chapyer fourty-nine

9.5K 1.1K 65
                                    

Happy reading manteman~

.
.

"Kandungan Tuan Wei cukup lemah dan rentan, ia jadi akan lebih mudah dehidrasi dan kelelahan. Lebih baik tidak membiarkannya melakukan terlalu banyak aktivitas mulai sekarang karena akan berpengaruh pada ibu dan janinnya."

Adalah apa yang dikatakan oleh dokter ketika ia membawa istrinya ke rumah sakit tepat setelah mereka turun dari kapal pesiar.

Sampai saat ini, Wei Wuxian tak kunjung membuka mata. Lebih jauh lagi, suhu tubuhnya semakin meningkat dan seringkali mengigau dengan air mata yang mengalir disudur mata.

Dan itu membuat hati Wangji meringis ngilu. Rasa takut dan khawatir saling berebut tempat dalam hatinya yang tengah gundah.

Diam-diam, ditengah malam sunyi ia menangis sembari menggenggam erat tangan lemas Wei Wuxian, mengecupinya berkali-kali berharap pasangan hidupnya itu segera sadar. Karena sungguh, melihat Wei Wuxian yang seperti ini adalah sebuah siksaan yang sangat menyakitkan.

"Mama hiks, papa."

Wangji mengangkat kepalanya yang semula tertunduk, "Wei Ying." Panggilnya dengan suara serak, punggung tangannya mengecek suhu tubuhnya yang belum juga turun.

Jemarinya membelai pipi dari sosok yang kini bergerak tak nyaman sambol terus memanggil kedua orangtuanya.

"Papa hiks."

"Wei Ying, aku disini." Wangji mencoba menenangkan, ia mendekap kepala Wei Wuxian dan mengecupinya, "kita akan pulang dan bertemu dengan mama dan papa, tapi kau harus membuka matamu dulu, hm?" Suara Wangji sudah tak terdengar koheren, suaranya dipenuhi getaran akibat isakan yang coba ia tahan.

Dan lagi-lagi Lan Wangji dilanda ketakutan yang sangat besar.

Ditambah rasa bersalah ketika dirinya mengingat masalah yang sempat menyeret namanya. Wei Wuxian pasti sering terjaga semalaman, melakukan banyak hal untuk membuktikan bahwa itu semua hanya rumor yang tak berdasar.

Juga, cerita Jiang Cheng soal Wei Wuxian yang datang ke kediaman Luo,

Wangji menarik napasnya yang terasa sesak.

"Kau bodoh Lan Wangji."

Kenapa ia harus membiarkan istrinya melakukan semua itu sendirian? Kenapa dirinya sangat tidak peka bahwa Wei Wuxian akan melakukan apapun untuk mengeluarkannya dari situasi sulit itu?

Dimalam yang semakin merangkak, Lan Wangji tak lagi menahan isakkannya. Ia menangis karena tidak bisa melindungi Wei Wuxian dan bayi mereka.

"Wei Ying, maafkan aku." Isaknya, beralih pada perut datar Wei Wuxian dan mengecupinya penuh sayang, "baby, maafkan daddy karena membiarkan mommy mu menanggung semuanya sendirian. Kau baik-baik saja disana kan?" Ia berbisik.

Wangji berharap hari esok akan segera tiba dan Wei Wuxian segera membuka matanya.

Karena sungguh, ia tidak sanggup menahan semua perasaan yang bergumul dalam dadanya saat ini.

.
.

Kerutan kecil memenuhi dahi Wangji, iris emas yang masih bersembunyi dibalik kelopak mata bergulir saat merasakan sentuhan halus dirambutnya.

Tunggu, sentuhan halus?

Seperti disentak oleh sesuatu Lan Wangji langsung membuka matanya cepat dan menemukan Wei Wuxian yang telah terjaga dan kini menatapnya dengan senyuman kecil.

Silly MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang