Happy reading~
.
.Wei Wuxian terusik dari tidurnya, ia merasa tenggorokannya kering.
Tangannya terangkat untuk meraba permukaan meja lalu mengambil gelasnya.
"Hm?" Matanya yang masih setengah menutup terbuka sedikit lebih lebar untuk mengintip isi gelasnya yang telah kosong.
Ia berdecak.
Wei Wuxian sangat mengantuk, tapi juga tidak bisa kembali tidur sebelum rasa kering ditenggorokannya hilang.
Dengan enggan, dirinya menyibak selimut dan memakai sandalnya untuk pergi kedapur dan menuntaskan rasa hausnya.
Ia terdiam sebentar didepan pintu kamar Wangji, kemudian tertawa kecil saat mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat dirinya menggoda kekasihnya dihadapan Tuan dan Nyonya Lan.
Reaksinya benar-benar lucu sampai membuat Wei Wuxian tak bisa melupakannya.
Tok tok tok
"Lan Zhan, kau sudah tidur?"
Ia mengetuk pintu kamar Wangji sambil menempelkan telinganya dipermukaan pintu berwaena putih itu.
Sepi.
Ia mengernyitkan hidungnya.
"Sepertinya dia tidur sangat lelap." Cibirnya, lalu kembali berjalan kearah dapur dilantai dasar.
Ketika menuruni tangga, ia dikejutkan oleh lampu dapur yang menyala terang. Seingatnya, pelayan selalu mematikan semua lampu utama dan hanya menyalakan lampu dinding saja ketika malam hari.
Ia mengendik, mungkin disana ada Tuan Lan, atau Nyonya Lan, atau mungkin Lan Wangji?
Memikirkan kemungkinan terakhir membuatnya tersenyum sendiri, akan sangat bagus jika itu Lan Zhannya.
Dan sepertinya itu memang dia.
Lan Wangji memunggunginya dan berkutat dengan sesuatu dimeja pantry. Dari aromanya, sepertinya ia tengah menyeduh kopi.
Dirinya berjinjit, berjalan mengendap dibelakang Lan Wangji dan tanpa aba-aba langsung memeluk tubuh tegap itu dengan erat, kedua tangannya ia lingkarkan disekeliling perutnya yang keras dan terbentuk sempurna. Bahkan tanpa tau malu, ia mengelus permukaan perut itu dengan penuh kekaguman, "Lan Zhan, kenapa tubuhmu bangus sekali? Kau membuatku semakin ingin tidur denganmu saja." Wei Wuxian menduselkan wajahnya dipunggung Lan Wangji, merasakan kehangatan dari suhu tubuh dan juga fabrik yang dikenakan pemuda didepannya itu.
Sepertinya, Wei Wuxian telah kehilangan tujuannya turun kedapur. Rasa haus ditenggorokannya seolah tergantikan oleh rasa haus yabg lain.
Ekhm, haus akan sentuhan Lan Wangji. LOL
Namun anehnya, Lan Wangji tak memberi reaksi seperti biasanya.
Bahkan, lebih terkesan gelisah dan sedikit tak nyaman. Keningnya mengernyit, mulutnya hampir terbuka untuk bertanya ketika sebuah suara lain menginterupsi,
"Wei Ying, apa yang sedang kau lakukan?"
Seketika tubuhnya mematung.
Itu suara Lan Wangji, tapi bukan berasal dari orang yang sedang dia peluk.
Dengan gerakan patah-patah, ia menolehkan kepalanya kebelakang,
Dan seketika matanya terbelalak.
Lan Wangji yang asli berdiri mematung menatap dirinya dengan kobaran berbahaya di iris emasnya.
Bahkan dari jarak yang cukup jauh seperti ini, ia seakan melihat urat-urat yang menegang di lengan dan dahi Lan Wangji,

KAMU SEDANG MEMBACA
Silly Marriage
FanfictionBagaimana jika Wei Wuxian dijodohkan dengan Lan Wangji? "apa aku boleh bunuh diri?"-Wei Wuxian "kekanakan!"-Lan Wangji . . ...