35

3.3K 151 11
                                    

Mendapatkan izin dari Kelvin, kedua karyawati itu langsung kabur dari ruangan Alvin. Sebelum lari, ke-duanya menyempatkan diri mengambil file yang berserakan itu sebelum lari dari ruangan itu dengan langkah cepat. Elena tersenyum senang saat melihat kesigapan Kelvin dalam menangani keinginannya.

Setelah melihat kedua orang itu kabur, Elena melangkah dengan anggun dan hati-hati ke arah Alvin duduk. Selangkah demi selangkah, Elena terus berjalan mendekat dan senyuman cantik terus terselip di bibirnya meninggalkan Kelvin yang masih berdiri di dekat pintu.

Alvin sama sekali tidak memperhatikan kehadiran Elena dan Kelvin di dalam ruang itu, seolah bukan apa-apa, Alvin terus meneliti dokumen-dokumen lain. Alvin sama sekali tidak menganggap Elena sebagai ancaman sebab dia masih memiliki bukti perbuatan kotor Elena.

"Hai, Vin! Sudah lama kita tidak bertemu ya? Kau sibuk bekerja dan baru-baru ini mendapatkan mainan hingga tidak pernah ke luar lagi untuk nongkrong bersama kami." Elena berdiri di sebelah Alvin.

Satu tangannya menyentuh bahu Alvin sebelum dengan hati-hati bergerak menuju ke dada Alvin dengan jari membuat pola melingkar di area yang di lalui tangannya. Elena bergerak menggoda sekaligus senang dengan Alvin yang tidak menolak sentuhannya seperti biasa.

Hari ini, Elena memakai pakaian ketat seksi sebatas paha dengan belahan dada sampai ke bawah payudaranya memperlihatkan gundukan lembut yang terlihat kenyal dan terawat dengan baik. Elena menggeraikan rambutnya ke belakang agar penampilan indah dan menawannya dilihat oleh semua orang.

Riasan yang Elena kenakan hari ini terlihat natural tapi aura penggoda yang ia miliki membuat beberapa orang jijik dan menghindari dirinya. Elena berharap bisa menyusup ke dalam hati Alvin dengan cara sama ia merayu Kelvin selama ini.

"Maafkan aku Elena, tapi aku tidak tertarik dengan mainan orang." Langsung dan jelas Alvin berbicara secara lantang.

Elena yang disindir oleh Alvin tidak menaruh semua itu ke dalam hati, sebaliknya ia melangkah untuk duduk di paha Alvin sembari bergerak menggoda sengaja memperlihatkan belahan dadanya.

Sebelum Elena bisa duduk, Alvin menggeser kursinya ke belakang hingga membuat Elena jatuh ke lantai. Alvin berdiri segera setelah itu dengan mata memandang jijik tanpa disembunyikan sama sekali dari Elena.

"Jangan menyentuhku lagi! Jangan mendekat dan jangan berbicara denganku! Sudah berapa banyak gadis tidak berdosa yang kau sakiti? Tanganmu sangat kotor, menjijikkan!" Alvin tersenyum sinis.

Setelah mengatakan semua itu Alvin berjalan ke arah Kelvin dengan tangan kanannya Alvin menyentuh bahu Kelvin, meremasnya dengan kuat tapi tidak menyakiti Kelvin.

"Sadarlah, Bung! Wanita kotor ini hanya ingin memanfaatkan dirimu. Setelah keinginannya terpenuhi kau akan terbuang dan dianggap barang bekas. Kalau kau tidak percaya padaku kau bisa menyelidikinya sendiri."

Setelah mengatakan itu Alvin melangkah meninggalkan ruangan. Alvin sedetik pun tidak ingin berada satu ruangan dengan Elena.

Kelvin yang mendengar ucapan Alvin mendengus jijik dengan tidak senang. Rasa benci terlihat jelas di wajah Kelvin saat melihat kepergian Alvin dari dalam sana. Setelah Alvin menghilang, Kelvin berjalan mendekat ke arah Elena dan membantunya berdiri.

"Kau baik-baik saja bukan? Aku sudah mengatakan padamu berulang-ulang kali kalau Alvin berbeda. Aku juga sudah mengatakan padamu untuk membujuk dirinya terlebih dahulu tapi kau tidak mau mendengar apa yang aku katakan," keluh Kelvin dengan wajah sedih.

Brother I Hate YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang