18. Let's be Honest

5.3K 207 0
                                    

Lula menoleh ke belakang, mencari keberadaan Dava. Ia menatap kecewa pada lelaki itu, sedangkan Dava terlihat tak acuh padanya.

"La? Are you okay?"

Lula langsung pergi dari kelasnya, membawa semua perasaan kecewa yang dibawa dirinya. Dan semua itu karena lelaki brengsek itu.

Lula melihat dengan jelas berita kasus tentang Mamanya dan kebakaran yang merenggut nyawa Ayahnya. Di situ tertera rahasia Mamanya yang menjadi pelacur. Sontak itu jelas membuat tubuhnya terbujur kaku. Semua yang dilakukan dia agar hal itu tertutupi akhirnya tersebar dengan gampangnya.

Dan tak cuma itu, slide kedua terdapat foto dirinya di atas tubuh Dava. Foto itu sangat terlihat jelas wajahnya dan ia yang sedang melakukan hubungan seksual.

Pikiran Lula menjadi kacau kembali. Rasa kecewa, harga diri semuanya menjadi satu.

Ia terhenti di depan toilet wanita. Lula memandangi sebentar ke dalam toilet itu.

"Huek!"

Perutnya kembali seakan terkocok dan ingin mengeluarkan semua yang sudah ia makan. Lula langsung masuk ke dalam bilik toilet. Ia menekan tengkuknya supaya isi perutnya dapat keluar pada kloset.

Tidak ada lagi rasa mual tersebut, rasa mual itu sudah berhenti. Akhirnya Lula mengambil duduk di atas kloset, sembari menetralkan tubuh dan pikirannya.

Setetes air mata jatuh di pipinya. Lula menekan bibirnya dalam-dalam berusaha tegar.

"Eh lo udah liat, kan, postingan LAMTUR sekolah."

"Iya gue udah liat. Gak nyangka banget, sih, Lula kayak gitu ya."

"Iya anjir. Padahal dia yang paling bacot pas Yolla minum alkohol, loh."

"Iya gue juga gak percaya, anjir. Tapi wajar juga, sih. Mamanya aja pelacur, ya sifatnya pasti turun temurun tuh. Dibayar berapa ya kira-kira Lula."

"Ish gak boleh gitu lo."

"Eh tapi, kan, fakta, anjrit. Di fotonya aja Lula keliatan keenakan anjir."

"Hahaha parah banget lo."

"Lah orang elo yang buka topik tentang ini. BTW yang foto kok bisa dapet ya jir."

"Langganan kali dia sama Lula."

"Eh liptint gue bagus, gak?"

Lula menulikan pendengarannya. Cewek itu berusaha tidak mendengar apa yang dibicarakan kedua siswi di toilet ini. Bibirnya masih menahan kuat suara tangisan yang teredam.

***

Yang dipilih Lula saat ini untuk menenangkan dirinya adalah dance room. Ia berjalan memasuki ruangan tersebut, membukanya secara perlahan.

Cewek itu berjalan masuk ke dalam sana. Baru saja Lula ingin mengambil duduk, pintu ruangan sudah lebih dahulu dibuka oleh seseorang.

Lula menoleh ke ambang pintu, Marco berada di sana dengan raut khawatir. Cowok itu mendekat ke arah Lula. Dipegangnya bahu Lula kemudian.

"Kamu gapapa?"

Lula belum menjawab dan Marco langsung membawa Lula ke pelukannya. Di dekapnya erat tubuh Lula. Rambut halus Lula diusap olehnya, mencoba menenangkan Lula.

"Sialan!"

Tubuh Marco langsung terhuyung ke lantai akibat hantaman keras yang mendorongnya. Lula pun juga tersentak kaget dan langsung memusatkan perhatiannya pada sumber suara.

"Kenapa lo masih deketin Lula, anjing!"

Dava maju mendekat pada Marco yang berusaha berdiri. Dan tawa terdengar keluar dari mulut Marco.

LALULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang