Anton marah mendengarkan apa yang dikatakan Albert barusan padanya.
"Kau," ujar Anton tergagap tanpa tahu harus mengatakan apa lagi.
Anton takut apa yang akan dia katakan pada Albert berbalik menyerang dirinya sendiri. Albert yang mengerti dengan lidah terikat Anton tersenyum penuh kemenangan.
"Tidak bisa menjawab bukan, Anda harus mengakui kalau Anda sudah salah. Ah, aku ingin memberikanmu sebuah berita bagus yang akan membuatmu merasa sangat nyaman. Aku akan membantu Ibuku untuk mengurus perceraian dengan Anda. Anda akan mendapatkan kebebasan yang selama ini Anda inginkan." Albert memutuskan sambungan komunikasi mereka dan menjadikan nama Anton sebagai daftar hitam di ponselnya.
Albert berjalan ke luar kamarnya dan menemukan Angela dan Alena sedang tertawa bersama. Layaknya pasangan ibu dan anak sejati, saat ini Alena tengah menyisir rambut Angela dengan posisi Angela duduk di bawah Alena.
Posisi Angela memudahkan Alena untuk menyentuh kepala Alena sesuka hati. Saat keduanya tengah sibuk dan Albert memandang dengan mata dipenuhi kelembutan Angela merasa mual dan berlari cepat ke westafel.
Angela memuntahkan semua makanan yang tadi masuk ke perutnya, Angela jatuh terduduk lemas setelah tidak ada lagi yang bisa ia keluarkan. Angela menangis menahan rasa pahit yang begitu kentara di kerongkongannya.
"Sayang kamu kenapa?" tanya Alena khawatir.
Alena mengusap punggung Angela dan melihat sekeliling untuk mencari minyak kayu putih.
"Albert bantu Ibu! Carikan minyak kayu putih sekarang juga!" perintah Alena khawatir.
Suara Alena jauh berbeda dengan beberapa menit yang lalu. Angela yang lemah memeluk Alena dengan tangisan yang semakin lama terdengar menyayat hati.
"Sabar ya Sayang! Kamu kuat enggak? Kita pindah yuk ke sofa itu," tunjuk Alena pada sofa yang tidak jauh dari westafel.
Angela mencoba berdiri namun, ia kembali terduduk karena tidak ada tenaga sama sekali di tubuhnya. Angela menyerah dan menggelengkan kepala dengan wajah sedih.
Albert yang berhasil menemukan minyak kayu putih memberikan itu pada Alena dan mengangkat tubuh Angela ke kamarnya. Angela bersandar di dada Albert dengan tangan memeluk leher Albert erat.
Isak tangis Angela karena rasa pusing dan pahit di kerongkongannya membuat Albert tidak tahan. Sayang, Albert tidak tahu bagaimana cara membujuk Angela karena dia belum pernah membujuk orang lain sejak dulu.
"Aku akan memanggil dokter kemari, Bu! Ibu jaga Angela saja di sini," ujar Albert dengan cepat setelah ia berhasil meletakkan Angela di tempat tidur.
Albert buru-buru berlari ke luar dengan kecepatan di atas rata-rata karena tidak tega melihat tangisan sedih Alena. Setelah sampai di luar kamar, Albert menghubungi dokter pribadinya untuk memeriksa keadaan Angela.
Satu jam telah berlalu, pintu rumah Albert diketuk dari luar dengan irama teratur. Albert segera membuka pintu dan melihat seorang dokter wanita yang seusia dengan dirinya berdiri di depan pintu.
"Halo, saya dokter Friska! Saya dikirim ke sini oleh dokter Edward karena dia ada operasi mendadak." Friska memperkenalkan diri dan membungkuk hormat.
Albert mengangguk dan membiarkan Friska masuk ke dalam rumah dan mengajaknya langsung menuju kamar di mana Angela berada. Di dalam sana, Angela sudah tertidur dan Alena dengan penuh kasih sayang menjaga dan memperhatikan Angela.
"Bu, dokter yang aku panggil sudah datang." Albert menyentuh bahu Alena lembut.
Alena mengangguk dan menggeser posisi duduknya agar dokter yang dibawa Albert bisa memeriksa Angela lebih leluasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother I Hate You
RomanceSedang dalam tahap revisi 🙏🙏🙏 follow author dulu sebelum membaca, biar author tahu kalau yang suka ceritanya banyak, cerita belum direvisi. Aku menjadi budak nafsu kedua kakak tiriku hanya untuk bisa bertahan hidup.