Lula terbangun dari tidurnya. Badannya merasakan sesuatu yang tidak mengenakkan sama sekali. Cewek itu langsung duduk dan mengumpulkan kesadarannya.
"Hatchi."
Baru saja Lula menyingkap selimutnya, hidungnya terasa gatal dan ia bersin tanpa dikehendaki. Langsung saja Lula menutup tangannya di mulut.
Lula mencoba untuk menghalau bersinnya. Cewek itu tetap bangkit dari kasur yang ia tiduri dan sekarang berjalan menuju keluar dari kamar.
Baru saja Lula membuka pintu, matanya langsung mendapati Dava yang sedang meneguk gelas sloki di sofa. Cowok itu menjatuhkan pandangannya pada Lula sembari terus meminum minumannya.
"Lo mau kemana?" tanya Dava santai.
Lula menatap sinis Dava. Cewek itu berjalan maju menuju anak tangga. Namun langkahnya langsung terhenti ketika mendengar penuturan Dava.
"Urusan lo sama gue belum selesai," ucap Dava. "Lo harus ikut sama gue kali ini."
Lula berbalik dengan pandangan tak suka, "Yang punya urusan bukan cuma lo doang."
Setelah apa yang Lula ucapkan Dava tertawa sejenak. Tangannya menekan tombol remote TV yang ia pegang. Begitu ditekan, layar TV yang menggantung di atas langsung menunjukan video berita dari salah satu stasiun televisi.
"Usai kebakaran yang terjadi di apartemen Alister yang hanya memakan satu-satunya korban. Diduga, istri dari korban tersebut adalah seorang wanita malam yang menjual diri di salah satu club kawasan Alister."
Suara pembawa acara berita itu sangat terdengar jelas di telinga Lula. Dan respon Dava hanya tersenyum dan memandang remeh Lula bahwa kali ini ia yang memegang kendali.
Bertepatan dengan TV yang dimatikan, seorang lelaki dengan balutan jas sudah ada di samping Lula.
"Mari saya antarkan," ujar lelaki itu.
"Rey, bilangin sama yang make overnya. Jangan aneh-aneh, tuh cewek udah aneh dari sananya."
Rey hanya tersenyum sebagai bentuk responnya. Dan Lula masih kesal dan tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh dua orang itu.
***
"Gue bicara sebagai temen. Dan cewek itu bener-bener jutek banget. Dia kayak..." Rey berfikir sejenak. "Gak pantes sama lo."
Dava terkekeh mendengar pernyataan Rey, "Siapa yang bilang dia pantes sama gue, bego?"
"Terus kenapa lo ajak dia ke Davies home?"
"Iseng doang, kayaknya."
"Well, dia udah ada di sini."
Dava langsung berbalik mengikuti arah pandang Rey. Dan di sana sudah ada Lula dengan tatapan datarnya.
Setelah orang-orang yang berada di dalam ruangan itu mengobrak-abrik tubuhnya, Lula hanya bisa pasrah. Dan keluar lah dia dengan dress pink yang di setiap sisinya terdapat manik-manik, dan juga high heels putih yang melekat di kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LALULA
Teen Fiction"Murahan banget, sih, lo." "Gak ada bedanya lo sama nyokap lo. Sama-sama pelacur." Cowok itu menghembuskan napas kasar. "Lo pikir gue bersikap baik sama lo gara-gara gue suka sama lo, huh?" "Gue cuma mau tubuh lo, anjing. Dan sekarang lo ngasih tu...