Warning 🔞
kemungkinan bakal sedikit vulgar. Skip aja yg gasuka ok.
***
"Mau berenang nggak?"
Ajakan itu lolos dari bibir Dava yang tiba-tiba saja otaknya memikirkan ide menarik untuk mengawali hubungannya dengan Lula.
Yang Dava lontarkan sontak membuat delikan aneh dari mata Lula. "Udah malem, Dava. Yang bener-bener aja kenapa, sii."
Jelas itu memang ajakan yang buruk dan tak masuk akal yang pernah Lula terima. Dia yang masih terbawa efek mabuk dan mencoba untuk sadar, ditambah keadaan tengah malam yang dingin dan tidak pas untuk berenang.
"Beneran ini, nggak aneh-aneh. Mau nggak?"
"Dingin udah malem begini."
Dava masih terus kekeuh pada ajakannya. "Bisa di setting jadi anget. Di dalem ruangan juga kok kolamnya."
Lula menggeleng dengan wajahnya yang terlihat malas dan tidak tertarik akan ide Dava.
"Ayo.." bujuk Dava lagi. "Kolam renangnya di lantai paling bawah. Lo nggak tau kan kalo gue punya ruangan rahasia."
"Ayo, Lula. Lo harus ke sana, refreshing otak lo." Dava memainkan jari-jemari Lula untuk membujuk cewek itu agar mau menuruti permintaannya.
"Males. Udah nggak ada tenaga. Udah nyaman kayak gini." Lula semakin mengeratkan badannya pada kasur Dava yang nyaman baginya.
Dava tersenyum memperlihatkan garis matanya. "Gue gendong oke?"
Tanpa menunggu jawaban Lula, Dava langsung menarik cewek itu dan membawanya melekat pada dirinya. Sekuat tenaga Dava menahan bobot tubuh Lula yang tidak terlalu berat dengan kedua tangannya. Kaki Lula ia posisikan melekat pada pahanya.
"Dav.. udah malem. Jangan aneh-aneh," ujar Lula dengan pelan seakan tak ada tenaga untuk melawan Dava.
"Nggak aneh-aneh, cantik."
Cup
"Najis buaya." Lula mengelap bekas kecupan yang dilayangkan Dava pada pipinya.
"Kok lo apus sih." Dava tak terima. "Gue cupang juga pipi lo kalo masih lo apus."
Lula mendelik malas akan perkataan Dava.
"Gue capek. Pengen tidur sekarang," ujarnya dengan tangan yang menempel pada punggung Dava.
"Berenang dulu ayo. Lo butuh refreshing sekarang."
"Nggak sekarang juga tapi..."
Dava menoleh pada Lula yang menaruh kepalanya di pundak cowok itu. Iya menatap lembut Lula.
"Capek banget emang, hm?"
Lula hanya membalas dengan anggukan lemasnya.
Seketika senyuman miring terbit di bibir cowok itu. "Yaudah makanya gue kasih refreshing ini. Bakal hilang capek lo nanti. Percaya sama gue."
"Terserah."
"Jangan marah."
Dava berusaha mengembalikan mood Lula. Namun cewek itu benar-benar malas untuk meladeni sekarang.
"Yahh jangan marah dong." Dava berusaha membujuk sampai akhirnya cowok itu menghela napas gusar. "Oke kita nggak usah berenang."
"Iya, bagus. Mending pelukan kayak tadi aja."
Dava mengangguk dan langsung menurunkan Lula pada kasur miliknya. Cowok itu mengambil posisi berbaring di sebelah Lula yang sudah berbaring di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LALULA
Novela Juvenil"Murahan banget, sih, lo." "Gak ada bedanya lo sama nyokap lo. Sama-sama pelacur." Cowok itu menghembuskan napas kasar. "Lo pikir gue bersikap baik sama lo gara-gara gue suka sama lo, huh?" "Gue cuma mau tubuh lo, anjing. Dan sekarang lo ngasih tu...