"Murahan banget, sih, lo."
"Gak ada bedanya lo sama nyokap lo. Sama-sama pelacur." Cowok itu menghembuskan napas kasar. "Lo pikir gue bersikap baik sama lo gara-gara gue suka sama lo, huh?"
"Gue cuma mau tubuh lo, anjing. Dan sekarang lo ngasih tu...
I found a love for me Oh darling, just dive right in and follow my lead Well, I found a girl, beautiful and sweet Oh, I never knew you were the someone waiting for me
Dava memetik senar gitarnya yang mulai mengeluarkan nada-nada indah. Kepalanya mendongak ke atas, menatap pada Lula yang sedang mengelus rambutnya. Cowok itu memejamkan matanya seiring dengan lagu yang ia nyanyikan, pun juga menikmati elusan tangan Lula pada rambutnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'Cause we were just kids when we fell in love Not knowing what it was I will not give you up this time But darling, just kiss me slow, your heart is all I own And in your eyes, you're holding mine
Kata-kata dari lagu yang keluar dari mulutnya, membuat cowok itu terlena sendiri dengan pikirannya. Pikirannya mulai menjelajah saat dia dipertemukan pertama kali oleh sosok Lula. Cewek dingin itu terpaksa untuk menuruti permintaannya agar rahasianya tidak tersebar.
Memori itu lanjut berputar lagi. Di mana saat dirinya dan Lula masih seperti orang yang saling membenci—lebih tepatnya Lula, sepertinya. Di saat itu, Lula terpaksa untuk datang ke rumahnya, membantu cowok itu meredakan nyeri hasil dari tonjokan Marco di wajahnya.
Dengan sangat terpaksa, Lula membersihkan luka-lukanya. Sampai Lula menegur Dava ketika cowok itu memandang wajahnya terlalu lama. Dan Dava sangat ingat akan perkataan itu. Namun benar apa yang terjadi, kini dirinya terasa terbawa oleh rasa cintanya pada Lula.
Bahkan, memori-memori kecil saat mereka saling bermusuhan itu masih sangat jelas terekam oleh otak Dava. Dirinya secara tidak langsung suka memperhatikan detail-detail kecil tentang Lula. Dava tidak sadar bahwa dia memperhatikan sedalam itu. Seperti saat Lula pingsan hanya karena asap rokok, dan pula cewek itu yang kerap kali bersin.
Memori masa lalunya terbang pada saat malam pesta kostum. Itu cukup berkesan. Cukup menyadarkan Dava oleh sesuatu perasaan aneh dalam dirinya. Cowok itu mencium bibir Lula, ciuman pertama antara mereka. Pikirannya saat itu benar-benar tidak terkontrol dan terasa aneh. Sampai tangannya bergerak perlahan, lalu ia seketika tersadar menghentikan segalanya.
Dava memilih pergi setelah ciuman itu. Merokok di balkon, walau tidak sampai selesai. Dia buru-buru kembali pada kamarnya. Menatap Lula yang tengah berbaring. Wajah cewek itu tetap terasa dingin walau sedang tidur. Lula pun mulai bergerak tak nyaman karena dress yang ia pakai. Dan dari situlah semuanya dimulai.
Terasa indah saat menyelami kenangan tersebut. Saat dimana dirinya marah pada Lula. Jika dipikir-pikir, dulu dia sering sekali marah dan kesal kepada Lula. Mungkin dapat dikatakan ia tidak suka dengan Lula yang berprilaku seenaknya dengan tubuhnya. Dava seolah sudah mengecap kepemilikan di tubuh Lula sedari dulu.
Mengingat itu semua, senyuman timbul di wajahnya. Matanya kini terbuka dan langsung memandang Lula. Cowok itu melanjutkan nyanyiannya kembali dengan memandangi wajah cantik pacarnya.