33. Hunting

4.2K 118 5
                                    

Yang belum baca chapter sebelumnya (32. Hot) DM aja langsung yaa ke akun ini buat minta link sama pw. Bakal langsung dikasih kalo udah vote yaa. Thx 🤍

*****

"Dav..."

Berawal dari pengakuan dirinya, Dava menjadi semakin gencar untuk membuat dirinya malu mengakui hal itu kemarin. Dava malah mengajaknya sekarang untuk memilih baju haram yang lebih bervariasi lagi. Melakukannya bersama Dava, bukan dirinya sendiri.

"Ayo, La. Kan aku udah bilang kalo mau beliin kamu. Ayo kamu nya ikut, biar bisa cobain terus kita—"

"Dava! Aku nggak pernah beli baju kayak gitu di offline store, Dav, apalagi nanti berdua sama kamu. Kamu jangan aneh-aneh deh."

Dava mengeratkan pelukannya pada Lula. Lalu kepalanya berada di tengkuk cewek itu, ia bernapas hangat di sana. Lula dapat merasakan hangatnya napas Dava yang menerpa kulitnya. Cowok itu seolah ingin berbisik kepadanya, namun ia menggoda Lula terlebih dahulu.

"Biarin aja, La. Ini buat pengalaman kamu. Kan nanti kita juga bisa sekalian ngelakuin itu di sana."

Lula langsung berbalik dan melotot. "kamu jangan aneh-aneh, Dav. Di sana tempat umum Dava!"

"Terus kenapa?" Dengan polosnya Dava menjawab. "Kemarin juga tempat umum. Kamu ngebuka dress kamu dengan gampang. Kamu juga minta aku buat mainin vagina kamu di sana, kan?"

"Dava!" Semakin Lula melotot. "Beda konteksnya, Dava..."

"Sama! Ayo, kamu ikut makanya, abis itu kita cepet perginya dan cepet gesek-gesek. Ayo, La."

Dava menangkup wajah Lula. Ia membawa cewek itu mendekat pada wajahnya. Bibir mereka lalu menempel, sebelum Dava melumat bibir Lula. Dilumatnya bibir Lula dengan lembut. Dava seolah memperlambat waktu agar dapat menikmati seberapa nikmatnya ciumannya dengan Lula.

"Babe... Ayo." Mata Dava berbinar melas.

"Akunya malu, Dav, di sananya nanti ih."

"Ngapain malu, kan ada aku. Lagian mereka siapa ngurusin hidup kamu, pacar kamu aja bukan. Pacar kamu kan aku ya, kan." Dava mencubit pipi Lula dengan gemas.

"Lagian, biasanya kamu juga nggak malu pamerin tubuh kamu di depan aku. Ya, nggak?" Dava menaikkan alisnya untuk menggoda Lula. "Aku juga udah sering liat payudara kamu. Kenyel kenyel gitu." Dava malah menoel payudara Lula dengan seenaknya.

"Dava, ih. Apaan, sih. Nggak banget dih bercandaannya." Tangan Lula langsung saja menutup sebagian wajah pria itu karena dirinya kesal.

Dava dengan sangat mudah membuat tangan-tangan Lula menjauh dari wajahnya. Cowok itu tersenyum. Dava mendekatkan wajahnya agar lebih dekat pada daun telinga dan ceruk leher Lula.

"Wanna make love with me, hm?"

Hush

Terpaan angin dari mulut Dava terasa di leher Lula. Angin tersebut terasa panas dan juga membuat Lula sedikit merinding geli. Bibir cowok itu mulai meraup daun telinga Lula, membuatnya menjadi basah oleh saliva nya.

"Emang kamu siapa? Aku nggak kenal."

"Aku?" Dava menunjuk dirinya. "Aku cowok kamu lah. Gimana sii."

Dava membalik tubuh Lula. Tubuh Lula langsung didekap olehnya. Dava mencium bibir Lula tanpa aba-aba. Selanjutnya, cowok itu menggerakkan tangannya untuk meremas sensual bokong Lula. Diremasnya pantat Lula dengan sangat lihai oleh tangan nakalnya.

"Jadinya... Kamu mau ikut apa enggak?"

Mata Dava menatap Lula bertanya-tanya. Tangannya membelai lembut pipi Lula. Tapi bukannya menunggu Lula menjawab terlebih dahulu, Dava malah langsung melumat bibir Lula kembali tanpa menunggu cewek itu menjawab. Dava melumatnya dengan lembut, menikmati persatuan benda kenyal mereka.

LALULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang