxb, mpreg con...