Bab 6

41.4K 2.1K 22
                                    


Maaf, typo bertebaran!!!





Happy reading ☺️

Paginya Luna sibuk membereskan kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Tadi nyaris saja mamanya menampolnya dengan gagang sapu,saat melihat kamar anak gadisnya yang seperti kapal pecah.

Hampir saja Lina hilang kendali,tapi dengan cepat Luna bangun dari tidur. Melihat wajah garang Lina,Luna langsung memasang wajah sedihnya yang membuat Lina meredam emosinya dengan cepat.

"Mata kamu kenapa bengkak gitu sayang?" Tanya Lena heran,padahal semalam masih baik-baik aja tu mata.

"Kamu nangisin drakor?" Tebak Lina lagi karena masih tak mendapatkan jawaban dari anaknya.

"Boro-boro nangisin drakor ma, nonton aja semalam kagak." Jawab Luna ketus.

"Loh kok bisa gitu,trus cemilan yang kamu bawa semalam itu buat apa?" Tanya Lina lagi masih tak percaya dengan jawaban Luna.

"Gak percaya,periksa aja tu laptop. Gak ada lagi koleksi drakor aku disana. Semua udah dihapus sama pak Alan." Jawab Luna lagi dengan penuh dendam.

"Maksud kamu,drakor kamu semuanya di hapus sama dosen kamu di kampus?" Tanya Lina memastikan.

Luna mengiyakan ucapan mamanya,dan langsung disambut tawa menggelar Lina.

Hahahaha!!

"Syukurin...mama udah ngedek banget ngeliat kamu sibuk bergadang demi drakor gak jelas itu." Ucapan Lina membuat Luna tambah kesal. Mamanya ini memang luar biasa,gak ada sedih-sedih nya ngeliat anak diperlakukan dengan gak adil seperti ini.

"Kok mama gitu sih,mama gak prihatin liat mata Luna sampe bengkak kek gini."

"Kamunya aja yang lebay,cuma dihapus drakor kok sampe nangis gitu." Ucap Luna sadis.

"Mama malahan berterima kasih sama dosen kamu,soalnya udah ngebantu mama buat ngilangin tu drakor dari laptop kamu. Kapan-kapan temuin mama dengan dosen kamu itu,biar bisa berterima kasih secara langsung." Lanjut Lina panjang lebar.

Luna pun hanya bisa mengelus dada pasrah,tak salah kan Luna bilang kalau pak Alan sangat cocok jika disandingkan dengan mamanya. Apalagi kedua mulut mereka sama-sama pedas seperti rawit merah yang di kemas seketika.

Setelah membereskan kamarnya,Luna pun berangkat ke kampus. Hari ini dia lebih memilih memesan gojek, penglihatannya terbatas karena mata bengkak, lagipula biar aman saja di perjalanan.

Sesampai di kelasnya,Rena sudah menunggunya. Dia terkejut melihat mata bengkak luna. Tapi Luna seakan tak peduli dengan tatapan Rena dan semua orang padanya.

Sebenarnya walaupun mata Luna membengkak seperti apapun,Luna tetap terlihat cantik. Wajahnya yang putih bersih, dengan hidung mancung dan bibir mungilnya membuat Luna tetap menjadi primadona di kampus.

"Lun,mata lo kenapa?" Tanya Rena pelan, takut-takut Luna bakalan ngamuk lagi dengannya seperti semalam.

"Ini karena gak nonton drakor. Koleksi drakor gue udah di musnahin sama tu dosen." Jawab Luna kesal penuh rasa dendam.

"Tapi hari ini giliran kita buat bimbingan sama pak Alan." Ucap Rena lagi.

"Loh kok gue gak tau!!" Luna kaget mendengar itu.

"Emang Lo semalam gak buka grup yaa. Anak-anak pada heboh dari semalam. Pak Alan juga ada ngirim email pemberitahuan. Lo gak baca email juga?"

Luna menggelengkan kepalanya,tanda dia tak tau apapun tentang apa yang di katakan Rena.

Dosen Tampanku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang