24. Milk

6.1K 178 0
                                    

Ada banyak penyesalan yang sangat Dava sesali dalam hidupnya. Penyesalan pertama itu datang saat dirinya yang masih kecil diasingkan dari keluarga Davies. Dava hanya tinggal berdua dengan Mamanya sebelumnya. Rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya sangat Dava rasakan saat itu.

Keadaan berubah ketika dirinya menuruti Mamanya untuk diam di rumah yang hanya ditinggali mereka. Mamanya pergi sendiri tanpa mengajak Dava. Dan Dava pun tidak membantah dan menjalankan aktivitas seperti biasa.

Dan pada malam dimana semuanya menjadi berantakan, Dava memberanikan diri mencari tahu. Ia baru mengetahui bahwa Mamanya sudah meninggal tanpa sempat dirinya memiliki saat-saat terakhir mereka bertemu.

Perasaannya campur aduk saat itu. Marah, kesal, sedih, semuanya tercampur menjadi satu. Bagaimana dirinya beberapa hari itu tenang di saat Mamanya sudah meninggal? Dirinya menjadi kacau dan tidak bisa menerima kenyataan itu. Dendam pada keluarga Davies juga semakin membuatnya benci akan dunia.

Namun pada malam itu juga, gadis sebaya dengannya menenangkan dan mendengarkan dirinya. Ya, benar, itu Laily. Dava merasakan ketulusan dari gadis itu. Ia merasa dipedulikan.

Untuk rasa suka kepada Laily, Dava harus mempertanyakan lebih dalam lagi ke hatinya. Karena yang ia rasakan saat mengetahui fakta bahwa Lula bukan Laily, sama sekali bukan masalah baginya, walau dirinya sedikit terkejut kemarin.

Memang niat awal Dava mendekati Lula berhubungan dengan kenangan masa kecil itu. Dava merasa nyaman bersama dengan Laily kecil saat itu, dan dia hanya mengetahui bahwa Laily bernama Lula. Namun itu salah.

Kenangan masa kecilnya membuat Dava bertemu Lula yang asli dan membuat dirinya masuk ke dalam hidup cewek itu. Dia tak bisa menyanggah lagi bahwa dirinya jatuh pada pesona Lula. Dan dirinya juga merasa dan sadar bahwa wanita itu yang dia inginkan lagi, bukan Laily. Mungkin ini bisa diralat. Dava hanya tertarik untuk bertemu Laily kembali, bukan masuk ke dalam hidup cewek itu seperti yang ia lakukan pada Lula.

Dan sekarang, Dava sudah benar-benar masuk dalam hidup Lula. Memang benar mereka sudah beralih status sebagai pacar. Namun yang Dava takutkan adalah ketika dia bangun dan keadaan menjadi berubah. Mengingat Lula yang tadi malam sedikit terkontaminasi alkohol, itu membuat Dava takut jika Lula berubah dan menolak apa yang terjadi kemarin malam.

Seperti saat ini. Dava panik, takut, cemas, dan pikirannya sudah kemana-mana. Niat hati hanya untuk mengeratkan pelukannya pada pinggang Lula, tetapi yang didapat hanyalah kosong tidak ada siapapun.

Kontan Dava langsung sadar. Ia buru-buru keluar kamar setelah memakai celana boxernya. Dava tak sempat untuk berpakaian rapih, bahkan ia tidak memakai kain penutup tubuh bagian atasnya.

"Lula..?"

Nada Dava cemas. Ia terus memanggil nama Lula disekitar lantai dua rumahnya. Sialnya tidak ada yang menyahut, dan itu membuatnya tambah panik.

"Lula?? Lo denger gue nggak?!" Dava berteriak. "LULA!!"

Tetap tidak ada sahutan. Suaranya malah menggema di sekitaran situ. Akhirnya Dava memutuskan untuk pergi ke lift.

Dava berdecak dengan raut paniknya, "shit. Lo dimana Lula."

Tubuhnya tidak bisa diam begitu saja ketika panik. Kakinya terus bergerak ke sana kemari. Rambutnya juga ditarik saking dirinya frustasi dan takut Lula sudah berubah.

Ting

Ketika bunyi lift berbunyi, menandakan bahwa dirinya sudah sampai di bawah, Dava cepat-cepat keluar dengan langkahnya yang tak tentu.

"Lulaa!"

Dava semakin gencar mencari keberadaan Lula. Ia mulai mencari dari kamar-kamar kosong yang berada di bawah, lalu beralih pada taman dan kolam renang outdoor.

LALULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang