Bab 27

25K 1.4K 6
                                    




Typo bertebaran,




           Happy reading ☺️








Setelah kejadian kemarin,Alan bisa bernafas lega karena semua kembali seperti semula.

Luna sekarang ada di luar ruangan Alan dia mengetuk pintu ruangan Alan,takut tak sopan seperti kemarin-kemarin.

Saat membuka pintu,nampaklah dua lelaki tampan yang sedang berbicara serius.tapi luna harus tetap masuk karena Rena butuh ACC tempat magangnya hari ini juga.

Rendra menatap mahasiswi Alan yang seperti kurang sopan gitu.belum disuruh masuk sudah nongol duluan.

Rendra menatap Luna dengan tatapan penuh intimidasi.berbeda dengan Alan yang tersenyum lembut pada Luna.

Luna sendiri malah tak perduli dia dengan santainya berjalan sambil melirik Rendra sinis.

'ngapain tu orang tatap gue gitu.emang gue hantu di tatap horor gitu.' dumelnya dalam hati.

"Pak Alan " sapa Luna ramah.dan dibalas senyum menenangkan Alan.

"Ada apa,hmm?" Tanya Alan lembut.sedang Rendra hanya menonton interaksi mereka yang disangkanya dosen dan mahasiswi.

"Pak, saya mau ngajuin tempat magang saya...."

"Biasa aja lun ngomong nya." Potong Alan jengah karena sedari tadi Luna memanggilnya dengan sebutan pak.

"Tapi.." Luna melirik Rendra.

"Gak apa, dia sahabat aku kok."

"Okay!!"

"Jadi gini,aku mau magang di perusahaan sahabat aku Rena. Boleh ya?" Ucap Luna sambil memberikan berkas usulan mereka.

Rendra menajamkan telinganya saat nama Rena terdengar,tapi dia berpikir ada banyak Rena di kampus milik Alan ini.

Setelah melihat sebentar berkas yang diberikan Luna,Alan langsung menolak permintaan Luna.

"Gak bisa!!!" Ucapnya.

"Kenapa?"

"Aku udah nulis nama kalian di perusahaan papa."

"Yaa tapi kan,aku maunya di perusahaan papanya Rena." Ucapnya lembut ingin memulai aksi merayunya.

"Gak bisa gitu dong lun,masak aku harus ngerubah lagi. Kerjaan nya itu ribet banget." Alan berusaha menjelaskan.sebenarnya tak ada yang ribet,hanya saja Alan ingin Luna dan Rena  berada di perusahaan papanya supaya dia bisa memantau gerak-gerik dua gadis bar-bar itu.

Luna sekarang berada tepat di belakang Alan,dia pun memegang pundak Alan dan memijitnya pelan.sambil sesekali berujar lirih di telinganya.

"Mas mau yaa.nanti aku bantu deh." Rayu Luna membuat Alan meremang seketika,karena nafas Luna yang terasa di sekitar telinganya.

"Lan,kok mahasiswi Lo gitu sih." Ujar Rendra yang jengah melihat pemandangan di depannya.

"Kenapa? Masalah buat Lo?" Itu bukan Alan yang menjawab tapi Luna. Alan hanya tersenyum melihat kekagetan Rendra terhadap jawaban Luna.

Saat Rendra ingin membuka suaranya untuk membalas ucapan Luna,Luna kembali berujar.

"Lo diem aja deh. Gue lagi ngerayu pak Alan ni,ganggu aja." serobotnya cepat seakan Alan tak mendengar ucapannya.

Rendra menganga tak percaya,baru kali ini dia di marahi oleh perempuan. Sedang Alan dia hanya bisa tertawa pelan melihat keterkejutan sahabat nya.

"Gak boleh gitu sayang" tegur Alan pelan sambil menahan pinggang Luna yang sekarang sudah duduk di pangkuannya.

Dosen Tampanku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang