chapter twenty three

13.4K 1.6K 169
                                    


Ada yang nunggu?😅

.

.

Happy reading~

.
.

"Hoamh"

Wei Wuxian menguap lebar dengan sebelah tangan yang menutupi mulutnya, hidungnya mengernyit, iris abu-abunya mengintip dibalik kelopak mata yang masih terlalu berat untuk terbuka sempurna sekedar melihat jarum pendek jam yang menunjuk deretan angka yang melingkar.

Ini masih pukul enam pagi.

Pemuda itu menggeliat sembari menggaruk rambut bantalnya, sebenarnya ia masih merasa berat untuk meninggalkan hangatnya tempat tidur, tapi sesuatu yang mendesak dikantung kemihnya memaksanya untuk beranjak dan menuntaskannya.

Ia sedikit berjengit tatkala telapak kakinya bersentuhan dengan lantai yang dingin, lalu memutuskan untuk berjinjit menuju kamar mandi yang ada didalam kamarnya.

Blam

Sreett

Sssrrrtttt

"Ah~"

Ia mendesah lega ketika bebannya tersalurkan.

Dirinya menyiram kloset, menaikan celananya setelah membersihkannya dan berbalik untuk kembali tidur sebelum-

Duk

Dahinya terantuk sesuatu yang keras namun juga lembut, terasa basah, namun wangi.

Kesadaran Wei Wuxian masih belum terkumpul sempurna, rasa kantuk masih menguasai dirinya, berpengaruh pada fungsi penglihatannya yang hanya ia gunakan sekedarnya saja,

Dan karena itu, ia tidak benar-benar sadar akan situasinya sekarang, dimana ia melarikan tangannya untuk meraba sesuatu yang baru saja ia tubruk,

Yang ia kira hanya sekedar tembok  meski sebenarnya terlalu janggal karena dirinya dapat merasakan sesuatu yang berdegup dibawah telapak tangannya.

Oh, tunggu-

Apakah tembok memiliki jantung?

Kedua matanya yang setengah terbuka mengerjap, lalu bergerak untuk menelusuri sesuatu didepannya.

"Lan Zhan?"

Sepertinya Wei Wuxian memang benar-benar tidak menyadari situasinya, bahkan ketika melihat Lan Wangji yang tersenyum dengan lengan kekar yang menggerayang dipinggangnya, dan kini melingkar disana.

Iris abu-abu itu bergerak turun sampai berhenti ketika menatap sebuah objek diantara selangkangan suaminya,

Dan untuk yang satu ini, dirinya tak bisa menahan matanya untuk tidak melebar sempurna.

Seperti baru saja disiram air dingin, kesadarannya dikembalikan dengan cara yang terlalu mengejutkan, apalagi dengan tambahan kalimat kurang ajar Lan Wangji,

"Mau mandi bersama?"

Wei Wuxian kembali menatap Lan Wangji hanya untuk menemukan senyum sejuta watt milik pria itu.

"Aaaaaaa!!! APA YANG KAU LAKUKAN PADA MATA SUCIKU LAN WANGJI MESUM!!!!!"

Dan pagi indah itu diawali oleh pekikan luar biasa dari Nyonya Agung Wei Wuxian.

Lan Wangji hanya berharap jika telinganya tidak mengalami masalah setelah ini, ckck.

.
.

Silly MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang