Bab 53

29.5K 1.2K 10
                                        








Typo bertebaran,








Happy reading ☺️
















Akhirnya sudah tiga bulan pernikahan Alan dan Luna berjalan,semua masih terasa damai dan aman apalagi dengan keduanya yang sama-sama sibuk. Alan sibuk dengan kewajibannya menjadi dosen sekaligus mengurus beberapa restoran dan cafenya.sedang Luna selesai magang kemarin dia mengebut untuk skripsinya yang Alhamdulillah Sudah selesai sidang kemarin.

Mereka berdua hanya bertemu kadang saat malam hari.berbagi cerita tentang kegiatan siang hari dan saling melepas rindu malam harinya.bercumbu mesra setiap malam tanpa ada yang mengeluh karena mereka tau yang dilakukan saat ini adalah untuk masa depan mereka nantinya.dengan saling mendukung satu sama lain serta memberi kepercayaan penuh pada pasangannya.

Tapi ada yang berbeda hari ini wajah Luna terlihat pucat, badannya lemas tak bertenaga padahal biasanya jam segini Luna sudah anteng di dapur untuk membuatkan Alan kopi.

Alan yang baru pulang lari pagi pun heran ketika masuk rumah, biasanya Luna sudah menunggunya duduk di teras dengan secangkir kopi buatannya.

"Luna," panggil Alan pelan saat masuk kamar dan melihat Luna masih meringkuk di dalam selimut.

"Sayang!!" Panggilnya lagi karena tak ada jawaban. Alan juga menggoyangkan sedikit tubuhnya yang berbalutkan selimut tebal.

Merasa ada yang mengganggu tidurnya Luna membuka pelan matanya yang masih terasa berat.

"Ada apa?" Tanya Luna sambari memijit pelan pelipisnya.

"Kamu kenapa?" Alan balik bertanya khawatir.

"Pusing," rengeknya manja.

Alan mencoba menyentuh dahi Luna dengan telapak tangannya, mungkin Luna demam.tapi tangannya tak terasa panas hanya hangat sedikit dan itu biasa bagi suhu tubuh kita.

"Kedokter ya?" Ajak Alan yang melihat wajah Luna meringis lagi.

"Gak mau," tolak Luna memejamkan matanya.

"Atau minum obat aja ya," bujuknya lagi tapi hanya gelengan yang terlihat.

"Tiduran sebentar lagi boleh?" Tanya Luna masih dengan mata yang terpejam.

"Boleh,tapi jangan lama-lama ya gak baik tidur pagi hari gini." Luna menganggukkan kepalanya pertanda mengerti.

Alan pun meninggalkan Luna sendiri di kamarnya,dia menuju dapur untuk membuatkan Luna sop iga kesukaannya.

Huek...huek....huek.!!!

Samar-samar Alan mendengar suara muntahan begitu masuk ke kamarnya, tiba-tiba ia teringat akan Luna yang sedang sakit,Alan dengan cepat menaru nampan yang dibawanya dan buru-buru menyusul Luna masuk ke kamar mandi yang untungnya tak dikunci.

Huek!! Huek!!

Alan menggosok punggung Luna,tak ada muntahan yang berlebihan hanya cairan putih yang keluar dari mulutnya.saat dirasa muntahan Luna berkurang Alan menarik satu karet gelang mengikat asal rambut Luna supaya tak terkena muntahannya.

"Masih mual?" Alan bertanya khawatir, selama mereka menikah baru kali ini Alan melihat Luna selemah ini.

"Masih, sedikit," jawab Luna lemah.

Setelah membantu Luna berkumur dan membersihkan wajah Luna dari percikan muntahannya,Alan membawa Luna beristirahat lagi di ranjang.

Alan menyandarkan Luna dikepala tempat tidur tak lupa sebuah bantal ditempatkan dibelakang Luna supaya Luna lebih nyaman.

Dosen Tampanku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang