9. Babu

5.2K 239 3
                                    

Minuman alkohol itu sudah selesai Lula antarkan pada pemiliknya. Dan sekarang gilirannya untuk kembali pada tempatnya.

Lula membalikan badannya. Sial! Tangannya dicekal. Dan sudah dapat Lula tebak, orang itu adalah Dava. Lula menatap tajam lelaki itu sekarang.

"Kenapa masih ada di sini, sih?" tanya Dava ambigu.

"Bukan urusan lo!" Lula menghempas langsung tangan Dava yang mencekalnya.

Well, lelaki itu tidak mengikuti Lula lagi. Dava diam di tempat, memperhatikan Lula yang berlalu pada tempat tersimpannya minuman-minuman di bar ini.

Lula menjadi sibuk dengan pesanan yang diterimanya, dan sekarang Lula mengambil pesanan vodka pada rak yang tertata di depannya.

Vodka yang kini berada di genggaman Lula seakan memperlihatkan kilasan masalalu di dalamnya. Lula terdiam sejenak memikirkan kilasan itu. Lula mulai memutar kejadian saat itu di kepalanya.

Kembali pada malam pesta kostum. Lula mengingat dia mendapat pesan dari Marco, dan saat itu dia langsung frustasi. Dan sebab itulah Lula meminum banyak vodka yang diberikan pelayan.

Sampai Lula berjalan ke arah orang-orang yang sedang berdansa, Lula masih mengingat itu. Dan... Lula kembali mengingat, lelaki yang berdansa dengannya melakukan hal yang tidak pantas.

Lalu Lula sangat ingat bahwa terdapat seseorang yang menyelamatkannya. Orang itu samar, Lula tak bisa mengingat jelas wajahnya.

Sampai ingatan Lula mengingat bahwa dia dengan begitu saja tiba di ranjang. Lalu... Tidak, tubuh Lula berubah menjadi lemas. Lula mengingat kejadian setelah itu. Kejadian bahwa dia mencium Dava? Dan mereka berciuman?

Bilang pada Lula bahwa ini tidak benar. Bahwa Lula tidak akan mencium lelaki sialan itu. Tapi ingatan tentang bibir mereka yang saling melumat itu teringat jelas di otak Lula. Namun setelah itu yang tersisa hanya ingatan bangun paginya.

Dan kini Lula menatap cowok itu. Pantas saja cowok itu bersikap baik layaknya mereka sudah dekat sekarang. Dava kini tersenyum kepada Lula.

Vodka pada genggaman Lula semakin ia cengkram dengan keras. Merasa harus menyelesaikan tugasnya, Lula membuang pikirannya tadi, dan dia mengantar vodka itu pada konsumen.

"Terimakasih Lily," pria itu menyebutkan nama panggilan Lula yang dikenal di sini.

Lula menuangkan minuman itu pada sloki yang sudah tersedia di depan pria ini. Tanpa merasa aneh, Lula tetap menuangkan.

Tangan pria paruh baya itu merambat ke tubuh Lula. Sang empu belum menyadari sama sekali apa yang terjadi. Tangannya merambat menuju paha Lula. Dan tiba dimana dia ingin meremas paha Lula.

"Hey, sayang."

Mendengar suara itu, pria mesum itu langsung menarik tangannya pada baeah meja. Matanya menatap kesal pada Dava yang sudah melingkarkan tangannya pada pinggang Lula.

Pemilik pinggang itu menoleh pada orang yang berani menyentuh pinggangnya. Tatapan tajam Lula layangkan pada Dava kembali.

Dengan cepat Lula melepas tangan Dava. Namun Dava menahan pegangan tangannya pada pinggang Dava. Lalu cowok itu membalikan Lula tanpa permisi untuk menjauh dari lelaki mesum itu.

"Lelaki itu pengen ngelecehin lo," ujar Dava tepat pada leher Lula.

Napas Dava terasa membuat merinding bagi Lula. Jaraknya dengan leher Lula sangat dekat, dan cowok itu belum juga melepaskan tangannya.

"Apa bedanya sama lo?" Di detik itu juga, Lula langsung memaksa lepas tangan Dava dari pinggangnya.

Dava, cowok itu tersenyum ke arah Lula.

LALULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang