epilog

6.6K 129 7
                                    

Mungkin ada yg notif wp nya ga masuk. Baca yg chapter sebelum epilog dulu ya kalo blm baca.

______

"Daddy wake up!"

Seorang anak perempuan menggerak-gerakkan bahu ayahnya.

Dava masih tidak bangun, ia masih sangat lelah dan berbaring nyaman di tempat tidurnya. Cowok itu malah menarik selimutnya kembali agar bertambah nyaman.

"Wake up!" Nayline menarik selimut Dava. Ia memukul keras lengan ayahnya.

"Berisik," semprot Dava dengan mata yang masih menutup.

Tangannya dengan sigap membawa tubuh mungil Nayline ke dalam dekapannya. Dava memeluk erat putrinya hingga membuat Nayline meronta-ronta.

 Dava memeluk erat putrinya hingga membuat Nayline meronta-ronta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bukan anak kecil lagi, Dad! Berhenti memelukku."

"Kau putri kecilku. Jangan bertingkah layaknya orang dewasa. Itu tidak pantas untukmu."

"Aku sudah besar, Dad! Aku sudah bukan lagi anak kecil!" Nayline menekankan setiap perkataannya.

Dava membuka matanya lebar. "Ya, ya, ya. Bocah lima tahun." Dava pun mengangkat tubuh Nayline ke dalam gendongannya.

"Jangan menggendongku! Aku bilang aku sudah besar, Dad!"

"Kau berteriak seperti anak kecil," cemooh Dava.

"Ya! Tapi jangan menggendongku! Turunkan aku. Aku bisa malu digendong seperti ini."

"Lebay. Bocah alay."

"Berhenti mengataiku! Aku mau turun."

Dava tidak menggubrisnya. Cowok itu berjalan menuju lift dan menekan tombol yang akan membawanya pada ruang makan.

Ting

Lift berbunyi dan terbuka pintunya. Dava keluar, mencari keberadaan Lula yang pastinya berada di sekitar sini.

"Kau berat." Dava menurunkan Nayline. "Daddy akan mencari keberadaan mommy mu dulu."

"Ye! Bilang saja kau sudah tidak kuat menggendongku." Nayline menjawab Dava dengan pria itu yang sudah berjalan jauh darinya.

Namun Dava tiba-tiba berbalik sebentar, memicingkan mata pada Nayline. "Bahkan aku bisa mengangkat tubuh ibumu! Kau hanya anak kecil biasa." Dava menyentil jarinya ke udara, meledek Nayline.

"Aku tidak peduli, wle." Nayline membalas ledekan Dava. "Mom berada di dapur bersih, Dad! Dia tidak akan mau menemuimu jika kau mengatai putrinya ini." teriak Nayline agar Dava bisa mendengarnya.

Di sisi lain, Dava tertawa mendengar celotehan putrinya itu. Ia buru-buru pergi ke dapur bersih sebagai mana yang dikatakan Nayline tadi.

"Morning."

LALULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang