.
.Mereka sampai dikediaman Lan setelah menempuh satu jam perjalanan.
Tanpa kata, Lan wangji membuka pintu mobil lalu menutupnya kasar, cukup untuk membuat Wei Wuxian berjengit kaget.
"Apa dia perlu melakukan itu?" Gerutu Wei Wuxian, ia keluar dari mobil dengan bibir manyun, "kau tidak membukakan pintu untukku?" Wei Wuxian menyilangkan kedua tangannya dengan punggung yang bersandar dibadan mobil.
"Kau punya dua tangan yang berfungsi dengan baik." Ujar pria itu.
Sipemuda Wei memutar bola matanya malas.
Jika saja Lan Wangji tidak setampan ini sudah dipastikan ia akan kembali ke cina saat ini juga, sayangnya-
Wei Wuxian mengamati fitur wajah Lan wangji dari samping,
"Ck, sayang sekalia dia tampan. Aku tidak bisa melewatkannya begitu saja." Ia berbisik pelan.
Cklek
Seorang Wanita, mungkin seusia mamanya membuka pintu, mata bulatnya semakin bulat saat iris hitamnya menangkap sosok mungil disamping putranya.
"Apa ini A Xian?"
Wei Wuxian tersentak saat wanita itu langsung memeluknya erat, kedua tangan halus itu dengan barbar menyiksa pipinya yang sehalus kukit pantat bayi.
"Oh ya ampun, terakhir kali aku bertemu denganmu saat kau masih suka memainkan liur dan sekarang kau sudah tumbuh menkadi anak yang sangat tampan!"
Wei Wuxian tertawa canggung dengan sesekali meringis saat kedua pipinya ditarik-tarik, "ah haha, ya- haha."
Sumpah demi apa? Wei Wuxian tak tau harus mengatakan apa. Ia hanya bisa tertawa canggung dan pasrah menerima ucapan selamat datang dari calon mertuanya ini.
'Pantas saja mama dan Nyonya Lan berteman baik, sifat mereka memang sebelas dua belas'
Wangji tak menghiraukan sambutan heboh sang mama, ia lebih memilih memasuki rumah tanpa sepatah katapun.
"A Xian, ayo masuk. Mama akan menyiapkan masakan kesukaanmu!" Nyonya Lan menuntun Wei Wuxian masuk kedalam rumahnya.
Sejenak, Wei Wuxian dibuat terpukau dengan isi rumah itu.
Jika boleh ia katakan, ini bukanlah rumah, tapi mansion!
Dengan dua tangga besar di sisi kanan dan kiri ruangan yang luasnya tidak masuk akal, ornamen mewah yang menjadi detil menakjubkan dari tempat ini.
Lalu seorang pelayan menghampiri mereka, "biar saya bawakan tas anda, tuan."
Wei Wuxian melirik pelayan itu dan memberikan tasnya dengan ragu. "Ya, ya, terimakasih." Ia membungkuk canggung.
Tangannya kembali diseret menuju sebuah ruangan luas dengan jajaran sofa yang melingkar disudut lain tempat ini.
Mereka duduk berdampingan dengan kedua tangan Wei Wuxian yang digenggam erat, "A Xian, mama pikir kau tidak akan datang kemari, mama bahagia sekali saat mama mu bilang kau akan datang!" Wanita itu berkata antusias.

KAMU SEDANG MEMBACA
Silly Marriage
FanfictionBagaimana jika Wei Wuxian dijodohkan dengan Lan Wangji? "apa aku boleh bunuh diri?"-Wei Wuxian "kekanakan!"-Lan Wangji . . ...