Typo bertebaran,
Happy reading ☺️
Luna sudah memantapkan hatinya untuk menerima Alan. Semalam dia sudah bertanya pendapat kedua orangtuanya.
Flashback on
"Ma.. gimana menurut mama pak Alan?"
"Alan yang pernah nolongin papa?" Luna mengiyakan ucapan mamanya.
"Kenapa lun?"mama Luna balik bertanya.
"Pak Alan ngutarain perasaannya sama Luna,tapi Luna bingung harus jawab apa,jadi Luna mau minta pendapat dari mama juga papa." Jawab Luna memandang kedua orangtuanya.
"Mama suka liat Alan, anaknya baik,sopan dan ikhlas bantuin orang.bonusnya tampan kayak artis Korea."goda Lina pada akhir kalimatnya.
Wajah Luna memerah mendengar godaan mamanya.
"Ah mama mah suka banget godain aku."ujar Luna malu.
"Kalau papa gimana?" Luna menatap papanya.
"Papa sih gak masalah yang penting anak papa bahagia.lagian papa juga masih sering komunikasi sama Alan." Jawab Malik melihat kearah putri semata wayangnya.
"Makasih ma pa,jadi besok Luna bisa kasih jawabannya sama Alan. soalnya Luna minta waktu sampai besok." Ucap Luna tersenyum bahagia.
"Dih sok-sokan minta waktu padahal dalam hati kesenangan tu di tembak Alan." Lina mengoda lagi Luna sambil tersenyum mengejek.
Luna pun mendelik mendengar godaan mamanya itu.
Flashback off
"Aluna!!!" Rena tiba-tiba memanggilnya.
Luna berhenti berjalan melihat ke arah Rena yang sedang berlari pelan menuju ke arahnya.
"Ngapain lo lari-lari gitu re." Luna meringis melihat keringat Rena yang bercucuran di sekitar anak rambutnya.
"Tadi gue liat dia Lun." Jawab Rena masih menstabilkan nafasnya.
"Dia? Dia siapa re?" Tanya Luna bingung tak mengerti.
"Orang yang udah ngancurin hidup gue!!" Jawab Rena lantang.
"Astaghfirullah...lo liatnya dimana?" Luna khawatir Rena kembali murung seperti dulu.
"Di dekat kampus kita. Dan yang buat gue lari tadi,gak sengaja dia liat gue. Trus gue pura-pura liat ke arah lain dan langsung lari." Jelas Rena khawatir.
"Lo tenang aja re,lo itu bukan anak SMP lagi,umur Lo itu udah 22 tahun. Jadi gue yakin dia gak bakal ingat lagi wajah lo. Apalagi kalian udah 7 tahun gak pernah ketemu."ucap Luna menenangkan sahabatnya.
"Lo yakin Lun,soalnya gue gak mau jumpa lagi sama dia. Perbuatan dia belum bisa gue lupain sampai sekarang.gue takut Lun." Adu Rena pada Luna,melihat itu Luna memeluk Rena sayang sambil menepuk pundaknya.
"Sebenarnya ada yang mau gue omongin sama lo re,tapi kalau lo kek gini,gue jadi gak enak buat ngomongnya."
Rena melepas pelukannya,dia menatap Luna intens. "Ada apa sih?" Tanya Rena akhirnya.
Luna menarik tangan Rena duduk di kursi taman kampus.
"Ini berhubungan dengan pak Alan." Luna membuka suaranya.
"Maksud lo,ini ada hubungannya dengan Lo dan pak Alan kemarin di ruangannya?" Tanya Rena penasaran.
"Bisa jadi. Tapi lebih tepatnya ini semua karena botol minum gue." Jawab Luna.
"Langsung cerita aja neng,ngapain terbelit-belit juga." Ujar Rena yang sudah siap mendengarkan sejak tadi.
"Jadi semalam pak Alan nembak gue!!" Ucap Luna akhirnya.
"APA!!! Lo gak lagi halu kan lun?" Rena sibuk memeriksa kepala Luna,kadang dia sedang demam makanya sampai menghalu yang tidak-tidak.
Luna yang di perlakukan seperti itu mendengus kesal.
"Lo gak percaya sama gue,malahan gue kemarin udah kerumahnya lagi!!" Ujar Luna dengan nada kesal.
"Lo serius??" Rena masih setengah percaya.
"Ya serius lah maemunah. Lo kira gue mau main-main hal kek gini." Luna melotot kesal.
"Yee si anjir,biasa aja mata lo. Bukannya takut,malah gue ngakak ngeliat mata lo melotot gitu." Rena tertawa melihat kekesalan Luna.
"Jadi pak Alan,calon ayah anak gue nembak Lo kemarin? Tapi Lo kok sehat gini sih,emang gak sakit apa ditembak." Rena masih tertawa.
"Gila ya lo, malas gue ngomong sama lo." Luna akhirnya ngambek sama Rena.
"Yahh.. jangan ngambek dong lunanya Rena. Gue serius,lo bisa cerita sekarang." Ujar Rena yang sudah selesai tertawa.
Menghela nafas,Luna pun mulai bercerita dan Rena mendengar dengan seksama. Kadang wajah Luna berubah lucu dan kesal saat menceritakan kejadian kemarin saat Alan mengutarakan perasaannya. Beda lagi dengan Rena yang masih terdiam belum menanggapi apapun.
"Ya Allah,pak Alan so sweet banget." Ujar Rena tersenyum sendiri.
"Kok so sweet sih." Protes Luna.
"Ya iyalah bego,Lo gak nyadar kalo pak Alan itu sengaja bawa pulang botol lo ke rumahnya,karena tau lo pasti bakalan cari tu botol. Jadi kesempatan itu di pergunakan pak Alan buat ngenalin lo sama keluarganya." Jelas Rena panjang lebar.
"Jadi Lo udah nemuin jawabannya?"
Luna menganggukkan kepalanya.
"Udah. Semalam gue udah cerita sama bonyok dan mereka setuju apalagi nyokap gue dari semalam gak berhenti godain gue sampai tadi pagi." Ucap Luna mengingat kelakuan mamanya."Jadi kapan lo mau jumpa sama mantan gue?" Luna menoyor kepala Rena yang menyebut pak Alan mantannya.
"Enak aja mantan lo,jadian aja kagak malah ngaku-ngaku lo."
"Aish...itu semua gara-gara lo nikung gue, makanya gue gak sempat jadian sama tu dospan." Ucap Rena cemberut.
"Re...Lo gak serius kan? Gue jadi gak enak ni sama lo. Atau gue gak usah terima aja ya pak Alan." Luna jadi tak enak pada Rena yang sejak dulu telah mengidolakan pak Alan.
"Eee... jangan dong lun!! Ada-ada aja ni anak. Gue itu cuma kagum,bukan cinta. Ingat K.A.G.U.M." Rena sampai mendikte kata kagumnya.
"Oh iyaa!! Lo kan masih belom move on sama mantan terindah Lo." Ujar Luna sambil pura-pura nutup mulutnya kaget.
"Enak aja belom move on. Yang ada gue ketiban musibah kalo jumpa dia. Suram hidup gue kalo jumpa lagi sama tu bangsat!!" Umpat Rena mengingat orang yang menghancurkan hidupnya.
"Seharusnya Lo wanti-wanti deh pak Alan supaya kejadian gue gak berlanjut sama lo dan Lo siap-siap buat hadapi fans pak Alan." Sambung Rena,Luna mengiyakan ucapan Rena.
"Lagian lo tau sendiri kalo fansnya pak Alan banyak banget, gimana coba gue hadapinnya??" Luna kembali lesu mengingat banyaknya peminat Alan Dimitri.
"Lo gak usah takut,gue bakalan berdiri didepan lo buat hadapi mereka.kita hadapi sama-sama. Fighting!!" Rena memberi semangat Luna.
"Makasih ya re,lo emang sahabat terbaik gue." Ucap Luna memeluk Rena erat.
"Sama-sama lun,Lo yang duluan membangkitkan hidup gue saat gue terpuruk dulu. Sekarang giliran gue yang ngedukung hubungan Lo sama pak Alan." Balas Rena masih dalam pelukan Luna.
Seketika suasana berubah haru. Luna dan Rena,dua orang gadis yang bersahabat semasa SMA dan mereka selalu terbuka satu sama lain, walaupun ada satu rahasia yang masih ditutupi oleh keduanya. Luna yang memang sudah mencintai Alan sejak dulu. Dan Rena yang belum bisa move on dari mantan kekasihnya yang telah mengambil kesuciannya.
Biarlah rahasia itu mereka simpan untuk dirinya sendiri.Jangan lupa vote n coment!!
Trims 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Tampanku (End)
RomanceAlan adalah seorang dosen yang selalu dibuat jengah dengan seorang mahasiswi yang bernama Aluna safitri. Mahasiswi tingkat akhir yang hobi marathon drakor bukannya sibuk mengurus skripsi. Simak terus ceritanya di karya terbaru author DOSEN TAMPANKU