Typo bertebaran,
Happy reading ☺️
Sampai di mall Alan menggenggam tangan Luna erat.seakan memberi ketegasan pada semua pria yang menatap Luna penuh damba kalau Luna miliknya.
Luna sendiri santai saja,dia tak masalah dengan apapun yang di lakukan Alan,asal tak merugikan dirinya.
Hampir dua jam mereka di mall,tapi Luna belum membeli apapun.saat sudah merasa agak bosan,Alan pun bertanya.
"Kok gak belanja?"
"Siapa yang mau belanja?"
"Kamu."
"Aku gak bilang kalo mau belanja."
"Jadi buat apa kita ke mall?"
"Cuma mau jalan-jalan aja.bosen dirumah terus."
Alan hanya bisa memejamkan matanya,mencoba menambah energi dan stok kesabaran.dari tadi keliling mall tapi cuma buat jalan-jalan saja.Aluna memang luar biasa.
Alan tak tau saja,kalo calon istrinya ini sanggup berjalan seharian kalo ke mall.bener emang kata orang, kalau menemani wanita berbelanja adalah hak yang paling membosankan.
"Mas capek nemenin aku? Gak ikhlas jalan sama aku?" Tanya Luna yang mendengar dengusan kasar Alan.
"Eh..bu- bukannya gitu,mas gak capek kok, beneran." Jawab Alan gugup.kenapa juga dengusanya bisa terdengar Luna.
"Ooohh.. kirain mas gak ikhlas jalan sama aku.soalnya dari tadi aku lirik mas kayak bosan gitu." Ucap Luna dengan tatapan menyelidik.
"Masa sih,gak lah..mana mungkin mas gitu apalagi jalan sama kamu,mas seneng kok." Alan menjawab sambil tersenyum terpaksa.
"Mas gak bisa bohong loh,aku tau kok wajah mas udah menjelaskan semua." Luna memang peka kalo seseorang mulai bosan,jadi dengan mudah dia bisa tau.
"pulang aja yuk!!" Luna berjalan meninggalkan Alan.
Perjalanan kerumah Luna hanya di isi dengan keheningan.alan yang ingin berbicara pun tak jadi melihat mood Luna yang sedang buruk.
Sampai dirumahnya saat Luna hendak membuka pintu,Alan menahan tangannya.
"Kenapa?" Tanya Luna dengan alis terangkat.
"Kamu yang kenapa?" Alan balas bertanya tapi dengan nada lembut.
Luna menghela nafas lelah, memejamkan mata sebentar sebelum menjawab pertanyaan Alan.
"Saat kita jalan tadi aku bisa menyimpulkan kalo mas punya rasa bosan yang cepat terhadap sesuatu.bukankah kita sedang dalam pekenalan diri?" Luna akhirnya mengungkapkan keresahannya.
"Aku hanya takut kalo mas nanti akan cepat bosan hidup bareng aku." Lanjutnya.
"Hei, kenapa bisa berpikir seperti itu?" Alan mencoba memahami pemikiran Luna.
"Aku tadi sengaja cuma mau ngetes kesabaran mas saja.bahkan hanya nemenin aku jalan aja mas bisa bosan.gimana kalo kita hidup bersama nanti." Jelas Luna lagi.
Alan hendak menjawab,tapi keburu Luna membuka suaranya lagi.
"Apalagi aku bukan wanita feminim yang memang bisa masak atau pun mengerjakan pekerjaan wanita lainnya." Sambungnya lagi dengan sedikit menggebu.
"Ayo,kita fikirkan lagi tentang pernikahan kita.jangan sampai menyesal nanti di kemudian hari." Luna pun keluar dengan cepat,dan buru-buru masuk ke dalam rumahnya tanpa melihat Alan yang sudah ketar-ketir sendiri takut Luna meninggalkan nya.
Alan tak tau kalo kebosanannya tadi mengakibatkan Luna bisa berpikir seperti itu.padahal dia memang bukan bosan malas nemenin Luna jalan,tapi lebih ke Luna yang tak membeli satu pun barang yang di lihatnya.
Padahal Alan punya cukup banyak uang untuk membelanjakan dirinya.tapi sepertinya Luna salah paham terhadap tingkahnya tadi.
"Kenapa semua nya jadi gini sih?" Gumamnya pelan.
****
"Assalamualaikum!!!"
Setelah mengucap salam Luna berlari menuju kamarnya dan menutup pintu kasar.
Papa dan mama Luna yang memang sedang mengobrol saja kaget dengan kedatangan anaknya yang tiba-tiba melengos pergi.
"Kenapa Luna ma? Gak kayak biasanya." Tanya Malik pada istrinya.
"Biar mama liat dulu pa." Setelah mengatakan itu Lina menuju ke kamar anaknya.beruntung pintu kamarnya tak di kunci jadi Lina bisa dengan mudah masuk ke dalam.
"Sayang kamu kenapa?" Ucap Lina seraya mengusap rambut Luna sayang.
"Ma..." Rengek Luna yang sudah mengeluarkan air mata.
"Luna gak mau nikah sama pak Alan. Luna mau mama batalin pernikahan itu." Ucap Luna sambil sesekali terisak.
"Loh kenapa sayang? Alan selingkuh? Atau jahatin kamu?" Luna menggelengkan kepalanya.
"Terus kenapa? persiapannya sudah di mulai loh."
"Kalo ada masalah itu di bicarain, bukannya nangis.masalah gak bisa selesai dengan nangis loh." Lanjut Lina menasehati anaknya.
"Tapi Luna takut maaa, pak Alan itu orangnya cepat bosan Luna takut nanti dia ninggalin Luna kalo dia udah bosan sama Luna." Balas Luna sedih.
"Tau dari mana kalo Alan cepat bosan?"
"Tadi aku jalan sama pak Alan ke mall,trus aku keliling mall hampir dua jam.trus pak Alan dengusin nafasnya kasar,dari situ aja aku dah tau kalo pak Alan bosan nemenin aku mall.padahal dia yang ngajakin aku." Jelas Luna dengan wajah kesalnya.
Sedangkan Lina cuma tersenyum saja,siapa sih yang mau jalan ke mall hampir dua jam, apalagi Alan bukan pengangguran,mungkin dia sedang sibuk.
"Ma, batalin yaa ma...aku gak mau nanti pernikahan aku sebentar trus cerai kayak pernikahan artis." Rengek Luna lagi sambil menggoyang-goyangkan tangan Lina.
"Hahaha..." Tawa Lina menggema sampai mengundang suaminya yang sekarang sudah ada di depan pintu.
Luna yang mendengar tawa mamanya berhenti merengek,malahan sekarang bibirnya udah maju lima centi karena kesal di tertawakan.
"Ma... ketawanya mengganggu tetangga loh." Tegur Malik pada istrinya.
"Aish...ketawa mama kayak mbak Kunti.." ejek Luna yang langsung mendapat geplakan di tangannya.
"Sakit ma!!..orang lagi sedih juga."
"Syukurin !! Sapa suruh bilang ketawa mama kayak mbak Kunti.!!! Ucap Lina berhenti tertawa.
"Emang iya kok ketawanya kayak mbak Kunti,papa bilang aja mengganggu tetangga." Lina mendelik ke arah suaminya.
"Kok papa sih."
"Lhah tadi kan papa yang ngomong." Ucap Luna seakan lupa dengan masalahnya tadi.
"Bukan papa kok,tapi mbah kunti yang ngomong..lari!!!" Ucap Malik seraya pergi dengan cepat meninggalkan kamar Luna sebelum di hajar istrinya.
"PAPA!!!!" kompak kedua keluar mengejar Malik yang telah melarikan diri.
Mau coment yang banyak 😭
Jangan lupa vote n coment yang banyak yaaaa!!!!
Trims 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Tampanku (End)
RomanceAlan adalah seorang dosen yang selalu dibuat jengah dengan seorang mahasiswi yang bernama Aluna safitri. Mahasiswi tingkat akhir yang hobi marathon drakor bukannya sibuk mengurus skripsi. Simak terus ceritanya di karya terbaru author DOSEN TAMPANKU