chapter fourteen

16.1K 2K 199
                                    

Happy reading~

.
.

Braak

"Wei Wuxian! Kenapa kau tidak mengatakan apapun padaku!!"

Gebrakan pintu serta teriakan Jiang Cheng sukses membuat stick PlayStation yang sedari tadi ada dalam genggaman Wei Wuxian terlempar kemudian mendarat dengan mulus diatas lantai setelah membentur dinding cukup keras.

Membuat benda itu retak dan mustahil bisa dimainkan lagi.

"Jiang Cheng idiot!! Kau membuatku menghancurkan stick gameku untuk ketiga kalinya bulan ini!!" Wei Wuxian balas berteriak pada Jiang Cheng, ia melempar bantalnya namun berhasil ditepis dan malah dilempar balik oleh pemuda Jiang hingga mengenai wajah sipemilik bantal.

"Lupakan soal game bodohmu itu. Sekarang, katakan, sudah berapa lama si iblis Song ada dikampus kita?"

Jiang Cheng bertolak pinggang dihadaoan Wei Wuxian yang duduk setengah berbaring diranjangnya.

Pemuda Wei itu berdecak malas, alih alih menjawab, ia memilih untuk mengambil stick gamenya yang sudah tak berguna dan melemparnya kedalam tong sampah kecil yang ada disudut ruangan.

"Wei Wuxian!" Jianh Cheng kembali berteriak.

"Entahlah, mungkin beberapa hari yang lalu." Jawabnya acuh.

"Dan kau tidak mengatakan apapun? Bagus sekali, apa jangan-jangan kau berniat kembali padanya?" Jiang Cheng berujar sinis, ia hanya merasa benci ketika melihat Song Lan secara mengejutkan ada di kampus mereka dan lebih mengejutkan bahwa ia adalah salah satu dosen pengampu dikelas Wei Wuxian.

Ia tentu tak bisa diam saja.

"Apa kau tidak waras? Untuk apa aku kembali pada manusia brengsek itu? Memikirkannya saja sudah membuatku ingin mati bunuh diri." Wei Wuxian bergidik ngeri, namun Jiang Cheng menghadiahinya dengan tempelengan keras, "perhatikan kalimatmu, idiot!" Desisnya.

Ia benci mendengar kata bunuh diri pada kalimat Wei Wuxian, itu selalu mengingatkannya akan apa yang pernah pemuda Wei itu coba saat dia menjadi korban bullying dulu.

"Jiang Cheng! Berhenti memukul kepalaku, bagaimana jika kejeniusanku terlempar keluar?!" Ia mulai merengek sambil mengusap kepalanya yang terasa cukup sakit.

Namun Jiang Cheng hanya melengos dan melempar tasnya kesisi ranjang.

"Sudah kubilang untuk mengambil kelas yang sama denganku. Sebaiknya kau segera resign dari kelasnya dan mencari kelas lain."

Bibir Wei Wuxian mencebik, "kau pikir itu mudah? Kita sudah ada diujung semester, jika aku mengubah kelas tiba-tiba itu hanya akan membuatku menunda kelulusanku." Dengusnya.

"Lalu apa? Kau akan tetap berada dikelasnya seperti itu? Apa kau bahkan tidak ada keinginan untuk mencakar wajahnya?!"

"Aku bahkan sangat ingin memotong lehernya dan memberikannya pada cerberus* sebagai hidangan istimewa untuknya."

*cerberus/kerberos; makhluk dalam mitologi Yunani yang merupakan hewan peliharaan Hades. Digambarkan sebagai anjing berkepala tiga dan dapat menyemburkan api.

Jiang Cheng membuang napas kasar, ia sudah menyamankan diri berbaring diatas kasur Wei Wuxian yang empuk dan menatap langit-langit kamar sahabatnya, "jika dia melakukan sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, katakan saja. Kau selalu menyimpan semuanya sendirian. Itu bukan sesuatu yang baik." Katanya setengah melamun.

Silly MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang