Pukul 09.00 pagi Angela akhirnya terbangun sendiri, setelah mandi berganti pakaian dengan yang baru Angela melangkah ke luar kamar menuju ke meja makan. Meski malu terbangun lama dan tidak membantu apa-apa di tempat ini Angela tidak bisa menahan lapar yang ia rasakan.
Dengan mengendap-endap Angela melangkah ke meja makan tanpa melihat ke ruang tamu sama sekali. Angela tidak memperhatikan tatapan penuh harap yang diberikan Alvin padanya.
Angela sampai di meja makan mencari piring lalu makan dengan santai secara perlahan. Angela makan dengan posisi menunduk takut akan ditertawakan oleh Albert karena bangun kesiangan.
Angela merasa kursi di sebelahnya ditarik oleh seseorang, tanpa peduli Angela terus melanjutkan makannya. Tangan orang di sebelahnya terulur menyentuh rambut lembut Angela dengan penuh kasih sayang.
"Makan yang banyak, anak kita butuh asupan bergizi agar tumbuh sehat." Alvin berbisik di telinga Angela dengan luapan cinta yang tidak ia sembunyikan sama sekali.
Sendok yang dipegang Angela terjatuh, Angela memutar kepala untuk melihat orang yang duduk di sebelahnya. Mata Angela terbelalak dengan mulut melongo saat ia menemukan keberadaan Alvin di sana yang masih tersenyum lembut padanya.
"Kau di sini?" tanya Angela lebih mencoba menyakinkan dirinya sendiri.
Angela berdiri memeriksa Alvin di sampingnya takut kalau ia tengah mengkhayal. Dicubitnya pipi Alvin oleh Angela dengan keras membuat Alvin mendesis kesakitan dengan wajah memerah.
Sekuat tenaga Alvin menahan diri untuk tidak berteriak hingga menakuti Angela yang sedang hamil.
"Aku bukan khayalanmu, aku adalah manusia nyata. Albert menemuiku kemarin, memberitahu diriku tentang kehamilanmu. Aku menyuruh orang kepercayaanku untuk mencari alamatnya, bersyukur ia menemukan tempat ini dengan cepat. Albert sialan itu hanya memberiku kartu nama tanpa alamat rumah," keluh Alvin dengan wajah menyedihkan.
Alvin tersenyum puas melihat reaksi Angela, ditariknya tangan Angela untuk duduk agar bisa melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Alvin mengambil alih piring di depan Angela, menyuapi Angela dengan lembut.
Angela yang masih terkejut membuka mulutnya dengan patuh tanpa perlawanan. Sampai makanan di piring habis Angela masih belum sadar dari kebingungannya.
Setelah makan, Alvin mengajak Angela duduk ke ruang tamu untuk berbicara, Alvin bahkan mengabaikan keberadaan Albert dan terus menatap Angela tanpa berpaling sama sekali.
"Pipimu semakin bulat," ujar Alvin sembari mencolek pipi chubby Angela yang semakin besar.
"Tentu saja, di sini dia diperlakukan dengan baik. Diberi makanan terbaik, perawatan serta barang-barang terbaik. Tidak sama seperti tempatmu, jika dia aman di tempatmu dia tidak akan berkeliaran di luar sana dengan keadaan yang menyedihkan," ejek Albert sinis.
Albert memang tidak bisa mengorek informasi tentang masalah yang dialami Angela di rumah Alvin tapi dia bisa mendapatkan berita tentang masa lalu Angela ketika bersama kekasih Anton.
Angela mengalami cemoohan, intimidasi serta kalimat-kalimat hinaan. Semua itu Angela dapatkan berkat ocehan yang sengaja Rita lontarkan pada tetangga mereka ketika Rita berbelanja di warung.
Albert marah, kesal dan benci saat mengetahui semua itu. Rita begitu hebat dalam memanipulasi perasaan Angela dengan bersikap lemah padahal semua itu adalah cara Rita untuk membuat Angela semakin melekat pada dirinya tanpa bisa lepas.
Rita ingin Angela merasa berhutang rasa salah hingga membuat Angela mau melakukan apa saja untuknya nanti.
Maaf, ternyata draftnya sudah ada. Tapi aku lupa buat publish gara-gara sakit gigi😭😭😭😭🤣🤣🤣🤣🙏🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother I Hate You
RomanceSedang dalam tahap revisi 🙏🙏🙏 follow author dulu sebelum membaca, biar author tahu kalau yang suka ceritanya banyak, cerita belum direvisi. Aku menjadi budak nafsu kedua kakak tiriku hanya untuk bisa bertahan hidup.