Bab 16

34K 1.7K 4
                                    

Typo bertebaran,

Happy reading ☺️

"Syarat??" Ulang Alan lagi.

Dan lagi-lagi Luna tersenyum melihat wajah Alan yang menatapnya tak percaya kalau Luna menerimanya dengan syarat.

"Oke!! Apa syaratnya?" Alan akhirnya mengalah dan menerima keputusan Luna.

"Pertama-tama aku mau kita mengubah panggilan,yang biasanya saya kamu menjadi aku kamu.pastinya saat kita di luar kampus dan lagi berdua seperti sekarang." Ucapan Luna membuatnya menghela nafas, Alan sudah berpikir yang tidak-tidak tadi dengan syarat yang di ajukan Luna.

Alan tersenyum lembut mendengar syarat Luna.

"Gimana kalau pake aku mas saja." Goda Alan, yang membuat wajah Luna berubah warna menjadi pink.

"Gak masalah itu bisa di atur." Jawab Luna mencoba bersikap biasa saja.

"Trus aku mau kita sama-sama terbuka, dalam hal apapun. Dan sama-sama percaya satu sama lain." Lanjut Luna lagi.

"Oke!!" Jawab Alan cepat tak masalah dengan syarat yang kedua.

"Syarat yang lain akan menyusul seiring kita mengenal satu sama lain." Luna tersenyum kecil. Luna memang rubah betina,licik tapi menggemaskan.

"Apa gak ada yang lain?" Tanya Alan dengan senyum mengoda Luna.

"Oh ya!!aku hampir lupa,tambah satu lagi untuk hari ini. Aku mau masmembantuskripsiaku!!!" Ucap Luna cepat,tapi Alan dapat mendengar dengan jelas ucapan Luna. Untung saja Alan bukan pria lemot.

Alan tertawa mendengar syarat Luna yang lebih seperti memohon untuk membantunya menyelesaikan skripsinya. Luna sendiri sebenarnya malu dengan permintaannya itu,tapi mau bagaimana lagi dia ingin cepat-cepat wisuda.

"Oke..aku mau membantu skripsi kamu tapi aku juga punya syarat!" Ujar Alan menatap Luna lembut.

"Loh kok ikut-ikutan aku sih." Ujar Luna sebal.

"Jadi mau gak di bantuin skripsinya."

"Ya mau lah,apa syaratnya?"

"Kamu harus ngikutin semua kemauan aku. Gimana?"

Luna melotot hebat mendengar syarat yang di ajukan Alan. Rupanya Alan bisa jauh lebih licik dari Luna.

"Jan ngadi-ngadi dong!!! Kalau mas mau mesumin aku masa aku iya-iya aja." Protes Luna gak terima dengan syarat Alan yang memang akan menguntungkannya saja.

"Ya gak gitu juga. Aku tuh mau jagain kamu,sampai kamu jadi istri aku,bukan mau ngerusak kamu." Kata Alan lembut,mana mungkin dia tega ngerusak orang yang dicintainya.

"Jadi kalo udah jadi istri,aku gak dijagain lagi dong."

"Belum jadi istri aja udah aku jagain,kalo udah jadi istri penjagaannya bisa berlipat ganda." Alan mencoba menjelaskan lagi supaya Luna tak salah mengartikan ucapannya.

"Okay,aku terima syarat dari mas." Putus Luna akhirnya.

"Jadi mulai sekarang kita bukan cuma seorang mahasiswi dengan dosen tapi calon suami istri." Ucapan Alan membuat Luna merona seketika.

"Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang mau aku tanyain. Tapi aku akan tanyakan itu satu-satu, seiring kita dekat nanti."

Alan memegang kedua tangan Luna dan menciumnya lembut.

"Makasih udah mau nerima aku,aku janji kamu akan jadi satu-satunya perempuan yang ada dalam hidup aku." Ucap Alan mantap.

Luna terharu mendengar ucapan Alan,dia tak percaya seorang Alan Dimitri yang terkenal datar dan dingin bisa berubah romantis saat di dekatnya.

Alan memeluk luna lagi, mendekapnya erat. Sesekali Alan mencium pucuk kepalanya Luna dengan sayang. Hatinya membuncah di selimuti kebahagiaan,tak menyangka Luna mau menerimanya.

***

Saat ini Alan sedang mengantar Luna pulang. Tadi mereka sempat mampir dulu ke restoran buat makan lama. Hampir empat jam mereka menghabiskan waktu di ruangan Alan.

"Besok mas antar kamu ke kampus." Ucap Alan setelah lama terdiam.

"Mas!!" Panggil Luna yang sudah merubah panggilannya. "Aku masih agak takut kalau kita harus mengumbar kebersamaan kita."

"Kamu gak perlu takut,kan ada saya. Kita hadapi sama-sama,kamu hadapi yang mahasiswi dan mas yang hadapi yang mahasiswa nya." Mendengar ucapan Alan Luna jadi bingung.

"Maksud mas?"

"Jangan kamu pikir mas gak tau,kalo kamu jadi incaran mahasiswa kampus selama ini." Alan berkata dengan nada kesal.

"Jadi selama ini mas tau?" Tanya luna menggoda Alan.

"Ya,dan mas gak mau itu terulang lagi. Cukup dulu sebelum kamu jadi calon istri mas!!" Jawab Alan dengan tegas.

"Kenapa kesal gitu sih,mas cemburu ya??" Goda Luna lagi.

"Iya mas cemburu. Rasanya mas pengen tonjok tuh semua cowok yang ngelirik kamu dan bicarain kamu diam-diam. Dulu kamu bukan siapa-siapa mas makanya mas diam aja,tapi sekarang kamu udah jadi bagian hidup mas. Mas gak mau ada yang ngelirik dan perhatiin kamu lagi. Kamu itu milik mas sekarang." Jelas Alan dengan suara sangat lembut, sampai-sampai Luna jadi malu sendiri. Padahal tadi Luna ingin membuat Alan malu,tapi ternyata malah dia yang di buat baper oleh dospan sialan ini.

Tak lama mereka pun sampai dirumah Luna. Alan mengantar Luna sampai ke pintu rumahnya dan pas banget yang bukain pintu papanya Luna.

"Malam om!" Sapa Alan yang dijawab oleh Malik papanya Luna.

Malik memperhatikan wajah Alan yang terlihat bahagia,kemarin mereka sempat bertemu di luar. Alan dengan gentle nya meminta izin untuk mendekati luna. Dan Malik gak keberatan sama sekali, asalkan Alan dapat membahagiakan Luna.

"Lun...masuk gih,papa mau ngomong bentar sama Alan." Titah Malik yang langsung di iyakan Luna.

Saat ingin masuk ke dalam kamarnya, tiba-tiba Luna diserang rasa takut kalo papanya akan bertindak berlebihan.

'Papa mau ngomong apa ya sama Alan,' bisiknya dalam hati.

Karena khawatir,Luna balik lagi dia mengeluarkan kepalanya dari balik pintu.

"Pa..Alan nya jangan di marahin ya pa,Luna gak rela Alan jadi Bullyan papa." Ucap Luna cemas.

"Lihat kan Lan,belum juga om ngomong apa-apa,Luna udah khawatir gitu." Malik hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Lain halnya dengan Alan yang tersenyum, menenangkan Luna,bahwa dia akan baik-baik saja.

"Kalo papa gak kasih restu,mas paksa aja ya!!" Ucap Luna yang di balas delikan mata papanya. Alan hanya terkekeh pelan melihat tingkah Luna yang terlihat lucu dimatanya.

***

Alan masuk kedalam rumahnya dengan senyum yang tak pernah pudar dari bibirnya. Tadi setelah mengobrol dengan papanya Luna sebentar,Alan langsung pulang.

"Seneng banget sih,pasti habis ketemu Luna." Tebak Vino yang terlihat sendiri diruang tv.

Alan menghampiri kakaknya dan duduk di sofa sebelah kak Vino.

"Kepo Lo kak. Tapi tebakan Lo bener kok." Jawab Alan tersenyum kecil.

"Kayaknya lo udah mulai bucin sama Luna ya,dari tadi gue perhatiin Lo senyum aja."

"Bisa jadi,kak Vino nikah itu gimana sih?" Alan bertanya soal pernikahan membuat Vino terkejut.

"Lo mau nikah!!!" Bukannya menjawab Vino malah terkejut mendengar penuturan Alan.

"Hmmm...doain aja secepatnya. Karena Luna gak mau pacaran." Jawab Alan sambil berlalu ke kamarnya.

Sedang Vino shock bukan main melihat tingkah adiknya yang besikap berbeda malam ini.

Biasanya Alan akan acuh padanya apalagi kalau dia bertanya, jawabannya cuma iya,oke,kepo doang.

Tapi malam ini Vino telah melihat sisi lain seorang Alan, Alan jadi seperti itu karena seorang Luna, mahasiswi nya di kampus.





Jangan lupa vote n coment!!!



Trims 😘

Dosen Tampanku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang