chapter eleven

16.7K 2.3K 443
                                    

Keep calm
And
Tampol Wangji
(tapi pelan-pelan)

Wkwk

.
.

Happy reading~

.
.

Jika Wei Wuxian adalah seseorang yang sangat amat tidak peka, maka Lan xichen adalah kebalikannya.

Sejak kemarin, atmosfer dirumah mereka berubah drastis. Terasa dingin dan mencekam.

Ketegangan seolah mengalir dan mengendap disetiap penjuru rumah.

Melihat Lan Wangji dengan ekspresi kusut serta muramnya, dan Wei Wuxian yang sudah seperti kelinci yang kehilangan pasokan wortelnya, mereka berdua terlihat menyedihkan diamata Lan Xichen.

"Wangji, apa kalian sedang bertengkar?" Lan Xichen duduk disamping adiknya yang tengah serius membaca buku.

"Tidak." Ia menjawab singkat.

"Kau yakin?"

Wangji tak memberikan respon, mata emasnya sedikit bergetar seolah ingin menatap Lan Xichen, namun ia berhasil mengendalikannya dan kembali fokus pada apa yang ia baca.

"Kau harus bicara baik-baik dengan Wei Gongzi. Apa kau tidak kasihan melihatnya? Dia-"

"Xiongzhang, aku sudah membuat keputusanku sendiri. Aku akan pergi melanjutkan pendidikanku ke Amerika, seperti yang telah kurencanakan sejak awal sebelum Wei Ying datang." Potong Wangji, ia masih menatap buku ditangannya, seolah enggan melirik Lan Xichen yang terkejut oleh keputusannya.

"Apa kau yakin itu yang kau inginkan?"

Wangji mengangguk, "aku yakin."

"Kau yakin tidak membuat keputusan itu karena rasa cemburumu padaku?" Pertanyaan itu memukul Lan wangji telak, jantungnya seolah berhenti ketika pertanyaan itu masuknkedalam gendang telinganya.

"Xiongzhang, apa maksudmu?" Ia bertanya, berpura-pura tak mengerti tentang apa yang dikatakan Lan Xichen barusan.

"Kau melihatku dan Wei Gongzi dibalkon, kan?" Namun Lan Xichen tak menggubris pertanyaan adiknya, ia lebih memilih mengajukan pertanyaan lain yang membuat jantung Lan Wangji semakin terasa diaduk hingga berdebar tak karuan.

"Ya, tapi bukan itu yang membuatku memutuskan apa yang kupilih. Aku sudah lama menantikan penawaran itu, dan tidak sepantasnya Wei Ying menjadi penghalang untukku mencapai apa yang sudah kurencanakan sejak awal."

"Menurutmu begitu?"

Keduanya tersentak saat sebuah suara menginterupsi percakapan mereka.

Wei Wuxian berdiri dibalik sofa tempat keduanya duduk, iris keabuan yang biasanya terlihat jenaka kini tak ubahnya pusaran badai mematikan.

Lan Xichen bahkan sampai tak percaya bahwa tatapan itu milik seorang Wei Wuxian.

"Aku tidak pernah melarangmu melakukan hal yang kau inginkan, tapi kau bilang aku adalah sebuah halangan untukmu. Lan Zhan, apa kau tau bahwa kalimatmu itu terdengar sangat jahat?"

Silly MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang