9. Keberadaan Eliza

19.3K 306 9
                                    

Perjalanan panjang itu mengantar mereka ke pemakaman yang terletak di tepi kota, perjalanan ke sana cukup menguras waktu dan tenaga sebab menempuh waktu yang cukup lama. Keadaan pemakaman yang biasanya sepi sekarang menjadi ramai, banyak orang yang berlalu lalang di sana.

Jenazah Andra langsung dikeluarkan dari ambulance dan digotong ke tempat peristirahatan terakhirnya, tidak ada kesedihan di wajah Alvin sama sekali saat Andra diturunkan ke tanah.

Angela memeluk dirinya sendiri dengan wajah menyedihkan, keluhan, air mata dan juga raut kehilangan semuanya menjadi satu di wajah cantik Angela. Dia juga menyaksikan saat jenazah Andra diturunkan lalu ditutupi tanah, semua orang tampak diam menunggu semuanya selesai.

Setelah semua proses selesai mereka akhirnya kembali pulang menuju rumah masing-masing dan Angela pulang ke rumah Andra dengan Kelvin yang selalu menuntun dirinya. Kelvin selalu mengajak Angela berbicara dengan tujuan lebih dekat dengan Angela, Angela pun kadang langsung menanggapi dan kadang butuh waktu untuk dirinya menjawab pertanyaan Kelvin.

"Mulai hari ini kami yang akan menjagamu, kau harus belajar yang rajin dan juga kau harus menjaga kesehatanmu. Tentang Ibumu kami akan mencarinya sesuai dengan amanat Ayahmu." Kelvin menatap Angela dengan iba.

Sepanjang proses pemakaman hingga jalan pulang menuju ke rumah Angela hanya berdiam diri tanpa banyak bicara hingga membuat Kelvin khawatir. Sesekali air mata akan menetes di pipi cantiknya meski Angela langsung menghapusnya agar tidak membuat orang di sekitarnya khawatir.

"Tapi aku bukan siapa-siapa bagi Kakak! Ayah dan Ibu juga belum menikah, bagaimana mungkin aku bisa menjadi beban untuk kalian?"Angela menatap Kelvin dengan wajah bingung.

"Ayah menitipkanmu pada kami, Ayah selalu mengatakan agar kami menjaga dan melindungi dirimu layaknya adik kami sendiri. Ayah juga menyuruh kami membawa kamu bersama kami." Kelvin menatap Angela dengan senyuman tulus.

Wajah tampan Kelvin membuat Angela merasa tenang apalagi suara lembut Kelvin hampir sama dengan suara Andra membuat Angela menjadi luluh dan mengangguk.

"Apakah Ibuku masih memiliki harapan untuk hidup?" tanya Angela dengan wajah penuh harap.

Angela nampaknya sangat membutuhkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di otaknya.

"Selama Ibumu belum ditemukan maka dia masih memiliki harapan hidup. Kau tidak perlu khawatir kita akan berusaha untuk menemukannya." Kelvin dengan lembut mengusap rambut Angela.

Mendengar jawaban Kelvin yang belum tahu kepastiannya, Angela mulai merasa tenang.

Mereka sampai di rumah dan menuju kamar masing-masing namun menjelang sore Kelvin mendapatkan panggilan telepon untuk berangkat ke luar negeri dan meninggalkan Angela bersama Alvin.

Sedangkan Alvin yang nampak acuh tak acuh malah pergi bersenang-senang dengan teman-temannya meninggalkan Angela di rumah sendirian. Sedikitpun Alvin tidak memikirkan tentang Ayahnya yang baru saja meninggal dunia.

Alvin berkumpul dengan teman-temannya di sebuah club' dan mulai minum-minuman keras yang disuguhkan oleh teman-temannya itu untuk menghilangkan stres. Mereka tertawa bahagia, di dalam ruangan pribadi itu ada beberapa wanita yang menemani mereka bahkan ada wanita yang tidak mengenakan pakaian lagi.

Mereka bersenang-senang dengan dalih melupakan masalah yang menerpa, bahkan ada teman Alvin yang bercumbu di dalam ruangan itu. Para wanita yang disewa atau datang secara sukarela itu membiarkan tubuhnya menjadi mainan para pria tampan dan kaya raya yang ada di dalam ruangan.

Ketika Alvin sudah mabuk berat temannya mengantar Alvin pulang ke rumah ayahnya dan langsung di sambut oleh Angela yang ternyata masih belum bisa tidur juga.

Malam itu adalah malam di mana Alvin menyentuh Angela dan membuat Angela kehilangan keperawanannya.

Brother I Hate YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang