13. Spain Without S

4.2K 207 0
                                    

Dava berjalan dengan langkah yang lebar. Setelah mendapat info dari orang suruhannya, cowok itu langsung melesat ke sini. Bar tempat Lula berkerja.

Di tengahnya manusia yang bersenang-senang di sini, Dava mencari Lula dengan mata telanjangnya.

Tiba pada orang berseragam hitam, Dava menatap bertanya-tanya. "Dia dimana?"

"Tadi dia masih ada di sini, tapi pas saya cek lagi sudah tidak ada."

Dava berdecak sebal, "Akh! Gak becus lo anjing."

Brak

Kaki Meja yang berada di sana ditendang oleh Dava. Cowok itu menarik rambutnya frustasi sembari menatap sekeliling.

Info bahwa Lula berada di sini bukan sebagai pelayan bar membuat dirinya benar-benar frustasi. Entah, dia hanya merasa frustasi.

Matanya melesak mencari sosok Lula yang ia cari. Dava langsung kembali melangkah dengan cepat saat menyadari bahwa yang diliatnya itu benar-benar Lula.

Firasatnya meyakini bahwa itu Lula. Wajah cewek itu berciri khas seperti biasanya, ada sensasi berbeda saat melihatnya.

"Argh!" Dava menggeram marah saat melihat pemandangan di depannya saat ini.

Lula berada di sana, dengan pria hidung belang kurang belaian yang mengelilinginya. Alkohol sepertinya memberi efek samping tambahan bagi tubuh Lula, cewek itu bergerak seperti penari erotis dan menjadi tontonan pria-pria itu.

Pakaian minim yang Lula pakai tambah membuat emosi Dava semakin naik. Dava lanjut memasuki tempat lingkaran di mana Lula berada di sana.

"Minggir lo!" sinis Dava mengusir salah satu lelaki hidung belang itu.

"Waduhh, ini anak kecil dari mana. Kamu mau mau ikutan juga, dek?"

"Ck. Minggir."

"Santai dong, dek. Kita belum selesai ini sama gadis yang ini." Itu respon dari orang yang berbeda.

"Minggir bangsat!"

Dava menendang kaki lelaki itu yang menghalangi jalannya. Pria itu meringis sakit dan sedikit membiarkan Dava melewat.

Akibat ulah spontan Dava membuat pria-pria yang selalu menempel dengan Lula menjadi terdiam tanpa berkutik, ia menjauh dari Lula.

"Akh! Mau kemana, sih," racau Lula. Tangannya ditarik kasar oleh Dava menjauh dari sana.

Dava tanpa memperdulikan Lula yang berjalan dengan sempoyongan, cowok itu membawa Lula masuk ke dalam mobilnya.

"Apa?" tanya Lula sewot saat dipandangi oleh Dava.

Tatapan cowok itu kian menajam dan seakan tak suka melihat Lula. Lalu tatapannya berpindah pada paha mulus Lula yang benar-benar sudah terekspos sepenuhnya, hanya sedikit yang tertutup oleh dress yang Lula pakai.

"Lo gila?"

Senyuman terbit di bibir Lula ketika mendengar penuturan Dava.

"Iya gue gila. Gila banget..." Kepala Lula sekarang sudah berada di pundak Dava, menahan semua beban yang ia alami saat ini.

Selanjutnya, Lula menatap wajah Dava dari posisinya saat ini. Hening, tidak ada yang berbicara saat ini. Sampai pada Lula yang bergerak perlahan.

Lula memegang rahang Dava, "Mau ciuman gak?"

Pertanyaan itu langsung saja keluar dari mulut Lula. Tanpa menunggu jawaban, Lula langsung bergeser ke pangkuan Dava yang duduk di kursi pemudi.

Dava menatap lekat Lula yang berada di depannya. Cowok itu tidak berkutik sama sekali.

LALULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang