Lula memasuki apartemennya dengan tergesah-gesah. Masih ada sesuatu yang harus dia lakukan saat ini. Sebelum berangkat ke rumah Dava, Lula belum sempat menyelesaikan keresahan di dalam dirinya.
"Ly!" Lula berteriak dengan keras supaya orang yang dipanggilnya mendengar.
Tak mendapat jawaban. Lula langsung saja menuju kamar yang yang tak jauh dari tempat dia berada.
brak
Lula menggebrak pintu kamar ini. Kamar dengan keseluruhan warna pink itu terpampang jelas melalui mata Lula.
"Apaan, sih, berisik banget lo." Cewek yang Lula cari menatap Lula dengan kesal. Sepertinya, aktivitas tidurnya terganggu.
Lula menatap datar. Namun tatapan datar itu malah menjadi menyeramkan jika orang melihatnya.
"Lo jalan sama Marco?"
Cewek itu terlihat memikir sejenak. "Iya gue jalan. Kenapa?"
"Ck." Lula berdecak sebal.
"Berapa kali, sih, harus gue bilang. Hidup lo, hidup lo. Hidup gue, hidup gue. Lo kenapa harus campurin hidup gue, Laily?!" ujar Lula dengan panjang lebar.
Cewek bernama Laily itu mengambil duduk di kasurnya dengan cepat saat mendengar perkataan Lula. Laily tersenyum menantang.
"Eumm, gue suka aja jadi lo. Untung-untung jalan sama pacar lo. Dia ganteng, loh," ujarnya berusaha menggoda Lula.
Lula menyipit tak suka. "Sekali lagi lo lakuin itu... Gue bacok lo, sialan!" ancam Lula.
Setelah ancaman itu, Lula pergi dari kamar bernuansa pink itu.
***
Rutinitas yang akan dilakukan saat jam istirahat adalah pergi ke kantin. Namun, keempat remaja ini sama sekali tidak teelihat tertarik untuk ke kantin saat ini. Mereka masih sibuk dengan pembahasan mereka saat ini.
"Eh, kalo kostum nya pake yang ini gimana?"
Yolla menunjukan foto yang tertera pada layar handphonenya.
Melihat foto yang dibagikan Yolla, membuat mata Caca membulat. Lalu cewek itu memukul pelan Yolla.
"Kebuka banget, Yolla, bajunya!" peringat Caca.
"Eh, kalian lagi nyiapin buat pesta kostum, ya?"
Yolla terkekeh, "kan kali aja pada mau."
Omongan cewek sebelum Yolla sama sekali tidak ada yang menjawab. Mereka seperti tuli, tidak mendengar omongan itu. Yolla kembali sibuk mencari referensi kostum. Abel juga sedari tadi masih sibuk dengan handphone nya.
Caca, cewek itu seperti mendengar. Namun, ia berniat untuk membalas pertanyaan itu nanti. Yang memfokuskan pada cewek yang bertanya itu hanya Lula.
KAMU SEDANG MEMBACA
LALULA
Teen Fiction"Murahan banget, sih, lo." "Gak ada bedanya lo sama nyokap lo. Sama-sama pelacur." Cowok itu menghembuskan napas kasar. "Lo pikir gue bersikap baik sama lo gara-gara gue suka sama lo, huh?" "Gue cuma mau tubuh lo, anjing. Dan sekarang lo ngasih tu...