26. Revealed

4.5K 188 1
                                    

"Kenapa tiba-tiba nyuruh pake baju ini, sih." Lula masih sibuk membenarkan pakaian putih yang terasa tidak nyaman di tubuhnya.

Lula tak mengerti dengan apa yang ada dipikiran Dava saat ini. Cowok itu menyuruhnya memakai pakaian putih malaikat yang mirip dengan pakaian yang ia pakai saat pesta kostum. Namun yang berbeda, pakaian ini terasa lebih kaku di tubuhnya. Dan juga bentuknya seperti korset pada bagian perutnya, itu membuatnya tidak nyaman. Yang lebih anehnya lagi, sayap putih dan bando bulat risih itu benar-benar menunjukkan bahwa dia berperan sebagai malaikat.

Dava langsung masuk pada kamar mandi dan membuat Lula memusatkan perhatiannya pada cowok itu. Sial, bukan dirinya saja yang memakai kostum, tetapi Dava juga memakai itu. Dava memakai jubah berwarna merah mengkilap layaknya seorang iblis. Dan kini mereka menjadi perpaduan yang padu antara iblis dan malaikat.

"Cantik kok," puji Dava dengan tersenyum jahil menatap Lula.

Lula kembali sibuk membenarkan kostumnya. "Mau kemana emang pake kostum begini segala?"

Pun Dava mendekat ke arah Lula. Ia memeluk cewek itu dari belakang, dan matanya memperhatikan Lula lewat kaca di depannya. Lula menjadi susah membenarkan pakaiannya karena pelukan dari cowok itu.

"Kan kamu yang suka pake kostum lucu kayak gini, cantik."

Lula langsung mendelik aneh. Rada aneh mendengar Dava berkata seperti itu, tapi yang lebih menarik perhatiannya adalah fakta bahwa Dava mengetahui dirinya suka memakai kostum-kostum lucu seperti ini.

Setahunya, hanya ketiga temannya yang mengetahui itu. Dan pula ketiga temannya juga memiliki kesukaan yang sama, walau tidak sebesar rasa kesukaan Lula.

"Tau dari mana?!" Lula melirik tajam. Ia melanjutkan merapihkan rambutnya yang berantakan.

"Nggak sengaja denger pas lo tiba-tiba keluar kamar pake baju pelayan."

Ah, sial. Itu kenangan yang memalukan. Lula sangat malu jika mengingat itu. Kostum pelayan yang tiba-tiba saja mengetat dan Dava yang melihat itu semua.

Dava mencium pipi Lula dan membenamkan kepalanya pada bahu Lula. "Cantik kok, lucu juga." Terdengar sedikit kekehan keluar dari mulutnya.

"Males ah." Muka Lula langsung turun drastis ekspresinya. Ia menjadi bad mood  ketika mendengar kekehan yang seperti mengejek itu.

Dava mengapit gemas kedua pipi Lula dengan tangannya. "beneran, La. Nggak bohong ini. Cantik kan?"

"Jangan pegang-pegang ih."

Dava tersenyum puas. Ia semakin gencar mendekatkan dirinya dengan tubuh Lula. Ia mencium kening Lula dan menempelkan kepalanya pada rambut Lula. Cowok itu menghirup dalam-dalam wangi segar yang terasa manis pada rambut Lula.

"Lula lucu banget kalo lagi ngambek."

Dava menggerak-gerakkan jarinya dengan gemas untuk memainkan pipi Lula. Lula jadi ikutan gemas sendiri dengan jari Dava yang memainkan pipinya. Muncul ide kreatif yang sangat menyenangkan di otaknya sekarang.

Jari Dava yang bermain pada pipi Lula seketika terhenti. Semua itu digantikan dengan Lula yang sengaja memasukkan ibu jari Dava pada mulutnya.

Lula menatap Dava dengan tatapan liar penggodanya. Ia mengangkat bahunya ketika Dava memberi ekspresi bertanya-tanya. Selanjutnya, Lula menyesap ibu jari tersebut perlahan. Lula juga mengulum dan menghisap jari Dava layaknya penis.

Jari tersebut dimaju dan mundurkan dengan sensual oleh Lula. Cewek itu tetap memandang Dava melalui kaca dengan tatapan menggodanya. Lidah Lula bergerak untuk menjilat ibu jari itu, bibirnya juga terasa nyaman meraup jari Dava. Dan kondisi jari Dava sudah basah dengan saliva.

LALULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang