Bab 43

25.5K 1.2K 18
                                    






Typo bertebaran,






     Happy reading ☺️







"Masih lama ?" Tanya Luna lagi yang entah keberapa kalinya.

"Sabar ya," jawab Alan yang juga tak tau sudah berapa kali.

Tak tau kenapa,malam ini Luna sangat rewel.sejak tadi dia terus bertanya kapan selesai,masih lama,kok lama banget sih dan banyak pertanyaan lainnya yang dijawab sabar oleh Alan.

Akhirnya hampir tengah malam resepsi mereka pun selesai.luna bergelantungan di lengan Alan. Mereka sekarang menaiki lift untuk l mbali ke kamarnya.

"Kenapa sih dari tadi rewel?" Tanya Alan akhirnya.

"Aku harus mastiin sesuatu dulu,"

"Mastiin apa?" Alan benar-benar tak mengerti,apalagi melihat Luna yang buru-buru ingin ke kamar mandi.

"Tolong bukain resleting gaun aku!" Luna balik lagi karena tak bisa menarik resleting yang berada di bagian belakang gaun.

Alan membantu Luna menurunkan resleting yang panjang itu, jangan berfikir kalau punggung mulus Luna yang tampak seperti cerita kebanyakan novel.yang ada Alan di suguhi tank top putih yang senada dengan gaun.tak lupa legging putih panjang juga yang menutupi kaki mulusnya.

Malam ini Luna memakai gaun mewah yang lumayan berat, karena gaun tersebut bertabur mutiara dan batu Swarovski. Luna terlihat elegan dan anggun,rambut panjangnya di kepang modern dengan bunga-bunga kecil yang melingkar di kepalanya.

Kembali lagi pada Luna yang sekarang sedang menongolkan kepalanya.

"Kenapa?" Tanya Alan melihat Luna menatap penuh harap padanya

"Tolongin aku!" Ujarnya hampir seperti menangis.

"Apa itu?" Alan masih menatap bingung Luna.

"Aku datang bulan," lirihnya tapi masih didengar Alan.

"Tolong Carikan pembalut,aku gak ada persiapan satu pun." Lanjutnya lagi dan dengan cepat menutup pintu kembali.

Sedang Alan meraup wajahnya dengan kedua tangannya. Padahal Alan berharap malam ini ia bisa buka puasa.namun nyatanya dirinya masih harus berpuasa sampai Minggu depan.pantas saja Luna rewel ternyata dia sedang datang tamu bulanan.mungkin perutnya tadi sudah merasa tak enak.

Sekarang disinilah Alan berada,di depan pintu kamar mamanya.

"Ma,Luna minta pembalut," ujarnya lirih saat sudah berhadapan dengan Ariana.

"Hah..."beo Ariana yang masih belum mengerti.

"Kenapa Lan?" Tanya Ariana yang melihat keterdiaman Alan.

"Ma,Luna datang bulan dan Alan disuruh tanyain pembalut sama mama," ucapnya dengan wajah memerah menahan malu.

"Mama punya kan?" Lanjutnya bertanya lagi.

"Duh,mama mana punya.sebentar mama tanya Rena dulu." Ariana kemudian masuk kembali dan membisikkan sesuatu di telinga Rena yang di anggukkan olehnya.

"Duduk dulu Lan, biar di carikan sama Rena aja." Alan pun duduk di sofa.

Ternyata banyak keluarganya yang memilih menginap di hotel ketimbang balik kerumahnya.mungkin karena kelelahan.

"Jadi kamu masih harus puasa dong?" Ariana menggoda Alan.

"Ssstttt...jangan keras-keras ma,kalo kedengaran Rendra bisa gawat." Ujarnya melihat ke arah Rendra yang belum menyadari keberadaannya.

"Ma,nanti kalo Rena udah balik suruh antar ke kamar aku aja ya," pinta Alan karena teringat Luna yang sendiri di kamar.

Dosen Tampanku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang