Aloha!
Lama gak balik ke book ini, kangen ㅜ.ㅜ.
."Oeeeek!!"
Mata Wei Wuxian melotot panik begitu bayinya menangis kencang ketika ia berusaha mengganti popoknya yang telah basah.
Ibu muda itu mencoba menenangkan A Yuan dengan cara menepuk kakinya pelan, namun tak juga berhasil. Yang ada, tangisan bayi berusia dua minggu itu malah kian kencang.
Wei Wuxian panik.
Apa yang harus ia lakukan?
Kepalanya sama sekali blank untuk memikirkan cara agar bayinya kembali tenang.
Dirinya tidak pernah berpikir jika menjadi seorang ibu bisa sesulit ini!!!
"LAN ZHAN!!!!"
pada akhirnya ia menyerah.
Wei Wuxian berteriak memanggil Lan Wangji yang tengah membuat susu didapur mereka, dan tak butuh waktu lama ayah satu anak itu langsung melesat dan mendobrak pintu kamar dengan botol susu ditangan kanan dan lap dapur ditangan kiri.
Jika saja Wei Wuxian sedang tidak panik, ia pasti sudah tertawa dengan penampilan Lan Wangji yang terlihat- apa ya? Aneh? Tidak Lan Wangji sekali pokoknya!
Namun untuk sekarang jangankan tertawa, yang ada kepalanya hampir mau pecah karena tidak bisa menenangkan bayinya yang mengamuk.
"Wei Ying, kenapa?!" Lan Wangji berjalan tergopoh kearah istrinya yang telah berdiri dan kini menjauhi ranjang mereka, pemuda itu menunjuk bayi mereka yang masih menangis diatas kasur.
"A- A yuan tidak mau berhenti menangis." Adunya dengan suara lirih.
Wajahnya memerah hampir menangis, Wei Wuxian menggigiti kukunya dengan ekspresi cemas berlebihan.
Hah.
Lan Wangji membuang napas lega. Ia sangat khawatir jika saja ada sesuatu yang terjadi. Namun ternyata ini masih dengan masalah yang sama,
Dimana Wei Wuxian yang masih sangat kewalahan mengurus putera mereka dan akan panik sendiri setiap kali Lan Sizhui menangis seperti ini.
"Ssshh, sayang."
Dengan telaten, Wangji melepaskan simpul popok kain bayinya dan meletakannya kedalam keranjang cucian yang ada disamping ranjang. Jemari lentiknya mengangkat kaki mungil bayinya, membersihkan area bokong dan bagian depan A Yuan dengan tissue basah, kemudian membedakinya dengan lembut sebelum memakaikan popok baru pada putranya.
Selama proses itu, perlahan tangisan A Yuan terhenti, terganti dengan raut tenang dan mata yang masih sering terpejam. Wangji membawa bayinya kedalam gendongannya lalu beralih pada Wei Wuxian yang bersembunyi dibalik punggungnya sembari memerhatikan bagaimana Lan Wangji mengurus putranya.
Sebelah tangan pria itu meraih tangan Wei Wuxian dan menuntunnya untuk duduk disampingnya. Ia tersenyum, membelai pipi yang memucat dengan ekspresi cemas, "A Yuan tidak apa-apa. Dia hanya merasa tidak nyaman karena popoknya basah." Katanya lembut.
Namun Wei Wuxian masih belum bisa tenang, ia menunduk dan memainkan jemarinya gugup.
"Lan Zhan, maafkan aku. Seharusnya aku bisa terbiasa dan belajar mengurus A Yuan, tapi-
Itu sulit." Ujarnya sedih.
Wei Wuxian merasa telah menjadi ibu yang buruk. Selama seminggu ini, ia membiarkan Wangji mengurus putranya sendirian. Sedangkan dirinya hanya bisa menonton dibelakang dan baru menyentuh bayinya ketika ia sedang terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silly Marriage
Fiksi PenggemarBagaimana jika Wei Wuxian dijodohkan dengan Lan Wangji? "apa aku boleh bunuh diri?"-Wei Wuxian "kekanakan!"-Lan Wangji . . ...