Di sisi lain Angela masih berjalan sembari menelusuri jalan demi jalan agar semakin bisa menjauh dari lokasi rumah sakit. Hanya saja tubuh Angela sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan lelah.
Saat akan melangkah lagi Angela tiba-tiba merasakan tenaga menghilang dari tubuhnya. Pandangannya mulai buram dengan arah yang dilihatnya mulai berputar-putar.
Angela merasa panik yang ada dipikiran Angela saat ini hanya satu. Jika dia pingsan maka kalau ditemukan oleh orang lain dia akan dikirim kembali ke rumah sakit.
'Enggak, aku enggak boleh pingsan di sini. Aku harus kuat! Kalau aku pingsan di sini maka aku akan dibawa kembali ke rumah sakit. Ini enggak boleh terjadi,' ujar Angela di dalam hati.
Angela mencubit dirinya sendiri agar kembali fokus, Angela hanya berharap dengan rasa sakit yang ia derita ia bisa terus berjalan hingga menemukan bantuan.
"Hei kau kenapa?" Sebuah suara mengejutkan Angela.
Setelah datang suara itu seorang wanita memegang lengan dan bahu Angela. Wanita itu menghentikan Angela dan memperhatikan Angela dengan seksama.
"Tolong saya! Saya enggak mau kembali ke neraka itu, jangan bawa saya ke sana lagi." Angela merintih memohon.
Air mata Angela jatuh dengan tangisan pilu menyayat hati. Angela meraih tangan wanita itu meski ia tidak bisa melihat dengan jelas lagi akibat rasa pusing semakin kuat melanda dirinya.
"Hei kau kenapa? Kau korban penculikan?" Wanita itu juga terlihat panik.
Melihat ketakutan Angela yang tidak dibuat-buat sama sekali ia segera membawa Angela ke mobilnya yang terparkir tidak jauh.
Wanita itu sebenarnya hanya lewat di sana, saat melihat Angela yang berjalan sempoyongan tanpa alas kaki dia menghentikan laju mobilnya dan mendekati Angela. Siapa yang tahu kekhawatiran yang ia miliki menjadi kenyataan.
"Ayo ikut aku!" Wanita itu membantu Angela duduk dan memasangkan sabuk pengaman.
Wanita itu juga memikirkan keadaan paling buruk hingga langsung meninggalkan lokasi tersebut karena takut bertemu dengan orang yang membuat gadis cantik yang ditolongnya itu.
"Jangan bawa aku ke sana! Aku tidak mau bertemu iblis-iblis jahat itu lagi. Mereka jahat, mereka jahat."
Angela memohon sebelum kemudian memejamkan mata karena tidak sanggup lagi menahan rasa sakit yang ia terima. Di lain sisi wanita itu terus melajukan kendaraannya semakin kencang takut bertemu dengan kejahatan.
Di lokasi tempat Angela berjalan tadi seseorang ke luar dari kegelapan, tubuhnya dibalut jaket hitam dengan topi baseball menutupi kepala serta kacamata hitam. Bentuk tubuh orang itu tidak kelihatan sebab jaket hitam itu berukuran besar.
Lama ia melihat ke arah di mana Angela pergi sebelum berjalan ke arah berlawanan. Dia berjalan dengan santai, kedua tangannya berada di dalam kantong celana dan ia terlihat begitu tenang hingga tidak ada yang tahu apa yang ia pikirkan.
Wanita itu membawa Angela ke rumahnya setelah menempuh perjalanan cukup jauh, setelah sampai ia masuk ke dalam rumah dan meminta tolong pada anggota keluarganya untuk mengangkat Angela ke dalam rumah.
Angela yang sudah tidak sadarkan diri terlihat pucat pasi dengan suhu tubuh kembali menjadi panas. Angela terlihat mengigau dengan rasa takut bisa dilihat dengan jelas.
Angela dengan keadaan seperti ini benar-benar membuat perasaan seseorang hancur, rasa iba langsung merasuki hati anggota keluarga wanita itu.
"Kasihan gadis kecil ini ya!" Seorang wanita cantik paruh baya duduk di sebelah Angela.
"Iya Kak, aku tadi hanya sekedar ingin bertanya saja padanya tapi siapa yang tahu kalau dia malah berteriak ketakutan dan sepertinya dia itu korban penculikan." Wanita yang menolong Angela tadi menimpali.
"Kau sudah melakukan tindakan yang benar Renata. Gadis ini mengalami kejadian buruk hingga merasakan trauma yang mendalam."
Kangen aku kan ya, kangen ajalah. Wkwkwk. Aku up tiap hari pasti makin sayang aku kan.🤭🤭🤭
Kalau enggak kangen sama aku, aku bakar nih 🔥🔥🔥🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother I Hate You
RomanceSedang dalam tahap revisi 🙏🙏🙏 follow author dulu sebelum membaca, biar author tahu kalau yang suka ceritanya banyak, cerita belum direvisi. Aku menjadi budak nafsu kedua kakak tiriku hanya untuk bisa bertahan hidup.