Maaf typo bertebaran!!
Happy reading ☺️
Luna mengetuk pintu kamar dan memanggil Alan,tapi tak ada jawaban dari dalam kamar.
Akhirnya Luna memberanikan diri untuk masuk. Dengan pelan dia membuka kenop pintu sambil menutup mata takut penghuni kamar mengamuk.
Saat merasa tak ada cercaan,Luna membuka matanya,dan Alan tak terlihat di sekeliling kamar.
"Huff... untung gak ada orang." Gumamnya pelan.'tapi Alan dimana ya' batin Luna ikut berkomentar.
Sayup terdengar suara air dari kamar mandi. 'oooh lagi mandi rupanya.'
Luna pun memutuskan untuk menunggu Alan sambil tiduran dan membaca buku yang ada di atas nakas.
Karena Alan tak kunjung keluar,Luna yang matanya sudah berat pun akhirnya tertidur.
***
Alan membuka pintu dan mendengus kesal,karena baju sialan yang di beli mbak Irene,Alan harus mandi agak lama untuk menuntaskan hasratnya.
Tapi yang dilihat sekarang didepan matanya lebih parah lagi dan Alan berkali-kali beristighfar dalam hati sambil menutup mata dan mengelus dadanya. Bibirnya komat Kamit berucap kata sabar, benar-benar Aluna menguji batas kesabarannya.
Pemandangan di atas ranjangnya sungguh tak pernah terlintas di pikirannya sedikit pun. Luna berbaring masih dengan dress laknat tadi.
Kaosnya sudah tergorok di lantai. Disaat seperti ini,Alan rasanya ingin memohon pada semua orang untuk menikahkan dirinya dengan Luna hari ini juga.
Hasratnya yang telah tuntas tadi bangkit kembali, bagaimana tidak,Luna tidur miring menghadapnya dengan dress terangkat sampai setengah pahanya. Apalagi kedua gundukan kembar Luna hampir setengah menyembul keluar.
Tak ingin berlama-lama melihat Luna dengan posisi tidur yang mengundang hasratnya,Alan melangkah mendekat mengambil selimut dan menyelimutinya. Menurunkan suhu kamarnya, supaya Luna lebih nyaman.
Alan memilih keluar untuk menonton televisi,disana terlihat mamanya yang tengah menonton juga.
"Kok sendiri Lunanya mana?" Tanya Ariana saat melihat Alan turun sendiri padahal tadi Luna sudah meminta izinnya untuk menemui Alan.
"Ada di dalam lagi tidur." Jawab Alan santai sembari menghampiri ibunya.
"Kamu tadi kenapa marah gitu sih? Mama gak suka ah,gak enak juga sama Irene." Tegur Ariana tak suka dengan kelakuan Alan tadi.
"Maaf ma,tadi Alan keburu kesal ngeliat dress-nya Luna." Ucap Alan lembut.
"Kayaknya Luna berhasil yaa bujukin kamu?" Goda Ariana sambil tersenyum.
"Bujukin apa?"
"Tadi kata Luna,dia mau bujukin kamu. Makanya dia nyusul kamu ke atas." Terang Ariana menjawab pertanyaan Alan.
Alan tersenyum,rupanya Luna berniat membujuknya. Tapi karena dia lama di kamar mandi Luna sampai tertidur menunggunya.
"Kok senyum-senyum gitu sih,selama dekat dengan Luna kamu tuh sering banget mama liat senyum sendiri,ngeri tau gak." Ariana bergidik melihat Alan tersenyum.
"Belum ngebujuk calon menantu mama udah tidur duluan." Kekeh Alan mengingat Luna yang tertidur pulas di kasurnya.
"Hahahaha!!! kok bisa?" Ariana tertawa mendengar ucapan Alan.
"Mungkin Alan kelamaan mandinya." Jawab Alan mengangkat kedua bahunya sambil menggeleng.
"Oh ya Lan, gimana sama orang tua Luna, mereka udah tau Luna disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Tampanku (End)
WerewolfAlan adalah seorang dosen yang selalu dibuat jengah dengan seorang mahasiswi yang bernama Aluna safitri. Mahasiswi tingkat akhir yang hobi marathon drakor bukannya sibuk mengurus skripsi. Simak terus ceritanya di karya terbaru author DOSEN TAMPANKU