Semoga suka cuyyy. Luv u 💋💋
🔞 Beberapa chapter memuat adegan dewasa. Jadi sesuai akal pikiran kalian aja mau lanjut apa engga. Be smart.
———
Permainan ini terlalu menyenangkan sampai kamu lupa kapan untuk mengakhirinya
———
Jalanan ini kian menyepi, sudah sedikit manusia berlalu lalang di sana. Matahari sudah tidak menyinari cahaya lagi, cahaya itu sudah terganti dengan cahaya bintang yang berada di sini.
Lula berjalan dengan terburu-buru menyusuri jalanan ini. Sudah tidak seharusnya ia masih berada di sini, waktu sudah berjalan begitu cepat.
Kakinya terus melangkah hingga menemukan titik terang tujuannya. Dengan cepat Lula memasuki pintu belakang yang berada di sana.
"Lula!" Seruan itu membuat Lula mencari sumber suara tersebut.
Mata Lula menyipit, memperhatikan siapa yang menyerukan namanya.
"Hei aku di sini!"
"Ada apa?" tanya Lula saat sudah menyadari keberadaan Liam sang lawan bicara.
"Kenapa kamu telat? Tumben sekali," ujar Liam.
Lula mencoba mencerna perkataan Liam, ia sedang mengganti pakaiannya. Sangat sulit untuk fokus dengan kedua hal bersamaan.
"Gue ketiduran." Jelas saja itu berbohong, alasan klise apa yang diberikan untuk membuat orang mempercayainya.
Liam mengangguk mengerti. Cowok itu tidak menanyai lebih dalam lagi alasan sebenarnya Lula.
"Orang-orang sudah menunggumu Lula, kamu lupa?"
"Gue inget."
"Okey, selamat bekerja Lula." Liam tersenyum ke arah Lula yang hanya dijawab dengan senyum tipis Lula.
"Huh, cewek itu memang selalu saja jutek seperti itu," dumel Liam saat Lula sudah berlalu pergi dari sana.
***
"Berapa yang kau butuhkan?"
"Aku hanya berdua, aku memesan 2 whiskey saja."
Setelah mendengar permintaan orang di depannya, Lula dengan cepat menyiapkan apa yang diminta. Dengan cekatan Lula membawa minuman tersebut ke tempat di mana konsumennya berada.
Walau harus melewati berbagai manusia yang berlalu lalang di sini, Lula tetap mengantarkan minuman itu. Keramaian sangat ia sukai, namun keramaian seperti ini membuatnya membenci semua orang di hadapannya. Jika bukan karena pekerjaan, Lula tidak akan melakukan hal ini, keramaian seperti ini sangat tidak disukai Lula.
Lula harus bertarung menyembunyikan apa yang berada dibalik dirinya saat ini. Ia tidak ingin membiarkan satu orang pun mengetahui dirinya, walau teman dekatnya. Baginya, manusia sama sekali tidak dapat dipercaya, selagi kau tidak mengutarakan dan mengisyaratkan rahasiamu akan terjaga.
Baru saja Lula hendak menghampiri konsumen yang memesan minuman itu, tangan Lula ditahan.
"Ck." Lula berdecak tak suka pada orang yang saat ini menahan tangannya. Rasa ingin memukuli langsung timbul di otaknya.
Lula menoleh kebelakang, melihat siapa yang menahannya.
"Ada apa?" tanya Lula tak suka pada lelaki di depannya.
"Lo jadi wanita malam di sini?" ujar lelaki tersebut.
Lula mengerutkan keningnya. Lelaki ini begitu aneh, ia seperti mengenal Lula. Bahkan Lula tidak tau siapa lelaki ini, yang ada di pikirannya, lelaki ini hanya lelaki lelaki aneh yang memperlambat dirinya bekerja. Dan bahkan lelaki ini menuduh Lula dengan wanita malam, sungguh itu membuat Lula kesal.
"Gue gak kenal lo," jawab Lula. Lula berbalik untuk membawakan minuman ini.
"Really? Yakali lo gak kenal gue."
Ucapan lelaki itu tidak dihiraukan oleh Lula. Cewek itu tetap melajukan langkahnya menuju meja konsumennya.
Lula yang terlihat tidak peduli membuat lelaki itu mengikuti Lula.
"Terimakasih Lily," ujar konsumen yang Lula antarkan pesanannya.
Lelaki itu mengedip genit ke arah Lula. Sama sekali tidak ada respon dan tanggapan menyenangkan dari Lula, selayaknya pelayan dan pelanggan pada umumnya.
Lula berbalik badan tanpa memperdulikan lelaki genit tersebut. Huft, lelaki yang mengganggunya masih ada di sini. Lelaki itu tersenyum manis ke arah Lula.
"Hai." Lelaki itu melambai tangan tepat pada Lula.
Seperti tak melihat apa-apa, Lula pergi dengan sengaja. Wajah Lula benar-benar tidak bersahabat saat ini, namun apakah wajah Lula pernah bersahabat?
"Hei!" seru lelaki itu, sama sekali tidak membuat Lula menghentikan langkahnya.
"Gue tau rahasia lo, Lula," ujar lelaki itu dengan nada rendah mengancam.
Sesaat Lula menghentikan langkahnya, menelaah perkataan lelaki itu. Setelah itu, Lula mengedikkan bahunya tak peduli.
"Waw, astaga." Lelaki itu terkekeh dengan masih mengikuti langkah Lula.
"Lo pengen semua tau tentang nyokap lo, Lula?"
Deg
Seketika jantung Lula berhenti berdetak. Langkahnya terhenti. Kali ini lelaki itu berhasil menarik perhatian Lula, membuat Lula terpaku di tempat. Bulu kuduk Lula meremang.
Dengan cepat Lula berusaha menghalau semuanya. Lula berbalik dengan berusaha terlihat tetap tenang, walau hatinya berkata lain.
***
Kalo suka boleh vote ya guys!
Tertanda; lallasol; 3 April 2021 🙆🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
LALULA
Teen Fiction"Murahan banget, sih, lo." "Gak ada bedanya lo sama nyokap lo. Sama-sama pelacur." Cowok itu menghembuskan napas kasar. "Lo pikir gue bersikap baik sama lo gara-gara gue suka sama lo, huh?" "Gue cuma mau tubuh lo, anjing. Dan sekarang lo ngasih tu...