20. Bad Day Ever

6.2K 214 1
                                    

"lo buat gue marah, Lula."

Matanya terpejam perlahan. Setelah pelepasan tersebut, Dava berbaring menghadap Lula yang enggan memposisikan badannya berhadapan dengan Dava. Cowok itu memeluk posesif pinggang ramping Lula dari belakang.

"Perut gue sakit, Dav."

Suara itu tak terdengar lagi oleh pendengaran Dava. Cowok itu sudah terlelap sehabis amarahnya yang benar-benar meluap sejadi-jadinya.

Foto yang Lula kirim sangat membuatnya marah. Hatinya terasa panas dan tak suka kala melihat itu. Dan membaca pesan yang terakhir dikirim Lula kepadanya yang mengatakan bahwa Lula pelacur juga langsung membuatnya naik pitam.

Saat itu, Dava hanya bermaksud untuk membuat Lula sakit hati dengan embel-embel 'pelacur' agar cewek itu menjauh darinya. Dan Dava sangat tahu Lula bukan wanita seperti itu. Namun ia kembali digoyahkan dengan foto Lula mencium pria lain. Ia tidak suka melihat itu. Dan faktanya lagi, ia melihat secara langsung Lula dikelilingi oleh pria-pria berumur di bar tersebut, terutama pria yang memeluk pinggang Lula.

Dava memang tidak percaya Lula wanita seperti itu, dan ia tahu wanita itu mabuk. Lula saat mabuk akan menjadi beringas dan tak terkendali. Akan tetapi ia juga marah pada cewek itu yang mencium pria lain, dan Dava tak suka miliknya disentuh oleh siapapun. Dan mungkin ini bisa menjadi alasan ia melakukan apa yang terjadi malam ini pada mereka.

Awalnya ia mengira bahwa malam dimana mereka melakukannya akan menjadi awal hubungan mereka dimulai. Dan semua itu sirna bersamaan dengan hancurnya dan tersebarnya semua hal-hal tidak baik mengenai Lula. Dan sekarang jauh lebih buruk dari pada itu.

***

Lula terganggu di dalam tidurnya. Hari libur yang tidak menyenangkan baginya. Perut Lula sedari tadi merasakan keram yang benar-benar menyiksa dirinya. Bukan hanya sakit perut, punggungnya juga ikut merasakan sakit dan pegal sekarang.

Cewek itu terus memegangi perutnya. Lula mencoba bangkit dari tempat tidurnya. Ia berusaha duduk dengan perut yang sangat amat terasa sakit. Dengan hati-hati, Lula berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, dirinya harus mandi sekarang.

Shower dinyalakan setelah dirinya sudah menanggalkan seluruh pakaiannya. Tubuhnya menjadi lengket dan harus segera menerima guyuran air.

Bersamaan dengan air yang keluar, Lula merasa terdapat sesuatu juga yang keluar di dari miliknya dengan deras.

"Sial."

Matanya membulat dan mendapati darah sudah memenuhi area ini. Darah sebanyak itu perlahan-lahan menghambur dengan guyuran air shower. Namun dari kewanitaannya sama sekali tidak berhenti, darah itu masih menurun keluar.

***

"Tidak ada hal serius yang terjadi pada anda."

Nafas lega langsung keluar dari pernapasannya kala mendengar apa yang dikatakan dokter. Benar, itu hanya sakit perut menstruasi begitupun darah yang keluar.

"Namun anda harus menjaga kondisi tubuh anda agar lebih baik. Janin yang berada di perut anda sangat lemah, dan sewaktu-waktu itu akan berdampak keguguran jika anda tidak menjaga tubuh anda."

Deg

Jantungnya berhenti berdetak sesaat. Hamil? Otaknya terus menangkal semua itu. Bagaimana bisa di saat test pack mengatakan negatif dan dia dinyatakan hamil sekarang, jelas analis dokter tersebut salah.

"S-saya hamil?"

"Loh? Bukannya seharusnya anda sudah tau ini?" Dokter itu lalu tersenyum, "ah, ini hal yang wajar untuk para ibu muda. Mulai sekarang anda harus menjaga kesehatan anda dengan rutin."

LALULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang