extra part 3

18.1K 934 10
                                    





Hai-hai author muncul lagi,
Ayo siapa yang kangen sama keluarga kecil Alan Luna?






Ini author dedikasikan untuk kamu semua yang sudah bersedia vote n coment cerita ini.





Typo bertebaran,







         Happy reading ☺️













"Ma, liburan dong!" Alana putri bungsu Luna dan Alan kini sedang membuat tugas di ruang keluarga.

"Emang udah libur sekolah bang?" Tanya Luna pada anak sulungnya Arka,namun hanya gelengan yang di dapat.

Luna berdecih melihat gelengan Arka,tu anak emang sebelas duabelas sama papanya Alan.

"Pa,tu liat anak kamu,mama tanyain bukannya ngejawab, tapi cuma geleng-geleng," adu Luna pada sang suami yang sedang sibuk dengan laptopnya.

Tapi apa yang di dapat Luna,suaminya juga hanya menatapnya,dan setelah itu melanjutkan aktivitasnya berkutat dengan laptopnya.

"Woiii!!!,apa sekarang kalau ngomong itu mesti harus bayar," teriak Luna kesal karena tak melihat respon yang baik dari kedua pria yang ada di dekatnya.

Sontak Alan dan Arka memandang Luna dengan pandangan yang sulit untuk di artikan.

"Kenapa ma?" Arka mengalah dan mulai fokus pada mamanya yang kini sudah bermuka masam.

"Kenapa sih bang kalau di tanya itu gak pernah mau di jawab?" Luna malah balik bertanya pada Arka yang juga tengah sibuk dengan tugasnya.

"Gak tau,memang udah kek gini," jawabnya singkat tanpa mau menjelaskan panjang lebar.

"Lihat," Luna menepuk punggung Alan yang masih sibuk mengetik di laptopnya.

"Aduhhh, apaan sih Lun?" Alan kaget menerima serangan mendadak dari Luna.

"Itu semua gara-gara kamu tau," cerca Luna geram.

"Kok aku sih," balas Alan tak terima.

"Ya iyalah gara-gara kamu,siapa suruh kamu punya sifat dingin dan irit bicara? Jadi nurun kan sama anak kamu," protes Luna menunjuk Arka yang masih sibuk berhitung membuat tugasnya.

"Itu bukti kalau Arka emang anak aku," terang Alan santai, bahkan sangat santai sampai-sampai tak tau kalau Luna sudah murka.

"Jadi kalau Arka gak dingin dan irit bicara, berarti bukan anak kamu,gitu?" Marah Luna dengan suara agak tinggi.

Alan sepertinya baru sadar kalau tadi sudah salah bicara, terbukti dari matanya yang melebar terkejut dengan apa yang dikatakan Luna barusan.

"KAMU TIDUR DI LUAR MALAM INI!!" teriak Luna dan sekarang ia sudah beranjak dari ruang keluarga menuju ke kamarnya.

"BLAMMM," suara pintu di banting keras.

Alan menghela nafas dan melihat kedua anaknya yang kini sudah menatapnya kasian.

"Siapa yang mulai buat masalah tadi?" Tanya Alan pada kedua anaknya.

Arka melirik Alana dengan ekor matanya,sedang Alan menghela nafas lagi untuk kedua kalinya. Selalu saja Alana biang masalah,kemarin pot kesayangan Luna pecah karena Lana, kemarin dulu lagi tas Prada kesayangan Luna rusak, gara-gara dipinjam Lana,aduh anaknya bener-bener deh, bikin Alan selalu beristighfar.

"Lana buat masalah apa tadi,kok sampai kita semua kena amuk mama," Alan bertanya lembut pada Alana yang hari ini menguncir rambutnya ekor kuda.

"Gak,enak aja papa nuduh Lana," protes Lana tak ingin disalahkan.

"Trus kenapa mama marah?" Tanya Alan lagi,tapi Lana hanya mengangkat bahunya tak tahu.

"Tadi Lana cuma bilang,ma liburan dong,itu aja!" Jelas Lana setelah itu melihat ke arah Arka, yang di lihat pun menoleh menatap dua pasang mata yang kini seakan meminta penjelasan darinya.

"Kenapa?" Tanya Arka seolah tak ada masalah apapun.

"Abang ada di tanyain apa sama mama tadi?" Alan kini sudah yakin kedua anaknya ini memang dalang di balik Luna marah padanya.

Sedang Arka tampak berpikir,
"Abang cuma di tanya,emang sekolah udah mulai libur bang," Arka meniru ucapan mamanya tadi.

"Dan kamu jawab apa?" Alan penasaran dengan jawaban anaknya.

"Gak jawab apa-apa, cuma geleng-geleng aja, soalnya Abang gak tau," jawab Arka yang memang benar apa adanya.

"Mungkin ini salahnya papa kali," Lana kini malah menyalahkan Alan,tak mungkin kan salahnya Alan, kalau keduanya tak bertanya aneh-aneh dan mau menjawab apa yang di tanyakan Luna dengan baik, bukan hanya dengan gelengan.

"Iya aku juga yakin ini salahnya papa," Arka juga ikut-ikutan menyalahkannya.

"Kok papa, papa dari tadi sibuk lagi meriksa laporan restoran loh," Alan juga berusaha membela dirinya.

"Iya tapi mulut papa yang salah," kini keduanya sudah bersatu untuk memojokkannya.

"Kenapa gitu?" Tanya Alan lagi.

"Tadi aku denger pas papa bilang,itu bukti kalau Arka memang anak aku," Arka meniru Luna berbicara untuk kedua kalinya.

Alan hanya bisa tersenyum kecut,
"Jadi ini salahnya papa nih?" Tanya Alan.

Keduanya kompak mengangguk.

Benar-benar anaknya ini.
"Ya udah papa ke kamar dulu buat bujuk mama biar gak marah lagi sama papa."

Lagi-lagi keduanya mengangguk saja.pantesan saja Luna marah dengan mereka semua. Orang dirinya dan kedua anaknya sama-sama irit bicara.











Buat kalian semua yang mau baca cerita author yang lainnya,bisa cek di apk novelMe ya,ketik di pencaharian gelaskecil dengan judul Pengantin Pengganti, ceritanya baru author up tadi pagi.





Trims 😘

Dosen Tampanku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang