Alvin memungut baju Angela yang bertebaran dan membawa baju itu ke kamar mandi tempat Angela sedang berendam.
"Sudah lebih baik?" tanya Alvin saat melihat Angela masih memejamkan mata.
Mendengar pertanyaan Alvin Angela langsung membuka matanya, sepertinya dia masih takut dengan apa yang sudah terjadi tadi malam.
"Sudah, aku ingin ke kamarku!" pinta Angela dengan suara lembut sembari berusaha bangkit dari bak mandi.
Alvin menaikkan alisnya seolah sedang menghina Angela, dia meletakkan baju kotor Angela ke dalam keranjang pakaian kotor yang terletak di sudut kamar mandi. Angela merasa tidak nyaman dengan senyuman Alvin, tapi dia juga tidak memiliki keberanian.
"Di luar ada pelayan yang sedang membersihkan kamarku jika kau ingin disebut sebagai penggoda kakakmu sendiri tidak masalah," jawab Alvin enteng sembari masuk ke dalam bak mandi.
Alvin ikut mandi bersama Angela dan setelah seluruh tubuhnya terasa bersih, Alvin mengangkat Angela ke kamar. Sepertinya Alvin sudah memperhitungkan lamanya pelayan itu membersihkan kamarnya.
Kamar yang semalam menjadi saksi kegiatan panas mereka telah bersih dan tidak lagi memiliki aroma maupun jejak tindakan tadi malam. Semua seprai dan sarung bantal diganti dengan yang baru, lantai kamar pun begitu bersih dan wangi.
"Apakah pelayan tahu?" Angela bertanya dengan nada takut, suaranya bergetar menahan malu yang merasuk hingga ke tulangnya.
"Kalau mereka tahu pun apa masalahnya? Kau tenang saja mereka tidak akan berbicara kepada siapapun termasuk pada Kelvin sendiri." Alvin merebahkan tubuh Angela ke atas tempat tidur setelah itu Alvin mengambil handuk bersih yang terletak di dalam lemari.
"Tapi aku malu," jawab Angela dengan suara bergetar.
"Baiklah." Entah apa yang dipikirkan Alvin namun jawaban santainya membuat Angela bingung dan memilih untuk diam dan tidak lagi berbicara.
"Mulai hari ini kau akan tidur di kamar ini, untuk berjaga-jaga dari Kelvin maka pakaianmu akan tetap berada di kamarmu. Untuk pakaian yang akan kau gunakan di kamarku nanti akan ada pelayan yang mengantarnya." Alvin mengambil kemeja berwarna putihnya dari dalam lemari dan menyerahkan pakaian itu pada Angela.
"Ini untuk apa?" tanya Angela bingung saat menerima kemeja putih itu.
"Kau pakailah ini untuk sementara sampai pakaian barumu datang." Alvin mengucapkan semuanya dengan lugas dan jelas setiap kata yang diucapkan Alvin ada keinginan untuk tidak ditolak oleh Angela sama sekali.
Senyuman aneh terbit di bibir Alvin ketika melihat Angela ragu-ragu menerima pakaian itu.
"Apakah kau mau telanjang terus atau memakai ini terserah keinginan dirimu. Kalau aku memang lebih suka melihat tubuhmu tidak memakai apapun jadi aku bisa dengan mudah menyantapmu." Alvin tersenyum senang sembari mengangkat bahu.
Sontak Angela dengan terburu-buru memakai kemeja itu meski tanpa menggunakan pakaian dalam sama sekali.
Alvin mengetuk layar ponselnya dan entah apa yang dia kerjakan Angela hanya bersikap tidak peduli. Angela sibuk duduk di tempat tidur sembari memperhatikan keadaan kamar Alvin.
Kamar Alvin terlihat elegan dengan cat dinding berwarna hitam dan putih namun lebih di dominasi oleh warna hitam.
Tempat tidur Alvin memiliki ukuran yang luar biasa besar dengan kepala ranjang tinggi. Di atas kepala ranjang ada foto Alvin tengah memakai pakaian kerja dengan gaya elegan yang memesona.
Di sebelah kanan ada lemari pakaian besar tiga pintu yang terlihat unik dan lucu. Di sebelah kanan lemari ada pintu yang merupakan tempat sepatu dan pakaian kantor Alvin lainnya diletakkan. Yang membuat Angela heran untuk apa lemari ada jika pakaian Alvin terletak di ruang khususnya itu.
Di luar para pelayan rumah lama digiring oleh bodyguard Alvin yang baru datang menuju ke sebuah mobil besar yang terparkir. Semua pelayan yang dulu bekerja akan dipindahkan ke rumah pribadi Alvin dan pelayan di sana dipindahkan ke rumah ini, Alvin tidak ingin apa yang telah dia rencanakan terganggu oleh sikap pelayan yang nantinya tidak mematuhi perintahnya.
Satu-persatu para pelayan memasuki mobil yang akan membawa mereka ke kediaman Alvin yang terletak di tempat jauh, tepatnya rumah pribadi Alvin terletak ditepi sebuah pegunungan dengan pemandangan indah.
Alvin tersenyum saat notifikasi ponselnya berbunyi. Alvin dengan senyuman melihat Angela yang tengah memperhatikan kamarnya. Sedangkan Angela tidak sadar kalau dirinya sudah berada di mulut harimau dan sebentar lagi akan menjadi santapan lezat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother I Hate You
RomanceSedang dalam tahap revisi 🙏🙏🙏 follow author dulu sebelum membaca, biar author tahu kalau yang suka ceritanya banyak, cerita belum direvisi. Aku menjadi budak nafsu kedua kakak tiriku hanya untuk bisa bertahan hidup.